Analisis Piala Indonesia Persija vs Borneo: Eks Persib Buat Ulah di Kandang Macan Kemayoran
INDOSPORT.COM – Persija Jakarta sukses meraih kemenangan 2-1 atas Borneo FC dalam lanjutan semifinal leg pertama Kratingdaeng Piala Indonesia, berikut analisisnya.
Bertanding di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, pada Sabtu (29/06/19) WIB, bersama pelatih baru, Julio Banuelos, Persija bermain begitu meyakinkan di awal laga tersebut.
Bagaimana tidak, baru dua menit laga berjalan, Persija langsung unggul cepat melalui Yan Nasadit.
Keunggulan itu sontak membuat Persija tampil begitu percaya diri hingga membuat Borneo FC tertekan di daerah sendiri. Akan tetapi di menit ke-38, Persija lengah sehingga memungkinkan Borneo FC mencetak gol penyeimbang melalui Terens Puhiri.
Setelah itu, Persija mati-matian untuk mencetak gol lagi demi mengunci kemenangan pada leg pertama semifinal Kratingdaeng Piala Indonesia.
Hasilnya, Bambang Pamungkas datang sebagai juru selamat mencetak gol jelang pertandingan berakhir, Persija pun menang.
Namun meski menang, sejatinya hasil 2-1 bukanlah sesuatu yang menggembirakan karena Borneo cukup unggul 1-0 saja di leg kedua untuk melaju ke final.
Dengan kata lain, Persija sesungguhnya mengalami kecolongan karena memberikan gol tandang pada lawan.
Kecolongannya Persija tak lain dan tidak bukan dikarenakan adanya andil eks Persib Bandung yang sukses membuat ulah di kandang Macan Kemayoran. Siapa eks Persib itu dan apa yang telah diperbuatnya?
1. Kejeniusan Mario Gomez
Eks Persib itu adalah pelatih Borneo FC saat ini, Mario Gomez. Seperti yang kita tahu, bahwa pelatih asal Argentina itu pada musim lalu adalah seorang pelatih Persib Bandung yang di laga tadi sukses buat ulah di kandang Persija.
Kekacauan yang dibuat oleh Mario Gomez adalah sejumlah pergantian taktik sehingga memungkinkan Borneo mencuri satu gol tandang. Sesungguhnya Borneo FC sempat dibuat linglung oleh gol cepat Persija.
Borneo FC selepas gol kilat Persija sempat bermain tanpa arah karena mereka tidak menyangka bakal dibobol secepat itu dan mereka dikejar waktu untuk mencetak gol penyeimbang.
Akibatnya Borneo cenderung terburu-buru dengan memainkan umpan-umpan panjang yang tidak efektif.
Beruntung, Borneo memiliki sosok yang cerdik seperti Mario Gomez yang langsung melakukan perubahan taktik. Rifal Lastori yang tidak bisa berbuat banyak di posisi penyerang langsung diganti di pertengahan babak pertama oleh Sultan Samma.
Kehadiran Sultan Samma yang merupakan seorang gelandang serang membuat Borneo FC mulai bisa mengimbangi lini tengah Persija Jakarta. Selain memasukan Sultan Samma, Mario Gomez juga memberikan instruksi pergantian taktik.
Yaitu, meminta anak asuhnya untuk tidak langsung mengirim umpan jauh, melainkan memainkan operan pendek dari kaki ke kaki. Memang tetap ada umpan jauh yang dimainkan tapi lebih minimal dan pemain Borneo FC menjadi lebih tenang.
Dengan begitu Borneo FC menjadi lebih banyak memegang bola sehingga memungkinkan kedua sayap yang ditempat oleh Ambrizal Umanailo dan Terens Puhiri jadi lebih aktif bergerak. Utamanya Terens Puhiri yang pergerakannya sukses membuat pertahanan Persija kocar-kacir.
Alhasil Borneo FC pun sukses mencetak gol penyeimbang melalui sepakan jarak jauh Terens Puhiri usai memanfaatkan kelengahan di pertahanan Persija Jakarta. Di awal babak kedua pun, Borneo FC sempat beberapa kali mengancam melalui kedua sayapnya yang begitu cepat.
Hingga kemudian Julio Banuelos memasukan ekstra penyerang yaitu Bambang Pamungkas, sontak Mario Gomez mengganti taktiknya lagi. Ia kali ini meminta anak asuhnya untuk memperkuat pertahanan.
Di akhir laga mereka nyaris saja mendapatkan hasil seri andai Bambang Pamungkas tidak mencetak gol kemenangan bagi Persija.
Borneo FC memang kalah tapi 1 gol tandang berkat kejeniusan eks Persib, Mario Gomez di kandang Macan Kemayoran bakal membuat Persija patut berhati-hati di leg kedua nanti.