Dirk Kuyt, Sang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Liverpool Sebelum Era Klopp
INDOSPORT.COM - Mengenal profil Dirk Kuyt, sang pahlawan tanpa tanda jasa di Liverpool sebelum era Jurgen Klopp dan Mohamed Salah mendominasi.
Nama Liverpool sendiri dalam beberapa musim terakhir memang kembali ramai diperbincangkan. Selain karena prestasi mentereng mereka di kompetisi Eropa, nasib sial yang kerap dialami juga menjadi penyebab.
Sepanjang sejarah, Liverpool merupakan salah satu tim besar Eropa dan Inggris yang kerap kali keluar sebagai juara. Pada ajang Liga Champions misalnya, tim yang bermarkas di stadion Anfield ini tercatat pernah meraih enam gelar.
Jumlah tersebut sekaligus memecahkan rekor sebagai tim Inggris peraih trofi Si Kuping Besar terbanyak sepanjang sejarah, mengalahkan Manchester United, Chelsea, Arsenal apalagi Manchester City.
Bersama Jurgen Klopp, tim asal kota Merseyside tersebut berhasil kembali meraih kejayaan. Secara perlahan, Liverpool mampu merangsek naik dan menjadi pesaing di klasemen Liga Inggris tiap musimnya.
Puncaknya, Liverpool kembali berhasil meraih gelar Liga Champions keenam mereka sepanjang sejarah pada musim 2018/19 lalu. Di partai final, The Reds mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 2-0.
Banyak bintang Liverpool yang menjadi primadona terutama pasca mereka menjuarai Liga Champions 2018/19 lalu, seperti Mohamed Salah, Jordan Henderson, Sadio Mane hingga Roberto Firmino ramai diburu fans.
Jauh sebelum itu, Liverpool sejatinya sudah banyak diperkuat pemain bintang walaupun di akhir musim masih nihil gelar yang mereka dapatkan.
Dari sekian banyak pemain yang pernah menghiasi skuat The Reds, terdapat satu sosok yang layak mendapat apresiasi lebih lantaran kinerjanya sangat memuaskan.
Adalah Dirk Kuyt, penyerang kebangsaan Belanda tersebut merupakan salah satu ujung tombak Liverpool musim 2006 hingga 2012. Namun sayang, namanya seolah hilang akibat gemilang bintang lain di skuat The Reds saat itu.
Lantas seperti apakah penampilan serta performa Dirk Kuyt selama enam musim membela Liverpool, dan mengapa sang pemain layak mendapat julukan The Unsung Hero alias Pahlawan Tanda Jasa buat The Reds? Lebih lengkapnya berikut INDOSPORT coba merangkum serta mengulasnya.
1. Mesin Gol yang Kalah Tenar
Dirk Kuyt bergabung ke Liverpool pada musim 2006/07. Saat itu, The Reds harus menggelontorkan dana hingga 18 juta euro untuk bisa memboyong sang pemain dari Feyenoord.
Pada musim awal kedatangannya di Liverpool, penyerang kelahiran Katwijk tersebut sukses mencuri perhatian fans. Bahkan, laman Daily Mirror menyebut jika Dirk Kuyt mempunyai aura pahlawan dan layak menjadi figur yang dipuja.
Salah satu alasan tingginya tingkat popularitas Kuyt pada awal kedatangan di Liverpool adalah sikap kesopanan yang kerap ia tunjukkan pasca pertandingan kepada para penggemar.
Setelah setiap pertandingan, Dirk Kuyt akan berjalan ke setiap sudut lapangan dan memberi tepuk tangan kepada para pendukung Liverpool.
Pada musim perdananya, Dirk Kuyt berhasil mencetak 14 gol dari 48 pertandingan di semua ajang, menjadikannya top skor kedua klub setelah Peter Crouch yang mencetak 18 gol dari 49 laga.
Empat musim setelahnya, Dirk Kuyt tetap tampil impresif di mana ia tidak pernah mencetak kurang dari 11 gol di semua ajang buat Liverpool.
Namun sayang, kegemilangan Dirk Kuyt selama empat musim itu seolah hilang lantaran sinarnya kalah mentereng ketimbang pemain lain yang dianggap lebih layak menjadi ikon klub.
Setelah di musim 2006/07, namanya kalah saing dari Peter Crouch yang menjadi top skor, empat tahun setelahnya ia kembali tenggelam lantaran kedatangan Fernando Torres yang langsung menjelma sebagai pangeran Anfield.
Padahal, sepanjang lima tahun tersebut, Dirk Kuyt kerap tampil sebagai pahlawan dan memberikan kemenangan krusial buat Liverpool.
Salah satunya saat ia mencetak satu gol di babak 16 besar Liga Champions 2007/08 kontra Inter Milan, tim yang saat itu diunggulkan untuk menjadi juara. Gol tersebut pun mempermudah langkah Liverpool melangkah ke babak selanjutnya.
Dirk Kuyt juga mencetak gol vital di menit akhir saat berhadapan dengan Manchester City serta Wigan Athletic pada musim 2008/09 lalu, hasil yang membuat Liverpool berhasil finis sebagai runner-up liga di akhir kompetisi.
Pasca kepindahan Fernando Torres di musim 2010/11, sosok Dirk Kuyt kembali kalah saing lantaran sinar Luis Suarez yang di plot sebagai penyerang tunggal sukses menghipnotis para penggemar.
Di tahun terakhirnya bersama Liverpool, Dirk Kuyt yang sudah termakan usia serta makin gemilangnya Luis Suarez membuatnya tidak lagi menjadi pilihan utama The Reds.
Meski begitu, Dirk Kuyt tetap memberikan kontribusi maksimal bahkan menjadi pahlawan saat sukses mencetak gol kedua di final Piala Liga 2012 melawan Cardiff City. Gol yang membuat permainan berakhir 2–2 di perpanjangan waktu.
Liverpool akhirnya berhasil menjadi juara melalui babak adu penalti, dan Dirk Kuyt sebagai penendang ketiga sukses menjalankan tugasnya.
Padahal, dua penendang Liverpool sebelumnya yakni Steven Gerrard dan Charlie Adam gagal memasukan bola. Sehingga, andaisaja Dirk Kuyt kembali gagal mencetak gol, bisa dipastikan bahwa Cardiff bukan Liverpool yang menjadi juara.