Sejarah Gol Supermahal Rp17,3 Triliun! Pemicu Roman Abramovich Beli Chelsea
INDOSPORT.COM - Sekilas tak ada yang benar-benar istimewa dalam laga pamungkas Liga Inggris 2002-2003 antara Chelsea menghadapi Liverpool. Tajuk duel memang pertaruhan tiket terakhir ke Liga Champions, tapi rupanya terselip satu kejadian lain yang jauh lebih krusial.
Ketika itu, Chelsea mesti berjuang habis-habisan dalam partai penentuan demi memperebutkan posisi keempat klasemen yang bakalan berujung jatah terakhir Liga Champions. Tripoin menjadi harga mati bagi armada Claudio Ranieri, 11 Mei 2003.
Pengamat menjagokan Liverpool karena lebih berpengalaman dan menyimpan catatan apik selalu lolos ke Liga Champions dalam dua musim terdahulu, sedangkan Chelsea baru sekali mencicipi gemerlap kejuaraan antarklub terelite seantero Benua Biru, yakni pada edisi 1999-2000.
Prediksi pengamat mendekati kenyataan tatkala Liverpool sanggup membuka skor terlebih dulu melalui Sami Hyypia pada menit ke-10. Dia menyambut tendangan bebas Danny Murphy dengan tandukan akurat dari jarak dekat yang tak bisa dihentikan kiper Chelsea, Carlo Cudicini.
Namun, keunggulan Liverpool rupanya cuma bertahan tiga menit saja. Chelsea menyamakan kedudukan berkat aksi Marcel Desailly yang begitu jeli mengarahkan sundulan ke pojok bawah gawang Jerzy Dudek menyambut umpan silang Jesper Gronkjaer.
Berselang 13 menit kemudian, Chelsea berbalik unggul setelah Gronkjaer menceloskan bola lewat tendangan melengkung keren dari jarak 15 meter. Gelandang berkebangsaan Denmark itu sekaligus menentukan kemenangan tim mengingat tak ada lagi gol yang tercipta di sisa waktu.
Suka Chelsea, duka Liverpool. Kekalahan ini turut memperpanjang catatan minor di Stamford Bridge berupa paceklik menang selama 14 pertandingan sejak 16 Desember 1989, bukan hanya di Liga Inggris, melainkan juga di Piala FA.
Kekecewaan Liverpool semakin lengkap dengan kartu merah yang diterima Steven Gerrard. Dia mesti diganjar kartu kuning kedua akibat melanggar keras Graeme Le Saux pada menit ke-90.
Prestasi Claudio Ranieri meloloskan Chelsea ke panggung Liga Champions patut digaris bawahi karena memfasilitasi perjalanan menuju level elite pada musim berikutnya seiring akuisisi klub oleh taipan asal Rusia, Roman Abramovich.
Media-media Inggris bahkan menyebut kemenangan Chelsea di pertandingan pamungkas Liga Inggris 2002-2003 berpengaruh signifikan terhadap minat Abramovich mengambil alih klub.
1. Ranieri Terbuang
Aksi krusial Jesper Gronkjaer sampai dijuluki ‘Gol Satu Miliar Pound’ sesuai nilai kucuran dana yang mengalir dari kocek bos baru (sekitar Rp17,3 triliun).
“Saya masih ingat betul gol tersebut. Saya berupaya menusuk ke dalam lalu melepaskan tembakan melengkung menuju tiang jauh Liverpool. Entah Abramovich jadi membeli Chelsea atau tidak bila saya tak mencetak gol itu,” cetus Gronkjaer beberapa waktu lalu.
Namun, jasa besar Claudio Ranieri seakan tidak berarti apa-apa bagi Roman Abramovich yang memutuskan untuk mendepak sang manajer pada pengujung 2003-2004.
Alasannya karena Chelsea gagal merengkuh gelar kendati mampu menembus semifinal Liga Champions plus menduduki posisi runner-up Liga Inggris di bawah Arsenal.
Susunan Pemain:
Chelsea (4-4-2): 23-Cudicini; 3-Babayaro, 6-Desailly, 13-Gallas, 14-Le Saux; 15-Melchiot, 30-Gronkjaer (12-Stanic 67'), 8-Lampard, 17-Petit; 22-Gudjohnsen (25-Zola 71'), 9-Hasselbaink (39-Cole 79')
Cadangan: 1-De Goey, 20-Morris
Pelatih: Ranieri (Ita)
Liverpool (4-4-2): 1-Dudek; 23-Carragher, 30-Traore, 4-Hyypia, 18-Riise (28-Cheyrou 74'); 9-Diouf (15-Berger 62'), 17-Gerrard, 13-Murphy, 21-Diao (8-Heskey 45'); 10-Owen, 5-Baros
Cadangan: 19-Arphexad, 25-Biscan
Pelatih: Houllier (Pra)
Stadion: Stamford Bridge (41.911)
Gol: Desailly 13', Gronkjaer 26'/Hyypia 10'
Wasit: Wiley
Kartu Kuning: Gallas, Hasselbaink, Le Saux (C)/Gerrard (L)
Kartu Merah: Gerrard 90' (L)