4 Keuntungan yang Didapatkan Manchester United jika Paulo Dybala Jadi Bergabung
INDOSPORT.COM - Manchester United akan mendapatkan sejumlah keuntungan besar dengan kedatangan Paulo Dybala dari Juventus.
Manchester United tinggal selangkah lagi mendapatkan tanda tangan bintang Juventus, Paulo Dybala. Rencananya, pemain asal Argentina ini akan dibarter dengan Romelu Lukaku sebagai bagian dari kesepakatan transfer.
Seperti dilansir dari situs Sky Sports, agen Dybala, Mariano, tengah berada di London, Inggris, untuk bertemu pihak Setan Merah. Sejatinya, Dybala masih betah tinggal di Allianz Stadium.
Akan tetapi, jika Manchester United memberikan tawaran yang menggiurkan, bukan tidak mungkin pemain 25 tahun ini akan membuka peluang bermain di Old Trafford pada musim 2019/2020.
Demi memuluskan skenario itu, Manchester United dilaporkan menawarkan Romelu Lukaku dalam kesepakatan transfer. Juventus memang dikabarkan sangat berminat mendatangkan penyerang asal Belgia tersebut.
Berikut ini empat keuntungan besar yang bisa didapatkan Manchester United jika Paulo Dybala benar-benar bergabung.
1. Di Usia Keemasan
Mendapatkan Paulo Dybala merupakan sebuah keuntungan besar bagi Man United lantaran usia sang pemain sedang dalam masa keemasan.
Paulo Dybala saat ini berusia 25 tahun. Sebagai pemain bernomor 10, Dybala memiliki potensi yang sangat besar.
Terbukti dari 22 gol yang ia ciptakan bagi Juventus di Serie A musim 2017/18. Sayang, kehadiran Ronaldo di musim berikutnya menggusur peran Dybala.
Penyerang tengah Timnas Argentina ini harus rela jadi pemain pengganti dan bermain lebih melebar. Hasilnya, ia hanya sanggup mencetak lima gol dari 30 penampilan Serie A.
2. Menjadi Pembeda Laga
Sudah berkali-kali Paulo Dybala menjadi sosok penyelamat Juventus. Paulo Dybala bukanlah pemain biasa. Jika Man United bisa mengeluarkan potensi terbaiknya, Dybala akan jadi penyelamat tim di pertandingan-pertandingan besar.
Pada musim 2017/18 atau musim terbaiknya bersama Juve, Dybala sanggup mencetak hattrick sebanyak tiga kali. Di musim yang sama ia juga membuat tiga kali brace yang semuanya berakhir dengan kemenangan.
3. Cocok dengan Formasi Solskjaer
Potensi Paulo Dybala di Juventus sejatinya tak dikembangkan secara maksimal. Alasannya adalah formasi tim yang lebih sering menggunakan 4-3-3.
Beruntung memang jika ia dimainkan sebagai ujung tombak. Namun, dengan kehadiran Ronaldo, perannya pun terkikis. Selain posisi ujung tombak, pada barisan formasi 4-3-3 hampir tak ada lagi tempat bagi pemain bertipe seperti Paulo Dybala.
Man United dan Dybala pun patut bersyukur. Pelatih Ole Gunnar Solksjaer bukanlah penganut saklek 4-3-3. Solskjaer sejauh ini lebih suka memainkan formasi 4-2-3-1 atau 4-3-1-2 dalam timnya.
Dua formasi ini sangat sesuai dengan gaya main Paulo Dybala. Dybala bisa dimainkan sebagai second striker/playmaker atau pun striker tengah.
4. Eksekutor Bola Mati Ulung
Selain skill dalam permainan terbuka, Dybala juga seorang eksekutor bola mati yang ulung. Dybala bisa menjadi pilihan utama Solskjaer sebagai eksekutor bola mati seperti penalti atau pun tendangan bebas. Sepanjang kariernya, Paulo Dybala telah mencetak 19 gol dari 21 kesempatan tendangan penalti.