Selain Shin Tae-yong, 2 Pelatih Timnas Juga Bertugas Saat Liga Vakum
INDOSPORT. COM - Shin Tae-yong, pelatih asal Korea Selatan ini, ternyata bukan sosok pertama yang harus menangani Timnas Indonesia ketika liga sedang vakum.
Sebuah harapan baru memang menghiasi publik pecinta sepak bola Tanah Air pada penghujung tahun 2019. Tepat tanggal 28 Desember 2019, PSSI memperkenalkan sosok pelatih anyar yang menukangi Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.
Reputasi Shin Tae-yong bukan sembarangan pelatih. Shin Tae-yong merupakan sosok yang duduk di kursi kepelatihan, ketika Korea Selatan ikut Piala Dunia 2018.
Hebatnya lagi, Shin Tae-yong sukses membawa Korea Selatan mengalahkan juara bertahan, Jerman, 2-0, dalam laga terakhir Grup F. Padahal kala itu, Jerman dihuni banyak bintang top dunia, sedangkan anak asuh Shin Tae-yong yang paling tenar hanya Son Heung-min saja.
Tak heran jika kemudian ada ekspektasi yang dibebankan kepada Shin Tae-yong. Tangan dingin pelatih berusia 49 tahun itu diharapkan mampu menyulap kekuatan Timnas Indonesia, menjadi Macan Asia seperti yang dilakukannya bersama Korea Selatan dulu.
Namun ujian berat harus langsung dihadapi di awal masa kerja Shin Tae-yong. Kompetisi lokal Indonesia, Liga 1, dan kasta bawah lainnya, harus terhenti sementara akibat pandemi virus corona.
Situasi yang sungguh menyulitkan, sebab Shin Tae-yong jelas tak bisa memantau perkembangan bakat-bakat hebat Skuat Garuda. Program pemusatan latihan yang sudah diagendakan Shin Tae-yong juga batal terlaksana, mengingat upaya pencegahan virus corona wajib menghindari aktivitas yang melibatkan kerumunan atau banyak orang.
Kalau berkaca ke belakang, situasi yang dialami Shin Tae-yong sejatinya bukan pertama kali terjadi. Jauh sebelum Shin Tae-yong, ada pelatih yang telah lebih dulu merasakan nasib menangani Timnas Indonesia ketika liga sedang dihentikan alias vakum.
Lalu, siapa saja para pelatih yang merasakan nasib seperti Shin Tae-yong tersebut? INDOSPORT coba merangkumnya ke dalam ulasan berikut.
Rusdy Bahalwan (1998)
Rusdy Bahlawan, legenda sepak bola Indonesia ini pernah didera pengalaman serupa seperti Shin Tae-yong. Tepatnya ketika Rusdy menduduki kursi kepelatihan Timnas Indonesia pada 1998 silam.
Kala itu, Rusdy sedang sibuk mempersiapkan Timnas Indonesia jelang ajang Piala Tiger 1998 yang dilangsungkan sekitar bulan Agustus di Vietnam. Namun situasi politik dan kehidupan sosial ekonomi dalam negeri sedang memanas sedari awal tahun 1998.
Masyarakat menginginkan reformasi atas hegemoni pemerintahan Orde Baru. Kerusuhan pecah di mana-mana, puncaknya terjadi sekitar bulan Mei.
Melihat situasi yang makin tidak kondusif, kompetisi sepak bola Indonesia 1997/98 akhirnya harus dihentikan di tengah jalan. 25 Mei 1998, keputusan pemberhentian Liga Indonesia resmi dirilis.
Sungguh sulit situasinya, krisis moneter sampai mempengaruhi kondisi keuangan klub. Para pemain juga kena dampak, mereka mau tidak mau mencari rejeki dengan jalan selain sepak bolam, agar dapur tetap mengebul.
Beruntung, Rusdy Bahalwan tetap mampu menjalankan tugasnya dengan cukup baik. Buktinya saja, di tengah liga yang terhenti, Rusdy berhasil membawa Timnas Indonesia meraih posisi juara tiga dalam Piala Tiger 1998.
1. Pieter Huistra (2015)
Tugas berat didapat Pieter Huistra, pelatih asal Belanda, sekitar tahun 2015 lalu. Tepat tanggal 7 Mei 2015, Pieter Huistra ditunjuk PSSI sebagai pelatih Timnas Indonesia, untuk persiapan jelang Kualifikasi Piala Dunia 2018 dan Kualifikasi Piala Asia 2019.
Situasinya kala itu sedang rumit. Bayangkan saja, lima hari sebelum Pieter Huistra ditunjuk, PSSI baru saja resmi memberhentikan jalannya Liga Indonesia.
Padahal Liga Indonesia 2015 terbilang baru saja bergulir. Kisruh di tubuh PSSI dan intervensi Kemenpora jadi penyebab utamanya.
Makin sial bagi Pieter Huistra, sebab sekitar sebulan pasca diangkat menjadi pelatih Timnas Indonesia, hukuman berat FIFA tiba-tiba datang menghantam PSSI. FIFA membekukan PSSI, dan Timnas Indonesia tidak bisa berlaga di ajang internasional.
Pieter Huistra pun tak pernah benar-benar menjalankan tugasnya sebagai pelatih Timnas Indonesia. PSSI akhirnya melepas Pieter Huistra dari kursi kepelatihan Timnas Indonesia pada Desember 2015, tanpa sekalipun sempat merasakan bertanding.