x

Tammy Abraham: Duri dalam Daging Chelsea di Laga Penting dan Big Match

Selasa, 1 Desember 2020 11:03 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Tammy Abraham pantas untuk ditepikan oleh Frank Lampard mengingat sosoknya yang menjadi duri dalam daging Chelsea di laga-laga penting dan Big Match.

INDOSPORT.COM – Di pekan ke-10 Liga Inggris 2020/21, Chelsea ditahan imbang oleh Tottenham Hotspur kendati menguasai pertandingan. Kegagalan The Blues meraih tiga poin sendiri tak lepas dari banyaknya peluang matang yang disia-siakan sosok Tammy Abraham.

Di laga tersebut, Chelsea mampu mendominasi tim tamu, terutama di babak kedua. Pada paruh kedua pertandingan, The Blues melakukan serangan secara intens ke pertahanan Tottenham.

Serangan-serangan ini pun membuat para pemain Tottenham banyak tertahan di areanya sendiri. Untuk mengakali menumpuknya pemain lawan di barisan tengah, Chelsea pun melakukan skema serangan dari sisi sayap.

Skema serangan ini yakni melepaskan umpan silang baik datar dan lambung untuk mengakali rapatnya pertahanan Tottenham. Hal tersebut terlihat selama 45 menit babak kedua di mana serangan Chelsea berpusat di sisi kanan.

Berkali-kali Reece James dan Hakim Ziyech mengirimkan umpan silang ke kotak 16 Tottenham. Banyaknya peluang dan umpan silang tersebut pun nyatanya tak mampu dimanfaatkan dengan baik oleh sosok Abraham.

Dengan tinggi mencapai 190 cm, Abraham seharunya andal dalam duel-duel udara. Namun entah bagaimana, ia tak mampu memanfaatkan setiap bola silang yang secara jelas mampu dimanfaatkannya.

Baca Juga
Baca Juga

Kegagalan Tammy Abraham menyelesaikan peluang matang yang disuguhkan kepadanya pun membuat Chelsea gagal mencetak gol. Hal ini tak ayal menjadi Deja Vu di mana kran golnya terhenti saat bertanding di laga bertajuk Big Match.

Musim 2019/20 menjadi musim yang membanggakan bagi Abraham. Dalam musim penuhnya sebagai pemain senior Chelsea, ia mampu melesakkan 18 gol dan enam assist di berbagai ajang.

Kemoncerannya sebagai penyerang terlihat di awal-awal musim Liga Inggris 2019/20 di mana Abraham tak terhentikan dan selalu berkontribusi dalam gol-gol Chelsea baik lewat golnya maupun assistnya.

Sebagai penyerang muda, apa yang ditampilkan Abraham sampai musim ini merupakan sebuah pencapaian apik. Wajar pujian setinggi langit mengalir kepadanya.

Namun untuk menjadi penyerang di tim seperti Chelsea, Abraham terbilang belum lengkap. Pemain berusia 23 tahun ini terbilang pemain yang terbatas.

Bertipe Poacher, ia bertugas menyelesaikan setiap peluang yang disuguhkan kepadanya. Memang Abraham terbilang berhasil, namun keberhasilannya memanfaatkan peluang menjadi gol hanya tercipta saat melawan tim-tim kecil saja.

Sebagai contoh saja, di musim 2019/20 lalu, Tammy Abraham turun sebagai starter di laga melawan The Big Six. Dalam lima laga awal melawan The Big Six, ia hanya mampu mencetak gol saat melawan Arsenal saja.

Sejatinya, hal tersebut merupakan hal yang wajar. Kewajaran pun  lahir mengingat usinya yang masih muda, tentu mentalitas saat bertanding belumlah terasah dengan baik.

Namun mentalitas Abraham saat menjadi starter atau bermain di laga bertajuk Big Match lebih sering merugikan Chelsea. Tak ayal, dirinya nampak menjadi duri dalam daging di kubu The Blues.

Buruknya mental Abraham saat berhadapan dengan tim besar terlihat di awal musim 2019/20 saat Chelsea menghadapi Liverpool di ajang UEFA Super Cup. Ia masuk sebagai pemain pengganti pada menit ke-74.

Selama 46 menit bermain, Abraham memang memenangkan penalti untuk Chelsea yang menyamakan kedudukan di menit ke-99. Namun, ia gagal menuntaskan peluang emas untuk kemenangan The Blues pada menit ke-104.

Baca Juga
Baca Juga

Mentalitasnya yang belum teruji pun terlihat jelas saat menjadi eksekutor terakhir Chelsea di drama adu penalti. Kegagalannya mengeksekusi tendangan penalti pun membuat The Blues gagal meraih trofi.

Pemakluman karena mentalitasnya yang belum teruji pun menjadi sebuah cecaran di laga pekan ke-10 Liga Inggris 2020/21 melawan Tottenham Hotspur. Hampir seluruh peluang emas Chelsea didapat olehnya.

Namun, gol tak kunjung hadir. Sebagai Poacher yang tinggal menceploskan bola, Abraham tak mampu memanfaatkan peluang yang disediakan untuknya.

Hal tersebut pun lantas mendapat sindiran keras dari Jimmy Floyd Hasselbaink. Striker legendaris Chelsea ini mengkritik keras kehadiran Abraham sebagai penyerang tim sekaliber Chelsea.

“Dia (Abraham) punya tiga peluang emas. Tiga kesempatan di mana ia harus membuat itu menjadi gol. Dengan perawakan dan kemampuannya, dia harusnya lebih baik dan mencetak gol-gol penting,” ujar Hasselbaink.

“Terkadang saya menduga-duga, apakah ia menonton kembali cuplikan pertandingannya setelah laga? Dia harus meningkatkan kualitasnya di momen seperti itu,” pungkasnya.

Dengan terbuangnya peluang-peluang emas yang didapat Abraham dan ‘menghilangnya’ sosoknya di laga-laga penting, Frank Lampard setidaknya harus berani menepikannya di laga-laga penting untuk memberi kesempatan kepada penyerang lain.

Setidaknya ‘pengasingan’ di bangku cadangan akan memberi ekstra motivasi bagi Tammy Abraham agar tak lagi menjadi duri dalam daging Chelsea di laga-laga penting dan Big Match.

LiverpoolChelseaFrank LampardTottenham HotspurJimmy Floyd HasselbainkIn Depth SportsTammy AbrahamLiga InggrisSepak Bola

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom