x

Kritik IDI Soal Piala Menpora: Sepak Bola Indonesia Diminta Jalan Poco-Poco?

Selasa, 2 Maret 2021 19:38 WIB
Editor: Coro Mountana
Aksi suporter menyalakan flash light di laga uji coba Timnas Indonesia Senior melawan Vanuatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (15/06/19). Foto Herry Ibrahim

INDOSPORT.COM – Kritikan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) soal penyelenggaraan Piala Menpora, rasanya terasa bagaikan sepak bola Indonesia diminta jalan poco-poco.

Setahun sudah virus corona atau covid-19 berada dan menemani kita di Indonesia. Fakta tersebut mengacu pada pasien virus corona pertama di Indonesia yang memang baru terdeteksi pada 2 Maret 2020.

Liga 1, sebagai ajang sepak bola paling bergengsi di Indonesia, tak luput kena imbas dari betapa jahatnya virus corona. Baru saja memainkan 3 pekan awal Liga 1, kompetisi tertinggi di Indonesia pun dipaksa berhenti akibat serangan virus corona pada pertengahan Maret tahun lalu.

Baca Juga
Baca Juga

Para pemain, pelatih hingga ofisial klub yang sedianya memang hanya menggantungkan nasib pada sepak bola, jadi kehilangan mata pencaharian. Namun, harapan pun muncul ketika sepak bola akhirnya diizinkan bisa dimainkan kembali dengan label Piala Menpora.

Para pemain, pelatih, manajemen hingga suporter pun menyambutnya dengan gegap gempita, karena sepak bola Indonesia coba dibangkitkan lagi dari kubur. Namun, dengan cepat, rencana penyelenggaraan Piala Menpora pun diprotes oleh IDI.

“Pemerintah membuat program Pembatasan Sosial Berskala Nesar (PSBB), PPKM, PPKM mikro yang tujuannya mencegah kerumunan. Kemudian kalau sekarang akan menyelenggarakan turnamen ini bagaimana? Itu namanya impelementasinya tidak sesuai dengan tujuan kebijakan,” ujar Ketua Satgas Covid-19 IDI, Zubairi Djoerban beberapa waktu lalu.

Baca Juga
Baca Juga

“Jadi, jangan membuat kerumunan, kami tidak setuju (penyelenggaraan Piala Menpora 2021). Apa tidak sebaiknya Indonesia juga menunggu positivity rate dibawah 10 persen dulu?”

Jika mengacu pada data dari Kementerian Kesehatan, positivity rate covid-19 harian pada Minggu (28/02) mencapai 26,2 persen, sangat jauh dari 10 persen. Secara tidak langsung, sepak bola Indonesia yang tadinya mau maju selangkah, seperti dipaksa mundur lagi oleh IDI.

Gerakan maju selangkah lalu mundur lagi selangkah (alias jalan di tempat), sangat identik dengan tarian poco-poco. Apakah sepak bola Indonesia diminta untuk jalan poco-poco lagi alias jalan di tempat? Adakah win-win solution-nya agar semua pihak terakomodir?


1. Solusi Agar Sepak Bola Indonesia Berhenti Jalan Poco-Poco

Suporter Timnas Indonesia memberikan dukungan pada pemain Indonesia U-19.

Sebenarnya, maksud IDI itu baik karena mengingat virus corona belum benar-benar pergi dan menghilang dari Indonesia. Sehingga IDI mengkhawatirkan, Piala Menpora nantinya malah akan menciptakan zona baru penularan covid-19.

Akan tetapi, rasanya IDI juga perlu melihat bahwa sebenarnya sepak bola di luar negeri toh masih bisa berjalan walau virus corona belum hilang. Ambil contoh Italia yang jumlah pasien positif virus corona-nya melebihi Indonesia, tapi Serie A masih lanjut.

Lagipula Piala Menpora bakal diawasi betul oleh pihak kepolisian yang akan terus memantau protokol kesehatannya. Secara tidak langsung, para pelaku sepak bola Indonesia juga masih mengindahkan wejangan dari IDI untuk menjaga kesehatan.

"Nantinya kami akan melihat apakah penyelenggaraan tersebut bisa menerapkan sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku, kalau bisa dilaksanakan tentunya kami akan memberikan evaluasi secara bertahap," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Artinya kalau itu semua bisa berjalan dengan baik, kemudian penegakan aturan terkait dengan protokol kesehatan bisa berjalan dengan baik, maka terkait dengan program kompetisi selanjutnya kami akan memberikan izin penyelenggara".

"Tapi sebaliknya kalau itu tidak bisa berjalan dengan baik, karena ini menyangkut masalah keselamatan rakyat dan keselamatan masyarakat tentunya kami akan melakukan evaluasi evaluasi," imbuh Kapolri.

Kata-kata dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, seharusnya sudah menjadi statement tegas kalau polisi bakal mengawasi penyelenggaraan Piala Menpora. Jadi, buat apa juga Piala Menpora yang bakal diawasi ketat protokol kesehatannya masih tetap dilarang?

Jangan lupa, kehadiran Piala Menpora ini nantinya, sedikit banyak bakal menghidupi keluarga para pemain, pelatih dan pelaku sepak bola Indonesia. Hajat hidup orang banyak dipertaruhkan di sini juga bukan?

Mungkin, agar tercipta win-win solution, mungkin kepolisian, Kemenpora, PSSI hingga IDI perlu duduk bareng untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Jika perlu, mungkin tak hanya kepolisian saja, tapi IDI pun ikut mengawasi bagaimana protokol kesehatan dalam penyelenggaraan Piala Menpora. Jadi, IDI sendiri yang pada akhirnya mengawasi sendiri dan melihat apakah Piala Menpora bisa dilaksanakan atau tidak.

Memang, masalah perut yang lapar dan virus corona adalah buah simalakama yang tak bisa dihindari, tapi Indonesia sebagai negara yang mengutamakan musyawarah dan mufakat, seharusnya bisa didapat jalan tengahnya.

Biar bagaimanapun ini demi menghidupkan lagi sepak bola Indonesia agar tak jalan poco-poco lagi.

PSSIKementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora)In Depth SportsPiala MenporaLiga 1FeatureBola IndonesiaIkatan Dokter Indonesia (IDI)Virus Corona

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom