Tolak Tawaran 5 Klub Luar Negeri, Bruno Silva Tegaskan Cintanya ke PSIS
INDOSPORT.COM – Bomber asing PSIS Semarang, Bruno Silva menegaskan bahwa ia dalam beberapa waktu terakhir telah menolak lima klub yang ingin memakai jasanya.
Pilihan Bruno Silva ini sebetulnya cukup berisiko mengingat kompetisi Liga 1 tengah tidak jelas kapan akan kembali bergulir dan klub yang ia bela juga tengah mengalami masalah finansial.
Dari pengakuan Bruno, ada lima klub dari beberapa negara seperti Kuwait, Thailand, Malaysia, Jepang, hingga Costa Rica yang ingin memakai jasa pemain berkepala plontos tersebut.
Saat ini pun, tawaran dari beberapa klub luar negeri juga masih berdatangan ke Bruno Silva. Namun ia masih tetap memprioritaskan PSIS karena kecintaannya dengan suporter dan Kota Semarang.
"Saya sudah menolak lima tawaran dari beberapa klub. Saya memutuskan menolaknya karena masih memiliki kontrak di PSIS dan cinta dengan klub dan suporter. Saya masih sangat menantikan sepakbola Indonesia secepatnya kembali," tutur Bruno Silva, Selasa (02/02/21) dari Brasil melalui pesan singkat.
Bagi Bruno Silva, PSIS memang cukup spesial setelah pertama kali bergabung pada tahun 2018. Tercatat, ia sudah menorehkan 22 gol bersama Laskar Mahesa Jenar. Tak hanya soal urusan gol, pemain asal Brasil ini juga cukup dekat dengan kalangan suporter mau pun manajemen PSIS.
Namun sayangnya Bruno Silva mengaku sedikit memendam kesedihan sebab sejauh ini ia belum mendapat informasi terbaru soal kabar kompetisi. Tak berhenti di situ, Bruno mengaku pembayaran gajinya dari PSIS terlambat.
"Tapi saya sedih tidak punya berita, tidak ada informasi, semua pembayaran saya sudah lewat batas waktu. Saya tahu pemain lain juga mengalami hal yang sama," keluh Bruno.
"Tentu saja, kami menerima pengurangan gaji. Tapi pembayaran sekarang sudah lewat," imbuh pemain yang mengenakan nomor punggung 91 di PSIS ini.
Terkait gaji, CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi beberapa waktu lalu juga sempat menjelaskan bahwa kondisi keuangan timnya tengah babak belur akibat pandemic Covid-19 dan ketidakjelasan kompetisi.
Saat ini para pemilik saham di PSIS pun juga kabarnya tengah berusaha mencoba beberapa asetnya untuk melunasi tanggung jawab dengan pemain serta official.
"Setelah Desember, klub tidak lagi memberikan kompensasi 10 persen. Kompensasi yang kemarin (bulan Desember) pun sampai sekarang belum selesai (pembayarannya-red). Masih kami cicil terus," beber Yoyok.
“Kami juga berusaha menjual aset yang kami punya secara pribadi, namun juga sulit. Kondisi keuangan memang lagi ajur (red-hancur). Namun kami tetap berkomitmen menyelesaikan,” pungkasnya.