Siap Jadi Sultan, Ini Profil 3 Calon Investor Baru Inter Milan Pengganti Suning Group
INDOSPORT.COM – Melihat profil tiga perusahaan besar dunia calon investor baru Inter Milan menggantikan Suning Group yang diambang kebangkrutan. Bakal jadi klub Sultan Italia?
Kondisi keuangan Inter Milan sendiri saat ini memang diambang kehancuran. Selain hutang dari gaji pemain dan cicilan belanja pada awal musim lalu, minimnya pemasukan akibat Covid-19 juga menjadikan kas La Beneamata menipis.
Teranyar, terdapat dua kabar duka buat Inter Milan terkait kondisi finansial mereka. Pertama, Suning Group selaku pemilik Inter Milan baru saja membubarkan klubnya di Liga China, Jiangsu Suning.
Akibat dampak pandemi virus corona, membuat keuangan Suning Group menjadi buruk sehingga mereka memutuskan untuk fokus di usaha utamanya, yakni bisnis ritel ketimbang non-ritel.
Pembubaran Jiangsu Suning pun jadi alarm keras buat fans Inter Milan, sebab jika kondisi keuangan Suning Group tak kunjung membaik bisa jadi klub Inter Milan yang jadi korban pembubaran selanjutnya.
Kabar buruk kedua datang dari salah satu sponsor setia Inter Milan, Pirelli. Manajemen La Beneamata memutuskan untuk tidak lagi disponsori oleh Pirelli yang telah berjalan 27 tahun lebih pada musim depan.
Dengan berhentinya kerjasama Pirelli, selain kehilangan dana dari sponsor kemungkinan Inter Milan bakal kehilangan pasar dari sisi penjualan jersey.
Seperti diketahui, bahwa logo Pirelli yang menempel di dada kostum Inter Milan sudah sangat ikonik, sehingga jika logo tersebut hilang dapat menurunkan minat para kolektor. Berbekal dua berita tersebut, makin lengkaplah kondisi buruk keuangan Inter Milan saat ini.
Namun harapan untuk bangkit masih sangat terbuka, lantaran Suning Group dalam beberapa bulan terakhir memang sedang membuka penawaran dari sejumlah perusahaan dunia untuk mengambil alih saham Inter Milan.
"Ini adalah momen yang rentan namun masalahnya tidak sama sekali ada di lapangan. Kami mengisolasi tim dari masalah ini karena masalah ini (finansial) di luar kemampuan kami dan akan diselesaikan dengan cara terbaik bagi klub, pendukung, serta sejarah klub," ucap CEO Inter Milan, Giuseppe Marotta pada awal Februari lalu.
Sejauh ini, setidaknya ada tiga perusahaan besar dunia yang kepincut untuk mengakuisisi saham Suning Grup di Inter Milan. Mulai dari perusahaan Inggris, Amerika hingga Timur Tengah dikabarkan siap bersaing demi beli Nerazzurri.
Siapa sajakah mereka? Berikut INDOSPORT coba merangkum serta mengulas, profil tiga calon investor baru Inter Milan pengganti Suning Group.
Fortress Company
Pertama adalah Fortress Company, perusahaan yang berbasis di New York City ini dikabarkan berminat mengakuisisi saham Inter Milan dari Suning Group pada awal Januari lalu.
Menurut laman Il Sole 24 Ore, dikabarkan bahwa Fortress Company bakal melakukan merger dengan beberapa perusahaan lain untuk bisa menyanggupi permintaan Suning Group.
Mengutip dari laman resminya, Fortress Company dikenal sebagai firma yang bergerak di bidang manajemen investasi asal Amerika Serikat.
Pada 30 Juni 2020, perusahaan ini telah mengelola sekitar 45,5 miliar dollar aset alternatif dalam ekuitas swasta, dana lindung nilai cair serta dana kredit.
1. Mubadala Investment Company
Berikutnya adalah Mubadala Investment Company, sebuah perusahaan asal Timur Tengah yang bergerak dalam mengelola dana investasi negara milik Uni Emirate Arab.
Seperti yang dijelaskan diatas, Mubadala Investment Company ini lah yang bakal jadi partner Fortress Company untuk membeli saham mayoritas Suning Group di Inter Milan.
Dilihat dari profil perusahaan, Mubadala Investment Company bisa dibilang perusahaan cukup bonafit di dunia terutama di kawasan Asia.
Didirikan pada Januari 2017 usai melakukan merger dengan perusahaan Investasi Minyak International, Petroleum Investment Company, dan sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Abu Dhabi.
Anak perusahaan Mubadala Investment Company juga terbilang banyak. Pada November 2018, mereka melakukan investasi 60 juta dollar dalam startup perangkat lunak asal India, Turvo.
Dua tahun berselang, Mubadala Investment Company kembali menggelontorkan dana 2,25 miliar dollar di perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Alphabet.inc.
Pada tahun 2019 lalu, laman Gulf Today mencatat pendapatan komprehensif Mubadala Investment Company mencapai angka 53 miliar dirham atau setara dengan 14 miliar US dollar.
BC Partners
Terakhir adalah BC Partners, perusahaan asal Inggris yang paling gencar mendekati Inter Milan, bahkan beberapa laman menyebut jika BC Partners dan Suning Group sudah menyepakati tawaran yang diberikan kedua belah pihak.
Dari laman resmi perusahaan, diketahui bahwa BC Partners adalah perusahaan investasi internasional asal Inggris yang sudah mengelola lebih dari 40 miliar dollar aset di seluruh ekuitas swasta, kredit dan real estat di Eropa dan Amerika Utara.
Sejak awal berdirinya perusahaan tahun 1986 silam, setidaknya BC Partners telah menyelesaikan 113 investasi ekuitas swasta di perusahaan dengan nilai total 145 miliar dollar.
BC Partners hingga saat ini adalah pemegang saham mayoritas Intelsat, penyedia layanan satelit global senilai 16,6 miliar dollar yang mereka akuisisi sejak tahun 2007 lalu.