Jorginho: Jenderal Lini Tengah Chelsea yang Dicemooh dan Tak Disegani
INDOSPORT.COM – Jika membicarakan siapakah pemain Chelsea yang tak pernah dipuji atau disegani, tentu jawabannya adalah Jorginho. Padahal, ia adalah jenderal lini tengah yang memiliki peran vital dalam permainan The Blues.
Sebagai tim papan atas, Chelsea memiliki banyak pemain berkualitas dengan nama besar. Tak ayal, pujian dan sanjungan kerap mengarah ke para penggawanya saat tampil apik di setiap laga.
Namun, pujian dan sanjungan itu tak berlaku bagi Jorginho. Tanpa disadari, pemain berkebangsaan Italia ini malah kerap menjadi cemoohan dan jauh dari kata disegani.
Padahal, sebagai pemain tengah yang bermain di jantung permainan Chelsea, Jorginho memiliki peran yang amat vital. Tapi, peran yang ia mainkan tak pernah dipuji, alih-alih disegani.
Jorginho dengan segala kelebihannya lebih kerap dipandang sebelah mata oleh pendukung Chelsea sendiri. Tak ayal, sejak musim panas 2020 lalu, namanya santer diberitakan akan digantikan Declan Rice.
Keinginan pendukung Chelsea menggantikannya dengan Rice tak lepas dari posisi yang dimainkan Jorginho. Di era Frank Lampard, pemain berusia 29 tahun ini bermain di depan bek atau pemain bernomor 6 dalam skema 4-3-3.
Pada posisi ini, banyak yang meyakini N’Golo Kante lebih baik ketimbang Jorginho. Alasannya mudah. Jorginho tak memiliki fisik tangguh untuk bermain di posisi itu. Tak ayal, nama Rice pun diyakini akan menggantikannya.
Penghinaan terbesar untuknya pun datang saat pendukung Chelsea lebih memilih Billy Gilmour, yang notabene pemain muda dengan fisik yang terbilang kecil, bermain di posisi tersebut ketimbang melihat Jorginho.
Dari fakta ini saja cukup menyimpulkan bahwa Jorginho tak begitu disegani sejak kedatangannya pada 2018 silam dari Napoli.
Meski tak disegani atau dihormati dan bahkan dipuja pendukung Chelsea, Jorginho nyatanya mendapat pujian dari beragam elemen sepak bola. Termasuk saat dirinya ditahbiskan menjadi pemain terbaik Liga Inggris sepanjang tahun 2021 ini.
1. Malangnya Nasibmu, Jorginho
Masih tergambar jelas bagaimana pada musim 2018/19 lalu, Jorginho mendapat olok-olok dari pendukung Chelsea di stadion.
Kala itu, Jorginho disoraki pendukung Chelsea dengan alasan ia dianggap anak kesayangan Maurizio Sarri dan merebut posisi natural Kante di pos gelandang bertahan.
Sejenak, Jorginho tak memiliki kesalahan apapun. Ia hanya menjalankan peran yang harus ia mainkan. Mungkin hingga saat ini, banyak yang salah menafsirkan perannya sebagai Regista di pos nomor 6 atau gelandang bertahan.
Sebagai Regista atau Deep Lying Playmaker, Jorginho bertugas mengalirkan bola lewat kreatifitasnya dan mengatur irama permainan dari depan jantung pertahanan. Posisi Regista yang dimainkan Jorginho itu tepat berada di posisi nomor 6 atau gelandang bertahan dalam skema 4-3-3.
Dapat disimpulkan, Jorginho berada di posisi tersebut karena kebutuhan tim. Sarri saat itu memainkan pola ofensif berbasis penguasaan bola sehingga peran Jorginho dibutuhkan di pos nomor 6 dalam skema 4-3-3.
Jika tim memainkan permainan bertahan atau defensif, maka peran Jorginho di posisi nomor 6 tak begitu berguna. Justru dibutuhkan pemain bertipe Kante dan Rice untuk pola defensif dalam skema 4-3-3.
Tetapi mengatakan Jorginho tak berguna saat bertahan karena fisiknya yang tak kuat dan larinya yang tak kencang seperti Kante atau Rice, maka itu adalah kesalahan besar.
Statistik membuktikan bahwa Jorginho sangat cerdik dalam bertahan sebagai pemain bernomor 6 di Chelsea, meski tak punya fisik kuat dan lari kencang yang menjadi syarat utama sebagai gelandang bertahan menurut masyarakat awam.
Jorginho dengan kecerdasannya memiliki rataan apik dalam bertahan dengan memberi tekanan rata-rata sebanyak 19.98 kali per 90 menit, 2.53 tekel per 90 menit, 1.66 intersep per 90 menit, 1.85 blok per 90 menit.
Kecerdasan Jorginho sebagai jenderal di lini tengah Chelsea dalam menyerang dan bertahan pun banyak dipuja lawan-lawannya seperti James Maddison dan bahkan Declan Rice, pemain yang diminta pendukung The Blues untuk menggantikannya.
“Saya masih muda, saya belajar untuk diri sendiri dan permainanku. Saya menyukai Jorginho, caranya bermain dan melepaskan operan. Itu bisa menambah permainanku,” tutur Rice dikutip dari Squawka.
Teranyar, pengakuan yang tak pernah didapatkan Jorginho dari pendukung Chelsea, kini diberikan kepadanya oleh sebuah laman data dan statistik sepak bola yakni CIES Football.
Menurut Cies Football, Jorginho menjadi pemain dengan indeks terbaik di Liga Inggris 2021 ini dan menjadi pemain terbaik ketiga dengan indeks terbaik di Eropa sepanjang 2021 ini.
Jorginho meraih rating 89.5 dan menjadi rating tertinggi di Liga Inggris untuk tahun 2021 mengalahkan Ruben Dias.
Di Eropa, rating 89.5 Jorginho menempatkannya di posisi ketiga di belakang Robert Lewandowski (Bayern Munchen) dengan rating 89.5 dan Lionel Messi (Barcelona) dengan rating 92.5.
Pengakuan dari laman statistik seperti CIES Football nyatanya tak mengurangi 'penghinaan' yang diterima Jorginho. Tak percaya? Lihatlah kolom komentar pada tautan di atas dan Reply di cuitan di bawah ini.
Beruntung Jorginho tak memandang setiap cemooh dan hinaan yang datang padanya. Yang terpenting baginya mungkin hanyalah terus bermain dan mempersembahkan trofi kepada Chelsea yang telah percaya dan memboyongnya dengan mahar besar.