Blunder AC Milan di Balik Kontrak Baru Donnarumma
INDOSPORT.COM - Nasib kiper AC Milan, Gianluigi Donnarumma, sepertinya bakal segera menemui kepastian. I Rossoneri dikabarkan tengah menyodorkan kontrak baru untuk sang pemain.
Dilansir dari Gazzetta Dello Sport, AC Milan disebut tak akan membiarkan Donnarumma pergi begitu saja. Mereka kini tengah mendiskusikan perpanjangan kontrak untuk sang penjaga gawang.
Kontrak Donnarumma di AC Milan akan segera berakhir pada musim panas 2021. Kondisi ini membuat Donnarumma jadi buruan sejumlah klub papan atas Eropa.
Beberapa klub yang terang-terangan ingin memboyong Donnarumma adalah Chelsea dan Real Madrid. Chelsea bahkan dikabarkan siap menukar penjaga gawang mereka saat ini, Kepa Arizabalaga.
Donnarumma adalah salah satu kiper berbakat Eropa yang merupakan produk asli akademi Milan. Hingga berita ini diturunkan, belum ada kabar soal respons Donnarumma terhadap kontrak baru yang disodorkan. Meski begitu, kiper 21 tahun itu telah mengisyaratkan ingin bertahan lebih lama di San Siro.
Hal tersebut tentu jadi kabar baik bagi Milanisti. Namun, faktanya tak semua fans girang dengan kabar ini. Pasalnya, banyak yang mempertanyakan keputusan Milan memberikan Donnarumma kontrak anyar.
Sebab, Donnarumma merupakan kunci dari revolusi yang tengah dibangun AC Milan di bawah Ivan Gazidis saat ini.
Blunder Milan?
AC Milan untuk yang kesekian kalinya kembali melakukan perombakan tim. Rencana itu diawali dengan kedatangan pelatih anyar asal Jerman, Ralf Rangnick.
CEO Milan, Ivan Gazidis, berencana meniru kesuksesan RB Leipzig dan RB Salzburg di tangan pelatih Ralf Rangnick. Sebagai langkah awal, Gazidis siap memodali Rangnick dengan dana mencapai 2,1 triliun rupiah.
Rangnick saat ini terus mengamati skuat Milan dan menyiapkan rencana untuk meningkatkan kualitas tim musim depan, baik dengan memanfaatkan pemain yang sudah ada atau mendatangkan pemain baru.
Sejumlah pemain yang sudah masuk daftar incaran Milan antara lain Sandro Tonalli, Dayot Upamecano, Timo Werner, Dani Olmo. Luka Jovic, sampai Daniele Rugani.
Tentu saja reformasi yang tengah dibangun ini membutuhkan biaya besar. Meski Elliott Management menyanggupi, namun faktanya AC Milan tak bisa begitu saja menggelontorkan uang.
Sebab, I Rossoneri kini tengah dalam jeratan sanksi Financial Fair Play. Neraca keuangan AC Milan saat ini masih timpang.
Kegagalan Milan finis di zona Liga Champions musim lalu membuat segalanya makin sulit. Meski begitu, pada musim lalu Milan menciptakan progres yang cukup baik dengan memperoleh dana keuntungan sekitar 35 juta euro dari penjualan Suso dan Piatek.
Namun, Milan masih membutuhkan lebih banyak pemasukan agar tak merugi. Di sinilah Donnarumma bisa memainkan peranan kunci.
Salah satu alasan mengapa Milan tak kunjung keluar dari jerat FFP adalah keengganan mereka menjual pemain bintang layaknya tim-tim lainnya.
Memang bukan sebuah keputusan populer, namun yang dibutuhkan Milan saat ini adalah keseimbangan neraca keuangan. Untuk itu, keputusan menjual Donnarumma dinilai banyak pihak sebagai solusi terbaik.
Dengan menjual Donnarumma, Milan bisa mendapatkan dana tak kurang dari 60 juta euro. Selain itu, I Rossoneri bisa menghemat pengeluaran gaji dengan cukup signifikan mengingat gaji kiper Timnas Italia itu adalah salah satu yang terbesar di Italia.
Dana sebesar 60 juta euro bisa diguakan sebagai tambahan untuk mendatangkan beberapa pemain penting yang lebih dibutuhkan AC Milan.
Kepergian Donnarumma memang cukup menyesakkan. Namun sejatinya posisi kiper bukanlah keperluan mendesak Milan saat ini.
Sebagai tim elite, Milan tengah dalam krisis serius di lini depan. Musim ini Milan jadi salah satu tim dengan produktivitas terburuk di Italia.
I Rossoneri cuma mengemas 28 gol dari 26 pertandingan Serie A Italia. Milan tertinggal jauh dari Napoli (41 gol), Atalanta (70), Roma (51), Lazio (60), Juventus (50), dan Inter (49) dalam periode pertandingan yang sama.
Suka tidak suka, kehilangan Donnarumma tak akan berdampak signifikan. Milan pastinya akan tetap mendatangkan kiper bagus dengan harga yang jauh lebih murah.
Dengan fakta ini, maka keputusan Milan untuk mempertahankan Donnarumma diyakini bisa berujung pada blunder.
Sekadar mengingatkan, Milan pernah mengalami kegagalan serius di era Yonghong-Li. Investasi 100 juta euro lebih kala itu malah mendatangkan kerugian parah. Tentu kesalahan serupa tak ingin diulangi oleh Elliott Management pada musim panas ini.