Rahasia Dibalik Degradasinya Tim Kuat Perseden Denpasar di Ligina 2003
INDOSPORT.COM - Hasil buruk yang diraih Perseden Denpasar pada Divisi Utama Liga Indonesia 2003 ternyata jauh diluar dugaan. Ternyata, ada permasalahan internal klub yang membuat prestasi Laskar Catur Muka merosot pada putaran kedua.
Skuat besutan Dick Buitelaar mengawali kompetisi dengan skuat menjanjikan. Ada Yeyen Tumena, Miro Baldo Bento, Stenly Mamuaya, Paulus Krey, Yan Kaunang, Marwal Iskandar, Suwandi HS, Kuncoro.
Ada pula sosok Wayan Sukadana, Ahmad Junaedi, M Kamri, Komang Adnyana, Victor Anderson, Gbeneme Friday hingga Rodrigo Araya. Dengan prestasi Dick Buitellar pernah menangani tim elit Belanda, NAC Breda, Perseden cukup diunggulkan.
"Putaran pertama kita sempat di peringkat lima. Kita sangat kuat ketika di kandang. Kita juga menang away di kandang Arema. Tapi semua berubah pada putaran kedua," ucap Wayan Sukadana kepada INDOSPORT, Sabtu (11/04/20).
Namun pada putaran kedua, Perseden kehilangan delapan pemain utama. Wayan menyebut ada permasalahan internal yang membuat delapan pemain lokal tak lagi berseragam Perseden.
Para pemain itu di antaranya Suwandi HS, Marwal Iskandar, Rodrigo Araya, Stenly Mamuaya, Kuncoro, Bertha Yuwana Putra, Siswantoro dan Ahmad Junaedi. Kursi pelatih berganti dari Dick Buitellar ke Nandar Iskandar.
"Yang pindah itu rata-rata pemain utama. Victor juga pindah, sementara kita tidak dapat pengganti sepadan. Ditambah dengan adanya faktor psikologis, akhirnya kita dapat hasil kurang bagus di putaran kedua," tuturnya.
Pada putaran pertama, Perseden mencatatkan delapan kemenangan, tiga hasil seri dan delapan kekalahan. Sementara pada putaran kedua, Perseden hanya menang enam kali, tiga kali imbang dan menelan sepuluh kekalahan.
Kebijakan PSSI mengadakan playoff membuat Perseden yang finish urutan ke-15 harus bertarung melawan Persib Bandung, PSIM Yogyakarta dan Persela Lamongan. Akhirnya dua tiket ke Liga Indonesia 2004 diamankan Persib dan Persela.