Nestapa Inter Milan, Sang Calon Juara yang Di Ambang Kebangkrutan
INDOSPORT.COM – Kisah nestapa menimpa Inter Milan musim ini, sang calon juara Liga Italia yang malah di ambang kebangkrutan akibat masalah keuangan cukup pelik pasca pandemi.
Sepanjang gelaran Liga Italia 20/21, Inter Milan sendiri memang tampil cukup impresif. Meski dalam beberapa laga kontra tim papan tengah kerap inkonsisten, namun jika dilihat dari materi pemain serta gaya permainan, skuad arahan Antonio Conte tersebut punya keunggulan lebih dari tim Italia lain.
Bahkan di awal kompetisi, banyak pengamat dan para pelaku sepak bola yang menjagokan Inter Milan untuk bisa raih scudetto musim ini.
Salah satunya datang dari Fabio Capello, mantan juru latih AC Milan, Roma hingga Juventus tersebut yakin jika La Beneamata bisa akhiri dominasi Si Nyonya Tua.
"Juventus tidak bermain dengan penampilan yang baik melawan Napoli, dan Andrea Pirlo (pelatih Juventus) harus mengatasi masalah itu. Dua tim ini (Inter Milan dan Juventus) akan bertarung memperebutkan Scudetto," tutur Capello dikutip dari Football Italia.
Walau sempat kalah oleh AC Milan serta Sampdoria pada musim ini, namun Inter Milan terbilang masih cukup konsisten dan mampu menempel ketat Rossoneri di peringkat kedua klasemen sementara dengan jarak tiga poin.
Salah satu penampilan yang membuat Inter Milan kembali mencuat sebagai calon juara adalah saat sukses melumat sang juara bertahan 9 musim terakhir, Juventus di pekan ke-18.
Berlangsung di Giuseppe Meazza, tim Inter Milan sebagai tuan rumah berhasil menang dengan skor 2-0. Hasil tersebut sekaligus menghentikan rekor La Beneamata yang tak pernah menang kontra Bianconeri dalam tiga tahun terakhir.
Namun sayang, meski tengah dielukan bakal menjadi juara baru Liga Italia, nasib Inter Milan kini justru tengah di ujung tanduk dan berada di ambang kebangkrutan.
Melansir dari sejumlah laman lokal Italia macam Il Corriere dello Sport, La Gazzetta dello Sport hingga Football-Italia, disebutkan bahwa keuangan Inter Milan saat ini sedang dalam masa krisis.
Salah satu penyebabnya adalah pandemi Covid-19 sepanjang tahun 2020 silam, yang membuat pemasukan klub dari jumlah tiket terjual sangat menurun drastis.
Laman Tuttosport menjelaskan, bahwa Inter Milan di tahun 2020 kemarin telah menelan kerugian sebesar 100 juta euro (beberapa laporan bahkan menyebut total kerugian mencapai 150 juta euro). Mirisnya, angka kerugian Inter Milan saat ini naik signifikan dibandingkan musim lalu yang cuma berkisar 48 juta euro.
1. Hutang, Pemborosan Hingga Ditinggal Sang Presdien
Tak cuma minimnya pemasukan, belanja besar Inter Milan sebelum pandemi menyebar juga jadi sumber defisit keuangan La Beneamata. Dari data Transfermarkt, tercatat dalam dua musim terakhir Inter Milan selalu mengeluarkan dana belanja lebih dari 100 juta euro.
Nilai tersebut tak sebanding dengan jumlah keuntungan dari penjualan pemain mereka yang cuma setengahnya. Selain itu, dompet Inter Milan benar-benar dikuras musim ini untuk membayar gaji para pemain.
Bahkan saking seretnya keuangan, laman La Repubblica menyebut jika Inter baru bisa membayarkan gaji para para pemain bulan Juli dan Agustus 2020 kemarin, pada tanggal 16 Februari mendatang.
Selain belanja pemain yang terlalu boros, permasalahan keuangan Inter Milan juga berasal dari pihak manajemen. Di mana sang Presiden klub, Steven Zhang dikabarkan bakal meninggalkan Inter Milan dalam waktu dekat.
Hal ini didasari atas kebijakan pemerintah China yang menyebut bahwa semua perusahaan asal Tingkong dilarang menempatkan logo atau identitas perusahaan pada klub sepak bola.
"Sejumlah media China telah menegaskan bahwa kebijakan ini berlaku untuk semua tim, tapi suporter Inter menginterpretasikannya sebagai pengunduran diri tiba-tiba Suning dari dunia sepak bola," tulis La Repubblica.
Dengan lilitan hutang serta berpotensi kehilangan sang Presiden, lengkap sudah kisah nestapa Inter Milan musim ini. Lantas, apakah sang Ular Italia mampu menyelamatkan diri dari kebangkrutan? Atau malah sebaliknya, Inter Milan harus memupus mimpi juara lantaran harus memperbaiki neraca keuangannya terlebih dahulu.