Sejarah Kehebatan Gli Immortali AC Milan, Sapu Bersih Piala Super Eropa
INDOSPORT.COM - Tahun-tahun pergantian dekade 1980 menuju 1990-an meninggalkan kenangan indah bagi para Milanista alias pendukung fanatik AC Milan.
Klub kebanggaan mereka menjadi momok buat setiap lawan. Entah itu di kancah domestik (Serie A Italia) maupun kontinental (Liga Champions).Â
Saking menakutkannya, skuat AC Milan era itu sampai dijuluki Gli Immortali alias Tim Abadi. Bisa dimaklumi lantaran amunisi Si Merah-Hitam berisikan gabungan pemain lokal dengan tiga bintang top asal Belanda, Ruud Gullit, Frank Rijkaard, dan Marco van Basten.Â
Khusus Liga Champions, AC Milan menjuarainya dua edisi beruntun (1989, 1990), sehingga berhak mengikuti ajang lanjutan berupa Piala Super Eropa secara berturut-turut pula. Hebatnya, kedua kesempatan itu sukses berujung trofi.
Sebuah catatan fenomenal yang membutuhkan waktu hampir tiga dasawarsa untuk disamai, tepatnya saat Real Madrid dua kali membawa pulang trofi Piala Super Eropa secara beruntun pada 2016 dan 2017.
Sebelum disamai Real Madrid, terdapat enam tim penyandang rekor tampil secara beruntun di Piala Super Eropa selain AC Milan, yaitu Bayern Munchen, Liverpool, Nottingham Forest, FC Porto, Sevilla, dan Chelsea.
Namun, cuma AC Milan satu-satunya tim yang mampu menyapu bersih trofi Piala Super Eropa dua tahun berurutan, sebelum kemudian disamai Real Madrid.Â
Selebihnya selalu gagal, entah sekali juara atau malah keok sama sekali seperti Bayern Munchen (1975, 1976), FC Porto (2003, 2004), Chelsea (2012, 2013), dan Sevilla (2006, 2007, 2014, 2015, 2016).
Pada edisi 1989, AC Milan menekuk Barcelona dengan agregat skor 2-1 (Piala Super Eropa menggunakan sistem kandang-tandang sampai 1998). Berselang setahun kemudian, sejarah itu tercipta saat meladeni tim senegara, Sampdoria, selaku jawara Piala Winners 1990.
Bertindak sebagai tamu terlebih dulu, AC Milan memetik hasil imbang 1-1 di Stadion Luigi Ferraris. Situasi ini menguntungkan karena Ruud Gullit dkk. dipastikan bakal tampil ofensif saat berpredikat tuan rumah di San Siro.
Benar saja. AC Milan mengurung pertahanan Sampdoria di pertemuan kedua, 29 November 1990. Gullit membawa timnya unggul semenit sebelum turun minum lewat sontekan ringan di muka gawang membelokkan arah bola sundulan Paolo Maldini dalam situasi sepak pojok.
AC Milan kian bersemangat menambah gol di babak kedua. Frank Rijkaard menggandakan skor pada menit ke-76 melalui sepakan akurat dari sudut sempit meneruskan operan lambung nan cantik Roberto Donadoni.
Keunggulan dua gol tanpa balas AC Milan atas Sampdoria bertahan hingga bubaran. Kubu tuan rumah pun berhak menaiki podium juara dan berpesta merayakan momen bersejarah di malam itu.
Susunan Pemain:
AC Milan (4-4-1-1): 1-Pazzagli; 2-Tassotti, 5-Costacurta (13-Galli 78'), 6-Baresi, 3-Maldini; 7-Ancelotti, 4-Carbone, 8-Rijkaard, 11-Evani; 10-Gullit (16-Donadoni 73'); 9-Agostini Â
Cadangan: 12-Rossi, 14-Gaudenzi, 15-Stroppa
Pelatih: Sacchi
Sampdoria (4-4-2): 1-Pagliuca; 2-Lanna, 5-Vierchowod, 6-Pellegrini; 3-Bonetti; 11-Lombardo, 4-Pari, 8-Katanec (16-Branca 73'), 7-Mykhaylychenko (13-Dossena 67'); 9-Vialli, 10-Mancini
Cadangan: 12-Nuciari, 14-Invernizzi, 15-Calcagno
Pelatih: Boskov (Yug)
Stadion: San Siro (25.000)
Gol: Gullit 44', Rijkaard 76'
Wasit: Petrovic (Yug)
Kartu Kuning: -
Kartu Merah: -