x

Adeus Paulo Sergio! Pemain Asing Paling Berprestasi di Era Liga 1

Senin, 5 Oktober 2020 16:15 WIB
Editor: Indra Citra Sena
Gelandang Bali United, Paulo Sergio.

INDOSPORT.COM - Senin, 5 Oktober 2020. Jagat sepak bola Indonesia mesti kehilangan pemain asing yang bisa dikatakan paling berprestasi di era Liga 1, kemasan baru kompetisi bal-balan Tanah Air sejak 2017.

Siapakah dia? Tiada lain dan tiada bukan ialah Paulo Sergio. Dia baru saja mengucapkan selamat tinggal kepada Bali United, klub yang dibela selama dua musim terakhir, bahkan dibawanya menjuarai Liga 1 2019.

Baca Juga
Baca Juga

Berdasarkan rilis Bali United, Paulo Sergio mengambil keputusan untuk mengundurkan diri setelah mempertimbangkan secara matang. Cedera dan keluarga menjadi alasan utamanya tidak melanjutkan kiprah di Liga 1 2020.

"Saya telah berkomunikasi dengan manajemen klub bahwa saya mengundurkan diri dari Bali United," ungkap Paulo Sergio, Senin (5/10/20). 

"Saya cinta dengan Bali United, tapi saya juga ingin menyusul keluarga saya di Portugal. Untuk itu, kami bersepakat untuk mengakhiri kontrak," cetusnya.

Paulo Sergio diketahui mengalami cedera punggung saat berlatih bareng rekan setim tidak lama setelah kembali menginjakkan kaki di Indonesia. Dia memang sempat pulang kampung sejak April lantaran Liga 1 terpaksa berhenti akibat terdampak pandemi virus corona.

Sungguh sebuah kehilangan besar. Penikmat sepak bola Indonesia tentu paham betul betapa berkualitasnya seorang Paulo Sergio. Dia adalah satu-satunya amunisi asing yang mampu merengkuh trofi juara sebanyak dua kali di era Liga 1.

Masih segar dalam ingatan ketika Paulo Sergio mengantarkan Bali United menjuarai Liga 1 musim lalu. Dia merupakan tokoh sentral bersama kapten Fadil Sausu di lini tengah Serdadu Tridatu.

Itulah gelar kedua Paulo Sergio setelah edisi 2017 bersama Bhayangkara FC. Produk akademi klub raksasa Portugal, Sporting CP, tersebut tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi dengan kultur sepak bola Indonesia dan langsung mencicipi manisnya titel juara di musim debutnya.

Baca Juga
Baca Juga

Paulo Sergio memang spesial. Dia mampu merancang serangan sekaligus mengeksekusi sendiri memanfaatkan kedua kakinya yang terbilang sama baiknya dalam melepas operan maupun tembakan.

Embel-embel marquee player plus mantan rekan setim pesepak bola hebat sekaliber Cristiano Ronaldo bukanlah pepesan kosong, meskipun awalnya sempat diragukan karena terkesan dibesar-besarkan dan hanya sekadar mendompleng nama CR7. 


1. Paulo Sergio Bukan Marquee Player Biasa

Aksi Paulo Sergio saat merayakan gol.

Kembali ke edisi 2017. Indonesia yang akhirnya lepas dari sanksi FIFA (dibekukan sejak 2015) merancang sebuah kemasan baru kompetisi kasta tertinggi sepak bola nasional bernama Liga 1.

Berbagai kebijakan baru dibuat, salah satunya penggunaan marquee player alias pemain jebolan liga-liga elite di Eropa. Tujuannya jelas, yaitu untuk mengembalikan pamor kompetisi di mata internasional yang sempat anjlok gara-gara dibekukan FIFA sekitar 1,5 tahun.

Baca Juga
Baca Juga

Paulo Sergio termasuk dalam kategori marquee player karena merupakan mantan pemain Sporting CP yang notabene peserta Primeira Liga Portugal. Dia didatangkan Bhayangkara FC menjelang penutupan bursa transfer Liga 1.

