Menakar Kepantasan Andriy Shevchenko Menjadi Pelatih AC Milan
INDOSPORT.COM - AC Milan kembali dibuat senewen dengan hasil kerja pelatih anyarnya, Marco Giampaolo. I Rossoneri lagi-lagi harus tumbang 1-3 kala menjamu Fiorentina di San Siro, Senin (30/09/19) dini hari WIB.
Ini adalah kekalahan ketiga beruntun yang harus diterima Rossoneri di Serie A setelah sebelumnya kalah dari Inter Milan dan Torino.
Andriy Shevchenko bukan nama asing bagi AC Milan. Sheva, sapaan akrabnya, pernah membela Milan dalam dua kesempatan, yakni 1999-2006 dan saat dipinjamkan dari Chelsea pada 2008-2009.
Sebagai pemain, tak ada yang meragukan kemampuan dan pencapaian Shevchenko. Namun, bagaimana ketika ia menjalani peran sebagai pelatih?
Pembawa Perubahan
Shevchenko mulai terjun ke dunia kepelatihan saat menjadi asisten pelatih Timnas Ukraina di awal 2016. Menyusul kegagalan Ukraina di Piala Dunia 2018, ia pun diangkat menjadi pelatih kepala menggantikan Mykhaylo Fomenko.
Saat itu Ukraina tengah dalam kondisi tidak ideal saat dipegang Shevchenko. Sejumlah pemain bintang berpengalaman memutuskan pensiun.
Namun, hal itu tak menyurutkan tekad Andriy Shevchenko. Ia mengubah filosofi bermain Ukraina menjadi tim yang memegang kuat penguasaan bola.
Sheva pun mau tidak mau memasukan banyak pemain muda demi regenerasi. Pada usaha pertamanya, Shevchenko gagal membawa Ukraina ke Piala Dunia 2018.
Namun hasil itu tak jadi masalah karena Ukraina ada di posisi ketiga di bawah Kroasia yang akhirnya menjadi finalis Piala Dunia 2018.
Shevchenko memiliki pendekatan yang bagus dalam menjaga kekompakan tim. Ia sering melakukan diskusi internal.
Di masa awal kepelatihannya sendiri banyak pemain yang keluar masuk memperkuat timnas. Namun dengan laga-laga uji coba, maka kekompakan terbentuk.
Timnas Ukraina makin matang dan unjuk gigi saat mengikuti ajang UEFA Nations League. Ditempatkan di Grup 1 Liga B, Ukraina sukses menjadi pemuncak grup dan naik kasta ke Liga A.
Andriy Yarmolenko dkk meraih sembilan poin hasil tiga kali menang dan satu kali kalah, unggul atas Republik Ceko dan Slovakia.
Performa gemilang Ukraina di UEFA Nations League pun ditularkan di kualifikasi EURO 2020. Hingga matchday kelima, Ukraina nangkring di puncak klasemen Grup B dengan 13 poin.
Ukraina unggul lima poin atas juara bertahan Portugal yang duduk di peringkat kedua. Timnas Ukraina sejauh ini belum terkalahkan dengan rincian empat kali menang dan satu kali seri.
Ukraina juga mencatatkan statistik gemilang dengan memasukan 11 gol dan cuma kebobolan satu kali.
Dihimpun dari data Transfermarkt, Andriy Shevchenko telah 29 kali menjalani pertandingan bersama Timnas Ukraina.
Dari 29 laga itu Shevchenko meraih 16 kali menang, 8 kali imbang, dan 5 kali kalah. Tentunya ini statistik yang cukup bagus bagi pelatih muda.
Selama menukangi Ukraina, Andriy Shevchenko sering menggunakan formasi 4-2-3-1 dan 4-3-3. Terkadang, ia merubah formasi menjadi 4-1-4-1.
Selama memegang Ukraina pula ia pernah meraih hasil gemliang dengan membantai Serbia 5-0 pada kualifikasi Euro 2020 serta menahan imbang tim kuat Italia dan Portugal.
Andriy Shevchenko dinilai cocok untuk melatih AC Milan. Tak bisa dipungkiri, ia adalah seorang milanista yang akan mencurahkan semua jiwa raganya untuk klub.
Selain itu, ia sudah terbiasa bekerja dengan orang-orang di tim AC Milan. Sebagai informasi, di tim Ukraina yang ia besut, Shevchenko juga didampingi dua mantan koleganya saat masih di Milan dulu.
Dua orang itu adalah Mauro Tassotti (eks asisten pelatih Ancelotti di Milan) dan Andrea Maldera (eks staf pelatih AC Milan). Tentu sedikit banyak Shevchenko tahu cara membangkitkan AC Milan ke kejayaan masa lalu, minimal seperti era 2000-an.
Tak menutup kemungkinan pula Mauro Tassotti dan Andrea Maldera juga diajak kembali pulang ke AC Milan untuk sama-sama membangkitkan I Rossoneri.
Hal yang menjadi halangan AC Milan saat ini adalah apakah mereka bisa meyakinkan Ukraina untuk melepas Shevchenko. Pasalnya, tim dengan warna kebesaran kuning-biru itu tengah dalam perjalanan lolos ke Euro 2020.