Kisah Inspiratif Steven Gerrard dan Korban Termuda Hillsborough
INDOSPORT.COM - Tragedi Hillsborough adalah luka lama yang tidak akan pernah hilang bagi para suporter Liverpool, bahkan sang mantan kapten, Steven Gerrard.
Meski ada kalimat bijak berbunyi ‘life must go on’, duka mendalam para keluarga korban tidak akan tergantikan. Begitu pula Stevie G, yang kehilangan salah satu orang terkasihnya, korban MD (meninggal dunia) termuda dalam tragedi tersebut.
Adalah Jon-Paul Gilhooley, sepupu Gerrard yang sering menghabiskan waktu bersama pelatih Rangers tersebut saat masih kecil. Sayangnya, kebahagiaan mereka harus berakhir begitu cepat.
Jon-Paul pergi menonton pertandingan semifinal Piala FA yang mempertemukan Liverpool dengan Nottingham Forest pada 15 April 1989 dan tidak pernah kembali. Saat itu, Gerrard masih berusia sembilan tahun dan Jon-Paul lebih tua dua tahun darinya.
Seperti Stevie G, Jon-Paul Gilhooley adalah penggemar sejati Liverpool. Menggunakan jersey kebanggaan The Reds, dengan penuh kebahagiaan ia bermain sepak bola di depan rumah sepupunya itu di Huyton.
Pemandangan rutin tersebut pun harus direlakan Gerrard lantaran ia tidak bisa melihat Jon-Paul lagi setelah tragedi Hillsborough. Lalu, sedekat apakah hubungan dua saudara ini?
Banyak hal terjadi dalam kehidupan Steven Gerrard, mulai dari kakinya yang terkena garpu taman sampai perjuangannya menjadi pemain besar di Liverpool. Namun salah satu yang paling menyedihkan adalah kehilangan Jon-Paul.
“Setiap kali saya pergi ke Anfield dan melewati Shankly Gates, mata saya tertuju pada Hillsborough Memorial. Saya berhenti di satu nama, Jon-Paul Gilhooley, seorang bocah laki-laki yang nyawanya terenggut ketika kehidupannya baru dimulai,
“Saya memarkir mobil saya dan memikirkan Jon-Paul dan orang tuanya. Bersama seluruh orang di Merseyside, Sabtu 15 April 1989, saya akan selalu mengingatnya,” ujar Steven Gerrard dalam autobiografinya.
Gerrard pun tidak bisa melupakan hari di mana ia mendapat kabar Jon-Paul sudah tiada.
1. Bagaimana Steven Gerrard Kehilangan Jon-Paul
Pada malam itu, Stevie G bersama keluarganya yakni sang kakak serta ayah ibu mereka, sedang berada di rumah menonton televisi. Mereka pun kaget bukan main ketika melihat tayangan berita tentang kerusuhan Hillsborough.
Menurut pengakuan Stevie G, atmosfer di rumahnya pada waktu itu begitu tidak enak. Mereka pun bertanya-tanya mengapa peristiwa tersebut bisa terjadi dan apakah ada kerabat atau kenalan yang datang menonton ke sana.
Meski larut dalam kecemasan, Stevie G pun pergi tidur dan terbangun keesokan harinya ketika sang kakek datang ke rumah mereka. Padahal, kakek Gerrard bukan tipe orang yang biasa pergi pagi-pagi sekali pada hari Minggu.
Sontak hal ini membuat perasaan Stevie G semakin tidak enak, apalagi sang kakek hanya diam seribu bahasa sambil memasang wajah seolah-olah ada hal buruk yang telah terjadi.
Benar saja. Ia pun menyampaikan kabar bahwa Jon-Paul meninggal dunia.
Keluarga besar Gerrard pun kaget bukan main lantaran mereka tidak tahu bahwa Jon-Paul pergi menonton pertandingan nahas tersebut. Ia memang sering datang ke Anfield tapi untuk menghadiri pertandingan Piala FA adalah hal yang tidak biasa.
Ternyata, ibu Jon-Paul yang memberi tiket untuk anaknya tersebut. Ia tahu betul seperti apa rasa cinta Jon-Paul terhadap Liverpool dan menonton para pemain kesayangan berlaga di pertandingan penting tentu bakal terasa spesial baginya.
Gerrard sendiri tidak datang ke pemakaman Jon-Paul lantaran harus pergi ke sekolah. Di lubuk hatinya yang terdalam, ia mungkin merasa ‘lega’ karena tidak perlu melihat hal menyakitkan - mengantar sepupunya ke peristirahatan terakhir.
“Saya yakin Ayah juga tidak ingin saya datang ke pemakaman. Orang tua saya ingin melindungi saya. Saya hanya seorang anak kecil yang berusaha memahami fakta sepupu saya meninggal saat mendukung tim yang kami kagumi,” kata Gerrard lagi.
Kisah Steven Gerrard dan Jon-Paul Gilhooley mendeskripsikan rasa cinta dua anak laki-laki terhadap klub kesayangan mereka. Seperti bocah pada umumnya, mereka berbagi passion yang sama yakni sepak bola.
Kepergian Jon-Paul juga menjadi lecutan semangat tersendiri bagi Gerrard. Setiap melihat orang tua sepupunya itu, ia merasa ada determinasi yang kuat dalam dirinya untuk jadi pemain sukses.
Terbukti, kini ia berhasil jadi pemain hebat bahkan dinobatkan sebagai salah satu legenda hidup Liverpool, klub yang mereka cintai bersama-sama.