Bhayangkara FC yang kala itu baru seumur jagung merasakan kompetisi sepak bola Indonesia (berdiri 2016) sungguh jeli. Bukannya mencari marquee player bernama besar seperti Persib Bandung merekrut Carlton Cole dan Michael Essien, mereka malah memboyong Paulo Sergio.

Namun, pada perkembangannya justru Paulo Sergio jauh lebih bersinar ketimbang Michael Essien dan Carlton Cole yang tampak tinggal sisa-sisanya saja.

Dia bahkan mengungguli seorang Peter Odemwingie, yang awalnya sempat meroket bersama Madura United, sebelum terjun bebas di putaran kedua akibat direcoki masalah cedera.

INDOSPORT memiliki satu pengalaman unik tentang Paulo Sergio di 2017. Suatu ketika ada sebuah acara yang dilangsungkan oleh salah satu brand olahraga ternama di kawasan Senayan, Jakarta.

INDOSPORT termasuk pihak media yang diundang oleh brand olahraga itu. Tampak Paulo Sergio menjadi ikon acara bersama tiga pesepak bola lain, yakni Marc Klok (PSM Makassar), Achmad Jufriyanto, dan Michael Essien (Persib Bandung).

Apa yang terjadi? Hampir seluruh media, termasuk INDOSPORT, memusatkan atensi kepada Michael Essien. Semua berebut ingin mewawancarai kampiun Liga Champions 2011-2012 saat berseragam Chelsea tersebut.

Achmad Jufriyanto dan Marc Klok menjadi target media berikutnya setelah puas 'mengeroyok' Essien. Lantas, bagaimana dengan Paulo Sergio?

Gelandang bertubuh mungil itu seolah dibiarkan begitu saja. Dia tampak leluasa mondar-mandir di lokasi acara tanpa ada satu pun media yang mengadang untuk melakukan wawancara. 

Mau bagaimana lagi? Kondisi saat itu memang mengharuskan semua media 'kompak 'menghindari' Paulo Sergio. Bhayangkara FC belum menduduki puncak klasemen, singgasana Liga 1 2017 masih dikuasai PSM Makassar.

Siapa sangka, Paulo Sergio justru membawa Bhayangkara FC ke podium juara Liga 1 2017, menikung Bali United dan PSM Makassar yang sudah saling sikut sejak pertengahan hingga detik-detik akhir kompetisi.

Paulo Sergio ibarat terbang di bawah radar. Selain meraih trofi juara, pemain yang gemar mengoleksi tato di tubuhnya ini juga dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Liga 1 2017, mengungguli Wiljan Pluim (PSM Makassar) dan Sylvano Comvalius (Bali United). 

Sayang, aturan AFC menghalangi Paulo Sergio membawa panji Bhayangkara FC di kancah internasional, tepatnya Liga Champions Asia dan Piala AFC.

Namun, Paulo Sergio tak patah arang. Dia tetap bersinar meskipun gagal mempertahankan titel juara Liga 1 bersama Bhayangkara FC. Toh dia tetap menjaga marwah klubnya di papan atas klasemen akhir musim itu sekaligus membuktikan bahwa The Guardians bukanlah one hit wonder.

Baca Juga
Baca Juga

Sukses bersama Bhayangkara FC, Paulo Sergio mencoba peruntungan lain di Bali United edisi 2019. Berada di bawah arahan pelatih yang memiliki bahasa ibu sama dengannya, Stefano Cugurra, sang pemain pun meraih gelar Liga 1 keduanya.

Memasuki 2020, kisah kejayaan Paulo Sergio harus berhenti. Serangan pandemi virus corona ditambah bekapan cedera punggung memaksa pemain berusia 36 tahun ini meninggalkan Liga 1 yang sudah ia kuasai selama tiga musim terakhir.

Adeus Paulo Sergio! Dan terima kasih telah meramaikan sepak bola Tanah Air selama tiga musim terakhir.  

Cristiano RonaldoPSM MakassarMichael EssienBali UnitedBhayangkara FCLiga 1Paulo SergioBola IndonesiaBerita Liga 1

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom