Kisah Jayden Houtriet yang Pernah Dipermalukan Bomber Manchester United
INDOSPORT. COM - Calon pemain Timnas Indonesia, Jayden Houtriet, pernah mendapatkan pengalaman dipermalukan oleh bomber Manchester United.
Nama Jayden Houtriet belakangan sedang menjadi perbincangan publik. Terutama setelah Jayden tampil dalam channel Youtube milik pemain Indonesia di Belanda, Yussa Nugraha.
Jayden tanpa ragu mengungkapkan, bahwa dirinya punya darah keturunan Indonesia. Lebih jauh, Jayden bahkan mengaku ingin sekali membela Timnas Indonesia, andai tak mendapat kesempatan dari Belanda.
“Darah Indonesia berasal dari Mama. Dia tidak lahir di Indonesia, tapi orang tua Mama, Opa dan Oma saya, lahir di Indonesia. Opaku dari Jakarta, Omaku dari Manado,” ucap Jayden kepada Yussa.
“Kalau tidak ada panggilan Timnas Belanda, saya ingin menjalani trial di Timnas Indonesia,” Jayden menambahkan.
Benar, Jayden merupakan pemain blasteran Indonesia Belanda. Jayden masih berusia 18 tahun, berposisi sebagai gelandang, dan tengah menjalani karier bersama klub Vitesse Arnhem U-19.
Kalau untuk membela Timnas Indonesia, mungkin reputasi Jayden tergolong sangat menjanjikan. Jayden telah ditempa oleh level sepak bola Eropa, yang mungkin akan sangat berguna bagi kekuatan Skuat Garuda.
Apalagi peran Jayden bersama Vitesse U-19 tak sembarangan. Sepanjang musim 2019/20 saja, Jayden mendapat menit bermain reguler dengan catatan 16 penampilan dan dua gol.
Meski secara garis besar tampak mengesankan, bukan berarti perjalanan karier Jayden mulus-mulus saja. Kiprah Jayden ternyata pernah pula dihiasi oleh hal-hal pahit.
Termasuk ketika dirinya dipermalukan oleh bomber Manchester United U-18, Dillon Hoogewerf di Belanda. Kisahnya terjadi pada tanggal 15 Desember 2018, tepatnya kala Dillon Hoogewerf belum pindah ke Manchester United, masih berkostum Ajax Amsterdam U-17, dan Jayden membela Vitesse U-17.
Merangkum data Transfermarkt, keduanya bertemu dalam laga Eredivisie Belanda U-17. Dillon tampil mengisi lini depan Ajax sejak menit awal, sementara Jayden tampil sebagai pemain utama menempati posisi gelandang bertahan Vitesse.
Pertandingan awalnya berpihak kepada Vitesse pada paruh pertama. Peran Jayden membantu Vitesse unggul 2-0 saat turun minum.
Namun permainan Jayden dan kawan-kawan malah keteteran di babak kedua. Peran Dillon di lini depan, membuat barisan penyerangan Ajax lebih semangat menggempur pertahanan Vitesse.
Hasilnya, babak kedua Ajax mampu mencetak tiga gol dan membalikkan keadaan. Ajax mengakhiri laga dengan kemenangan tipis 3-2.
Jayden yang sudah tertawa senang di babak pertama, akhirnya harus tertunduk menahan malu akibat kalah dari Dillon. Pengalaman pahit ini mungkin bisa dijadikan pelajaran bagi Jayden, agar ke depannya tak terulang lagi kekalahan karena kena epic comeback.