x

Timnas Indonesia dan Titik Lemah yang Harus Dibenahi Simon McMenemy

Jumat, 13 September 2019 16:36 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Yohanes Ishak
Skuat Timnas Indonesia saat hendak menuju ruang ganti setelah babak pertama melawan Thailand berakhir, Selasa (10/09/2019). Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT.

INDOSPORT.COM - Timnas Indonesia saat ini tengah terpuruk dan tampaknya berikut ini merupakan titik lemah yang harus dibenahi pelatih Simon McMenemy.

Timnas Indonesia saat ini tengah menjadi sorotan karena gagal menjawab ekspektasi tinggi yang diinginkan publik Tanah Air.

Pasalnya Timnas Indonesia harus takluk dua kali pada pertandingan Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022. Bahkan kebobolan sebanyak enam gol sejauh ini.

Baca Juga

Posisi Timnas Indonesia di daftar klasemen sementara Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 berada di dasar tanpa meraih satu poin pun.

Lantaran Timnas Indonesia kalah 2-3 dari Malaysia, Kamis (05/09/19) dan Thailand 0-3, Selasa (10/09/19) lalu. Kekalahan tersebut terjadi di kandang sendiri, yakni Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).

Skuat Timnas Indonesia menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Selasa (10/09/2019). Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT.

Kekalahan tersebut membuat publik menginginkan juru taktik Simon McMenemy segera mundur dari jabatannya. Namun ada pula yang menginginkan untuk diberi waktu.

Padahal sebelum tanding di ajang resmi, Timnas Indonesia telah menjalani rangkaian pertandingan uji coba agar skema yang diinginkan pelatih berjalan sesuai.

Simon sendiri ditunjuk PSSI pada awal 2019. Bahkan dirinya telah bergeriliya untuk menonton sederet pertandingan Liga 1 2019 dalam menentukan pemain.

Baca Juga

Laga uji coba perdana Simon dalam melatih Timnas Indonesia ialah bersua ke kandang Myanmar. Laga tersebut berhasil dimenangkan dengan skor 2-0 untuk Skuat Garuda.

Pada partai uji coba kedua, Timnas Indonesia takluk 4-1 dari Jordania. Terakhir Timnas Indonesia bisa bangkit usai mengalahkan Vanuatu dengan skor 6-0.

Bek TImnas Indonesia, Ruben Sanadi (kanan) mengawal pergerakan Ekanit Panya, Selasa (10/09/2019). Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT.

Bahkan ketika bersua dengan klub lokal seperti Persika Karawang, Timnas Indonesia bisa menang 3-0 dan mengandaskan Bhayangkara FC, 2-0.

Melihat hasil tersebut awalnya publik sempat optimis dengan racikan Simon McMenemy. Namun harapan tersebut pupus pada dua laga yang berakhir kandas.

Apalagi di laga berikutnya, Timnas Indonesia bakal bersua Uni Emirat Arab (UEA) dan Vietnam pada Oktober mendatang. Tentu harus segera berbenah agar bisa bangkit.

Baca Juga

Pengaruh Mental?

Chanatip (tengah) yang mengancam pertahanan Timnas Indonesia dijaga oleh Hansamu Yama (kiri). Selasa (10/09/2019). Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT.

Bicara pengaruh mental, dari 23 penggawa yang dipanggil Timnas Indonesia ada sejumlah pemain mestinya memiliki mental sekelas baja.

Lihat saja nama-nama seperti Andritany Ardhiyasa, Yustinus Pae, Victor Igbonefo, Rizky Pellu, Osas Saha, Irfan Jaya, Evan Dimas, hingga Ferdinand Sinaga pernah meraih gelar juara di level nasional.

Meski begitu penilaian lain datang dari legenda hidup sepak bola Indonesia Peri Sandria. Dirinya menganggap kalau mereka tanggung jawab para pemain masih kurang.

Baca Juga

"Oke, ketika bermain di liga mereka penampilannya bagus, tetapi ketika turun di timnas? Hancur semua. Mungkin salah satu faktornya adalah ketidaksiapan mental," jelas Peri kepada INDOSPORT, Kamis (12/09/19).

Hal tersebut bisa menjadi catatan tersendiri bagi pelatih Simon McMenemy dan jajarannya agar pertandingan berikutnya bisa lebih baik.

Stamina Gampang Kedodoran

Para pemain Timnas Indonesia tertunduk lesu usai kalah dari Malaysia, Kamis (05/09/2019).

Titik lemah lainnya yang dialami para pemain Timnas Indonesia terlihat ketika memasuki 45 menit terakhir dalam dua pertandingan kemarin.

Para penggawa Timnas Indonesia dianggap oleh publik terlihat gampang sekali staminanya kedodoran. Hal tersebut membuat Timnas Indonesia kesulitan mengembangkan permainan.

Hal tersebut diperkuat lantaran sebagian penggawa Timnas Indonesia masih ada yang bermain untuk klub. Karena jadwal pertandingan Timnas Indonesia dan Liga 1 kerap berdekatan bahkan bentrok.

Baca Juga

Bagi eks pelatih Persita Tangerang asal Brasil Fabio Oliveira kalau pemain sudah cukup capek mengikuti liga domestik yang jadwalnya berdekatan.

"Faktor ini (stamina) pasti mempersulit pemain untuk tampil prima. (Apalagi) kita masuk di grup yang cukup berat," ujar Fabio kepada INDOSPORT, Rabu (11/09/19).

Maka dari itu, Timnas Indonesia masih memiliki waktu untuk memperbaiki sebelum melakoni laga berikutnya di Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Pendekatan Sistem Bermain

Para pemain Timnas Indonesia tertunduk lesu usai kalah dari Malaysia, Kamis (05/09/2019).

Titik lemah terakhir tampaknya membuat Timnas Indonesia harus lebih gencar lagi dalam pendekatan sistem bermain dengan penggawa yang dipanggil.

Pola permainan Timnas Indonesia yang kerap mengandalkan umpan jauh ke depan area kotak penalti. Hal tersebut tentu saja membuat peluang untuk terus menguasai bola berkurang.

Bagi pengamat sepak bola Justinus Lhaksana kesalahan Timnas Indonesia terletak pada strategi yang diterapkan Simon McMenemy yang tak sesuai dengan kapasitas pemain.

Baca Juga

"Tidak akan berpengaruh bila susunan pemain diubah kalau kita selalu main dengan long ball saja, dia (Simon) harus berubah," jelas Justin kepada INDOSPORT, Rabu (11/09/19).

Dari catatan barusan bisa menjadi penilaian tersendiri bagi penggila sepak bola nasional. Namun balik lagi kalau titik lemah di atas tampaknya sudah ada dalam lis staf pelatih Timnas Indonesia.

Timnas SeniorTim Nasional IndonesiaTimnas IndonesiaLiga IndonesiaBola IndonesiaKualifikasi Piala Dunia 2022

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom