Analisis Taktik Timnas Indonesia U-16 vs Brunei Darussalam: Sempat Deadlock!
INDOSPORT.COM – Berikut analisis pertandingan kualifikasi Piala Asia U-16 2020 antara Timnas Indonesia U-16 vs Brunei Darussalam di stadion Madya pada Jumat (20/09/19) malam WIB.
Bertanding di kandang sendiri dengan misi harus menang minimal 11-0 atas Brunei Darussalam membuat semangat Timnas Indonesia U-16 begitu membumbung tinggi di awal laga. Hasilnya, skuat asuhan Bima Sakti berhasil mengunci babak pertama dengan skor 2-0.
Dua gol tersebut disumbangkan oleh Ahmad Atthallah (15’) melalui titik penalti dan Aditya Daffa (43’). Memasuki babak kedua, serangan Timnas Indonesia U-16 semakin gencar karena mengejar misi menang 11-0 atas Brunei Darussalam.
Terus menggempur, akhirnya Timnas Indonesia berhasil menambah 6 gol berikutnya melalui Marselino Ferdinan (46’), Faizal Shaifullah (61’, 68’), Ruy Arianto (63’, 83’), dan Aditya Daffa (87’). Alhasil Timnas Indonesia U-16 berhasil menang 8-0 atas Brunei Darussalam.
Menang besar, tapi tetap saja itu tidak sesuai dengan misinya untuk menang 11-0 sehingga membuat Timnas Indonesia U-16 posisinya masih di bawah China yang unggul selisih gol. Namun terlepas dari itu, permainan anak asuh Bima Sakti begitu menghibur hingga ada pesta 8 gol.
Untuk itu, berikut INDOSPORT hadirkan dalam analisis taktik Timnas Indonesia vs Brunei Darussalam yang sebenarnya sempat deadlock atau menemui jalan buntu.
1. Brunei Darussalam Sukses Membuat Timnas Indonesia U-16 Kelimpungan
Skor memang 8-0, tapi faktanya di 15 menit pertama babak pertama, Brunei Darussalam sukses besar dalam menahan pola permainan Timnas Indonesia U-16 yang tampak kelimpungan.
Jadi dalam 15 menit itu, Brunei Darussalam mengandalkan high pressing sehingga membuat taktik Timnas Indonesia U-16 tak berjalan. Para pemain Timnas Indonesia U-16 tampak tak nyaman dalam melakukan passing dan crossing sehingga pola main menjadi deadlock.
Hingga tibalah momen di mana pemain Brunei melakukan pelanggaran di dalam kotak penalti sehingga membuat Timnas Indonesia U-16 unggul 1-0. Namun meski unggul, nyatanya Timnas Indonesia U-16 tidak serta merta menguasai jalannya laga.
Buktinya high pressing Brunei berhasil meredam gaya main Timnas Indonesia U-16 sehingga mereka hanya kalah 0-2 saja di babak pertama. Tak hanya high pressing, Brunei juga menerapkan taktik bertahan sangat dalam sembari menunggu serangan balik cepat.
Pelatih Bima Sakti yang sadar akan hal itu pun memasukan Mochamad Faizal Shaifullah guna menambah daya gedor. Hasilnya fantastis, taktik dan gaya main Timnas Indonesia U-16 langsung berjalan begitu cair mendominasi Brunei Darussalam.
Apalagi setelah Faizal Shaifullah sukses mencetak gol keempat bagi Timnas Indonesia U-16 yang seketika membuat pola main Brunei Darussalam menjadi sangat kacau. Ruy Arianto yang di sepanjang babak pertama kurang kelihatan juga mendadak menjadi bersinar di babak kedua.
Bersama Faizal Shaifullah, mereka berdua terus menari-nari dan menjadi inspirasi bagi Timnas Indonesia U-16 untuk menghancurkan Brunei Darussalam. Brunei yang sudah tak berdaya akhirnya hanya bisa menerima kekalahan telak 0-8 dari Timnas Indonesia U-16.
Bagi Timnas Indonesia U-16, tentu hasil 8-0 adalah sesuatu yang baik meski gagal mengkudeta China dari puncak klasemen grup G Kualifikasi Piala Asia U-16, Tapi jangan lupa tetap perlu ada evaluasi dan perbaikan.
Faktanya Timnas Indonesia U-16 sempat kesulitan meladeni taktik cerdas Brunei untuk bertahan secara dalam dan high press. Ini tentu menjadi peringatan bagi Timnas Indonesia U-16 yang akan menghadapi China di laga terakhir kualifikasi Piala Asia U-16.