Man United Punya Class of '92, Liverpool Punya Geng Spice Boys
INDOSPORT.COM - Spice Boys, grup milik Liverpool ini sepertinya jadi saingan Class of ‘92 yang dimiliki rival mereka di Liga Inggris, Manchester United.
Spice Boys? Terdengar seperti nama yang familiar. Beberapa orang yang membaca dua kata tersebut mungkin ada yang berpikir tentang grup wanita populer yang salah satu anggotanya adalah istri David Beckham, Spice Girls.
Ternyata, memang ada kaitannya loh, Sobat INDOSPORT. Sebutan Spice Boys diberi oleh media-media Inggris, yang pertama adalah Daily Mail, ketika muncul kabar asmara yang menyeret nama Robbie Fowler dan personel Spice Girls, Emma Bunton.
Kemudian, nama Spice Boys mulai digunakan untuk menyebut sejumlah pemain Liverpool yang dianggap elite dan high profile, yakni Jamie Redknapp, David James, Steve McManaman, Robbie Fowler, dan Jason McAteer.
Selain lima nama tersebut, Stan Collymore, Phil Babb, Stan Collymore, dan Paul Ince juga disebut-sebut sebagai anggota ‘geng’ ini. Para anggota Spice Boys dianggap sebagai pemain yang punya gaya hidup mewah.
Istilah Spice Boys ini pun semakin tenar saja saat era tahun 1990-an, apalagi ketika para anggotanya terlihat eksis di dunia hiburan dan tampil glamor.
Nama panggilan Spice Boys mungkin dianggap keren bagi sebagian orang, namun sebagiannya lagi tidak, termasuk para pemain Liverpool sendiri. Bisa dibilang, mereka jengah dengan istilah tersebut.
“Faktanya kami adalah kumpulan profesional yang tidak pantas dipanggil seperti itu. Orang-orang memandang kami sebagai pemain yang tidak berprestasi dan hanya suka jalan-jalan,” ucap McAteer seperti pernah diberitakan laman Goal Internasional.
Salah satu eksistensi Spice Boys yang sempat menyita perhatian banyak orang adalah penampilan mereka dengan jas putih, lengkap dengan dasi bermotif strip merah-putih, dan dalaman kemeja berwarna biru.
Saat itu, Liverpool berada di Wembley untuk acara final Piala FA 1996. Parahnya, busana tersebut justru membuat imej Spice Boys semakin melekat dalam diri pemain-pemain yang bersangkutan.
Beberapa bintang seperti SteveMcManaman dan Jamie Redknapp yang punya wajah tampan pun terlihat makin necis, meski penampilan mereka itu sempat menuai cibiran bahkan kritik pedas dari pelatih Manchester United saat itu, Sir Alex Ferguson.
1. Spice Boys Saingi Class of '92?
Sir Alex Ferguson, yang sudah punya Class of ‘92 di Manchester United sempat mengomentari penampilan skuat Liverpool saat final Piala FA 1996. Menurutnya, tampilan mereka saat itu terlihat begitu konyol.
The Devils tampil sebagai pemenang laga tersebut dengan skor 1-0 berkat gol tunggal Eric Cantona jelang akhir babak kedua. Fergie pun kemudian menyenggol topik soal outfit jas para pemain Liverpool dalam sebuah tayangan dokumenter BBC.
Ia melihat kembali foto rivalnya tersebut dalam balutan jas yang konon berasal dari rumah mode Armani - dan berkata, “Kenapa mereka melakukan itu?”
Mungkin Sir Alex Ferguson merasa kaget ketika melihat pemandangan yang tersaji di hadapannya kala itu. Ironisnya, The Reds yang tampil keren tersebut malah jadi tim yang kalah.
“Entah arogan atau telalu percaya diri, saya tidak tahu, benar-benar konyol. Kemeja biru, dasi merah putih, dan jas putih. Siapa yang mendesainnya? Jamie Redknapp sampai menggunakan kacamata hitamnya,” kelar Fergie.
Spice Boys vs Class of ‘92
Tentu ada perbedaan mencolok jika membandingkan Spice Boys Liverpool dengan Class of ‘92 Manchester United, walaupun ada juga persamaannya.
Istilah Spice Boys merupakan sebuah perwujudan kultur sosial di Inggris, yang mana mengombinasikan sepak bola dan salah satu sensasi yang tengah populer di masyarakat kala itu, yakni musik - Spice Girls.
Spice Girls sendiri adalah selebritas, yang biasanya identik dengan gaya hidup glamor. Jadi, tidak heran apabila istilah Spice Boys pada akhirnya membuat para pemain Liverpool tersebut lekat dengan citra dan persepsi serupa.
Sementara itu, Class of ‘92 lebih mendeskripsikan sepak bola itu sendiri, yakni kumpulan para pemain muda Manchester United yang berprestasi hingga berhasil memenangkan FA Youth Cup.
Saking hebatnya, sejumlah bintang seperti David Beckham, Gary Neville, Phillip Neville, Ryan Giggs, Paul Scholes, dan Nicky Butt mendapat kesempatan untuk bermain di tim utama meski masih berusia belia.
Meski demikian, persamaan keduanya adalah sama-sama istilah yang terbentuk dari sebuah fenomena. Satu contoh lainnya adalah The Invincibles milik Arsenal dan Preston North End.
Jadi, siapa lebih keren?