Lebih Mudah Bagi Marcus Rashford Buat Inggris Kompak ketimbang Manchester United
INDOSPORT.COM - Marcus Rashford melewatkan hal-hal luar biasa dan bikin frustrasi baginya sepanjang pekan ini yang melibatkan Inggris dan klubnya, Manchester United.
Dari awal hingga akhir pekan ini, nama Marcus Rashford tak berhenti menghiasi pemberitaan media. Tak cuma aksinya di lapangan yang menjadi sorotan, tapi juga kegiatan non sepak bola.
Di sepak bola, Marcus Rashford menginspirasi kemenangan telak 4-1 Manchester United atas Newcastle di Liga Inggris (17/10/20) di mana ia membukukan satu gol dan dua assist.
Lalu, striker berusia 22 tahun itu mencetak gol penentu kemenangan Man United atas Paris Saint-Germain pada matchday pertama Liga Champions di Parc des Princes (20/10/20).
Akan tetapi, minggu indah berakhir frustrasi bagi Marcus Rashford yang, meski memiliki sejumlah peluang, gagal mencetak gol dan Manchester United bermain seri 0-0 dengan Chelsea (24/10/20).
Atas hasil tersebut, Manchester United masih berada di luar 10 besar klasemen Liga Inggris 2020/21, tepatnya posisi ke-15 dengan baru meraih dua kemenangan hingga matchday 6. Artinya, Setan Merah belum benar-benar padu demi mencapai konsistensi performa.
Sungguh bertolak belakang dengan apa yang Marcus Rashford capai di luar lapangan pekan ini. Setelah berbulan-bulan mendesak pemerintah Inggris untuk memberi makan anak-anak miskin di negeri itu yang berujung penolakan, usaha sang pesepak bola membuahkan hasil sehari sebelum menghadapi Chelsea.
Pada Jumat (23/10/20), Marcus Rashford mampu menggandeng ribuan rumah makan atau restoran di penjuru Inggris untuk sukarela menyediakan makanan bagi anak-anak kurang mampu di lingkungan mereka. Rashford tanpa lelah membagikan informasi nama dan kota yang menyediakannya via akun Twitter pribadinya.
Hal itu masih berlangsung hingga hari ini. Malah, Rashford melanjutkan pembagian informasi tersebut di Twitter-nya hanya berselang beberapa menit usai bertanding melawan Chelsea.
Marcus Rashford pun dianggap sebagai pahlawan bagi warga Inggris, termasuk dari para suporter rival Manchester United. Bahkan, manajer Liverpool dan Chelsea, Jurgen Klopp serta Frank Lampard, melemparkan pujian setinggi langit pada sang bomber.
Kendati demikian, aksi bak aktivis yang Marcus Rashford perlihatkan masih mendulang sejumlah kritik. Tak sedikit yang memintanya untuk hanya fokus pada sepak bola saja ketimbang memikirkan hal-hal berbau politis seperti kampanye pemberian makan anak-anak kurang mampu di Inggris.
Hal ini pun kemudian mendapat pembelaan dari rekan setim Rashford di Man United, Juan Mata.
"Penting bagi setiap pemain untuk menyadari platform yang kita punya, pesan yang dapat kita sampaikan, dan berapa banyak orang yang bisa kita bantu. Saya bangga pada Rashford. Saya melihat beberapa orang berkata Marcus harus fokus ke sepak bola saja yang saya tidak setuju karena dia bisa melakukan keduanya," ujar Juan Mata kepada Sky Sports.
Seperti yang Juan Mata katakan, pesepak bola tentu boleh punya kegiatan lain di luar profesinya karena mereka juga manusia biasa. Akan tetapi, segelintir orang yang tidak peduli bakal tetap mengkritik kegiatan amal Marcus Rashford apabila Manchester United masih kesulitan meraih kemenangan musim ini.
1. Secercah Cahaya Bergantung pada Solskjaer
Marcus Rashford mampu membuat banyak rakyat Inggris bersatu dalam kampanye bertajuk End Child Food Poverty dalam upaya memerangi kelaparan anak-anak kurang mampu di negerinya. Dia harus melawan keputusan pemerintah Negeri Ratu Elizabeth II.
Spirit Marcus Rashford itu tentunya diharapkan juga memengaruhi rekan-rekan setimnya di Manchester United demi konsistensi kemenangan. Sayangnya, kali ini Rashford tidak bisa bekerja sendirian. Apalagi, dia bukanlah sang pemimpin di tim yang bisa menggelorakan kebangkitan seperti gerakan yang ia canangkan di Inggris.
Pemimpin di klub tetaplah sang pelatih. Ole Gunnar Solskjaer yang bertanggung jawab penuh dalam hal mengangkat moral anak asuhnya sekaligus hal teknis macam penentuan taktik di tiap pertandingan.
Terkait hal teknis pertandingan terakhir, sekilas, hasil imbang 0-0 melawan Chelsea tidak buruk-buruk amat. Kiper The Blues, Edouard Mendy, tampil cukup baik dengan membuat empat penyelamatan, termasuk peluang emas Marcus Rashford di babak pertama.
Mulai dari pertandingan melawan PSG hingga Chelsea, sesungguhnya ada secercah cahaya yang sepertinya dapat mengubah nasib Manchester United di Liga Inggris 2020/21 di mana saat ini mereka masih tercecer di papan bawah. Namun, itu juga bergantung pada sosok Ole Gunnar Solskjaer selaku pelatih.
Cahaya yang dimaksud adalah strategi menggunakan dua striker. Melawan Chelsea, Solskjaer menggunakan 4-2-3-1 dengan Rashford sebagai penyerang tengah. Namun, pada menit ke-58, ia memasukkan Edinson Cavani sehingga Manchester United memakai dua penyerang di sisa pertandingan.
Hasilnya, serangan Manchester United lebih berbahaya. Terbukti, dari total 14 tembakan sepanjang laga melawan Chelsea, ada enam peluang yang didapatkan tuan rumah sejak Edinson Cavani di lapangan.
Strategi dua penyerang juga Solskjaer terapkan ketika Manchester United mengalahkan PSG di mana Rashford berpasangan dengan Anthony Martial dalam pola 5-3-2 yang dapat berubah menjadi 3-4-1-2 tergantung tengah bertahan atau menyerang.
Dari dua pertandingan itu, sepertinya Manchester United era Ole Gunnar Solskjaer bisa memaksimalkan kualitas lini depannya yang berisikan Marcus Rashford, Edinson Cavani, Anthony Martial, Odion Ighalo, dan lain-lain dengan menggunakan taktik dua penyerang.
Sekarang tinggal bagaimana sang pelatih mantap dengan formulanya, menemukan para pemain yang mampu mengaplikasikannya. Sehingga, Manchester United pun bisa padu, bangkit kembali ke papan atas Liga Inggris musim ini.