3 Pemain Terbaik di Laga Chelsea vs Real Madrid: Kante Paling Bersinar
INDOSPORT.COM - Chelsea berhasil melangkah ke final Liga Champions 2020/21 usai menumbangkan Real Madrid. Kemenangan ini pun berkat apiknya penampilan kolektif The Blues. Namun dari 11 pemain, terdapat tiga sosok yang perannya sangat menonjol.
Chelsea berhasil melangkah ke final usai mengalahkan Real Madrid di semifinal leg kedua dengan skor 2-0. Secara agregat, The Blues berhasil menang dengan skor 3-1 atas Los Blancos.
Sejatinya, Chelsea nampak bermain aman di leg kedua ini. Terlihat Real Madrid lebih mendominasi pertandingan lewat penguasaan bola kendati The Blues menjadi tim yang paling banyak membuat Clear Cut Chances (peluang yang benar-benar matang) sepanjang laga.
Adapun dua gol yang diciptakan Chelsea berangkat dari Pressing ketat, serangan balik kilat, dan kesalahan pemain Real Madrid dalam bertahan.
Gol pertama Chelsea dibuat oleh Timo Werner memanfaatkan bola hasil tendangan Kai Havertz yang terlebih dahulu menerpa mistar gawang Real Madrid di menit ke-28.
Werner yang tak terkawal berhasil menyambut bola tepat di muka gawang dengan tandukannya. Ia pun terbebas dari Offside tak seperti gol pertamanya yang dianulir di laga ini.
Werner nampak menggila di laga kali ini di mana ia kerap mengarsiteki serangan balik cepat Chelsea. Beberapa kali The Blues mendapat Clear Cut Chances lewat skema serangan balik.
Namun, Chelsea baru mampu menghabisi laga ini di lima menit akhir waktu normal. Mason Mount menyudahi laga ini lewat golnya memanfaatkan Cut Back Christian Pulisic.
Mount berhasil menyambut bola dan mencetak gol yang membuat langkah Real Madrid otomatis terhenti di Liga Champions 2020/21.
Meski Timo Werner dan Mason Mount mampu mencetak gol, kedua pemain ini nyatanya bukanlah pemain yang paling bersinar di laga Chelsea vs Real Madrid. Lantas, siapa saja pemain yang bersinar selain kedua pencetak gol ini? Berikut rangkumannya.
1. 3 Pemain Paling Bersinar di Laga Chelsea vs Real Madrid
1. N’Golo Kante
N’Golo Kante menjadi pemain paling menonjol di laga ini. Sebab, ia menjadi arsitek utama di balik dua gol yang Chelsea buat ke gawang Real Madrid.
Ia menjadi otak gol pertama berkat kecerdikannya sebelum ia meyodorkan bola ke Kai Havertz yang lantas menchip bola dan membentur mistar gawang dan kemudian ditanduk Werner.
Di gol kedua, Kante mampu merebut bola dari kaki Nacho dan mengirim bola ke Pulisic yang lantas melepaskan Cut Back ke Mason Mount.
Kante sejatinya bisa saja mencatatkan namanya di papan skor andai di menit ke-66 ia mampu mencetak gol memanfaatkan operan Werner.
Secara statistik dikutip dari Squawka, Kante memenangi 100 persen duel udara, 4 kali memasuki area penalti lawan, 4 intersep, 4 kali memenangi duel, 3 kali membuat peluang dan membuat dua kali Ball Recoveries.
Apa yang ditampilkan Kante menjadi salah satu penampilan gelandang Box to Box terbaik sepanjang sejarah semifinal Liga Champions.
2. Edouard Mendy
Chelsea yang tak bermain dominan pun mengandalkan pertahanan Compact untuk meminimalisir peluang yang diciptakan Real Madrid.
Meski mampu meminimalisir peluang, nyatanya Real Madrid tetap mampu mengancam dari luar kotak penalti atau mengandalkan umpan silang.
Di sinilah peran Edouard Mendy terlihat. Ia bak Superman karena mampu menghalau bola dengan baik dengan refleknya.
Dilansir Fotmob, Mendy harusnya kebobolan setidaknya satu gol. Tercermin dalam Expected Goals Conceded (xGC) yang ia terima yang bernilai 0.52.
Namun, Mendy mampu menjaga gawangnya tetap perawan di leg kedua dengan membuat 5 Saves (penyelamatan) di mana 3 di antaranya adalah Diving Saves yang menghalau sepakan dan tandukan Karim Benzema dari luar dan dalam kotak penalti.
Tanpa kehadiran Mendy di bawah mistar, mungkin Chelsea akan kebobolan satu gol dan membuat Real Madrid mudah menjalani semifinal leg kedua.
3. Jorginho
Jorginho mungkin tak terlihat perannya karena terangnya sinar N’Golo Kante di laga ini. Tapi, perannya tak bisa dianggap remeh terutama saat menjadi tembok pertama saat Chelsea bertahan.
Kehebatan Jorginho terlihat dari visi yang ia miliki dan kejeniusannya menngontrol permainan. Di laga ini, atribut tersebut ia lengkapi dengan penampilan bertahan yang ia tunjukkan.
Jorginho yang telah mendapat kartu kuning di menit ke-13, nyatanya sangat lihai dalam bertahan dengan membuat 6 intersep (terbanyak di laga ini), memenangi 100 persen duel udara, serta membuat 2 tekel dari 2 kesempatan.
Bayangkan, intersep dan tekel yang ia lakukan tergolong sukses tanpa membuat pelanggaran yang berpotensi membuatnya mendapat kartu kuning kedua di sisa laga.
Dalam menyerang, Jorginho pun hampir mencetak 1 assist lewat bola lambung yang ia lepaskan. Sayangnya, Kai Havertz yang menerima bola dalam keadaan tak terkawal tak mampu menjinakkan Thibaut Courtois.