x

3 Kerugian yang Timbul dari Berdirinya Liga Super Eropa

Senin, 19 April 2021 18:39 WIB
Penulis: I Made Dwi Kardiasa | Editor:

INDOSPORT.COM - Tiada angin tiada hujan, presiden Real Madrid, Florentino Perez menggelar Liga Super Eropa untuk menandingi kompetisi yang dinaungi UEFA. Bakal bergulir dalam waktu dekat, ada tiga kerugian fatal yang dialami partisipannya.

Berawal dari berbagai penilaian kurang memuaskan terselenggaranya Liga Champions, orang nomor satu di Los Blancos lantas getol ingin adanya kompetisi yang adil. Tak heran, ia pun menggagas adanya liga khusus yang diikuti 20 tim elit seantero Eropa.

Baca Juga
Baca Juga

Pola pikirnya pun sejalan dengan petinggi klub lain yang kini jadi wakil ketua terselenggaranya Liga Super Eropa. Sebut saja Stan Kroenke (Arsenal), John W.Henry (Liverpool), Andrea Agnelli (Juventus), dan Joel Glazer (Manchester United).

Diikuti oleh 12 klub yang sama-sama sepakat tinggalkan UEFA yakni Manchester United, Man City, Chelsea, Arsenal, Tottenham, Liverpool, AC Milan, Inter Milan, Juventus, Atletico Madrid, Barcelona, dan Real Madrid. LSE masih menunggu tiga tim lainnya.

Nantinya, 15 klub pendiri atau founding bakal langsung melakoni kompetisi yang memperebutkan hadiah juara senilai 400 juta euro (Rp6,9 triliun), empat kali lipat dari pendapatan di Liga Champions. Subsidi pun bakal diberkan kepada para partisipan.

Baca Juga
Baca Juga

Berani jamin tingkat kesejahteraan 20 tim yang turut serta, siapa sangka kompetisi yang dipimpin oleh Perez ini dibantu oleh bank ternama Amerika, JP Morgan lewat investasi 6 miliar euro (Rp104 triliun). Belum ditambah hak siar dan sponsor lainnya.

Kendati menggiurkan, kompetisi ini tentu menjadi saingan utama Liga Champions-nya UEFA. Berbagai kecaman pun datang, baik dari para penikmat sepak bola, pemain legendaris, hingga FIFA yang tak segan-segan melarang para pemain ikut Piala Dunia.

Adapun Liga Super Eropa dikabarkan bakal bergulir 2023-2024 atau bahkan lebih cepat pada bulan Agustus tahun ini benar-benar terjadi, ada kans kerugian fatal yang menyertainya. Berikut INDOSPORT merangkum tiga masalah yang akan datang.


1. Ini 3 Kerugian Gara-gara Liga Super Eropa

Bermasalah dengan UEFA membuat Liga Super Europa ini bawa tiga kerugian bagi tim dan pemainnya nanti.

Ditendang dari Kompetisi Lokal dan Eropa

Eks Presiden Indonesia, Ir. Soekarno sempat punya semboyan 'Jasmerah' yang bermakna 'Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.' Maksud dari pesan ini pun sangat erat kaitannya dengan 12 klub yang memilih ikut serta dalam Liga Super Eropa.

Alasannya? Sederhana, sebagian besar tim-tim tersebut memiliki nama besar dari kompetisi lokal yang dihelat UEFA. Sebut saja Manchester United yang punya ikatan kuat di Liga Inggris atau Real Madrid selaku penguasa Liga Champions.

Setan Merah setidaknya punya catatan kemenangan Liga Inggris terbanyak yakni 13 kali. Tak jauh berbeda dengan Los Blancos yang sempat menangi gelar Si Kuping besar sebanyak 13 kali sekaligus terbanyak sepanjang sejarah.

Ketika mereka berpaling ke Liga Super Eropa, konsekuensinya pun begitu mengerikan karena semua klub masuk daftar hitam baik di liga domestik dan Eropa. Hal ini tak lepas dari kerjasama UEFA dengan federasi sepak bola di seluruh negara Eropa.

Pemain Jadi Korban Keegoisan

Salah satu efek domino yang sangat terasa ialah 'pengkhianatan' pesepak bola terhadap bangsa. Meski terdengar sadis, tapi ini fakta setelah FIFA ikut melawan proyek ambisius yang digagas oleh Florentino Perez ini.

Ya, para pemain dari partisipan liga khusus tim-tim elit ini dilarang turut serta dalam kompetisi Piala Dunia. Bisa dibayangkan ketika gelaran sepak bola terbesar sejagad ini tanpa nama Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, dan pemain besar lainnya.

Absennya sekaliber Messi dan Ronaldo pun kian buat prestasi mereka tanpa kemajuan. Apalagi koleksi trofi mereka hanya tinggal di tingkat timnas saja. Jika benar mereka tak bisa ikut serta, cukup disayangkan di usia kian dekat dengan masa pensiun.

Apalagi gelaran pesta sepak bola terbesar sejagad ini menjadi favorit masyarakat dunia dengan jumlah penonton lebih dari 1 miliar. Gara-garanya para pemain yang tak ikut serta akan kehilangan pamornya di mata dunia.

Dicampakkan Fans

Nama besar bintang sepak bola tak lepas dari fans yang mencintainya dimanapun mereka merumput. Tapi, apa jadinya jika pemindahan kompetisi ini bisa buat ratusan pemain justru dibenci?

Semua itu nyatanya benar-benar bisa terjadi setelah seruan jika Liga Super Eropa sarat akan politik uang. Alasannya? Cukup masuk akal mengingat para penonton nantinya diwajibkan untuk membayar lebih mahal saat tim kesayangannya berlaga.

Berbagai gerakan penolakan pun terjadi mulai dari trending di lini masa Twitter yang kini mencapai 596 ribu cuitan, berikut media sosial lainnya. Para pegiat sepak bola pun menentang keputusan terselenggaranya kompetisi ini.

Alhasil, siap-siap saja para pemain ternama mulai dari Ronaldo atau Messi ditinggal oleh fans yang kadung merasa terkhianati. Tim-tim besar sepak bola pun terkena imbasnya yang ramai-ramai kena boikot masal gara-gara Liga Super Eropa nantinya.   

Real MadridAtletico MadridManchester UnitedCristiano RonaldoLiverpoolChelseaArsenalFIFAManchester CityBarcelonaLionel MessiPiala DuniaUEFAAC MilanInter MilanJuventusTottenham HotspurFlorentino PerezLiga Super EropaBola InternasionalSports FansSepak Bola

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom