Mengenal Rahim Soekasah: Dari Mistar Gawang Bayern Munchen Menuju Kursi Ketum PSSI
INDOSPORT.COM - Baru-baru ini publik sepak bola Indonesia dikejutkan, dengan kabar salah satu sosok yang tidak terlalu familiar di kalangan pecinta sepak bola Tanah Air saat ini, Rahim Soekasah.
Chairman dari klub Australia, Brisbane Roar itu mendeklarasikan diri secara terbuka berniat menjadi calon ketua umum (Ketum) PSSI yang baru, pada Kongres Luar Biasa (KLB) pada 13 Juli mendatang atau Januari 2020 sesuai rekomendasi FIFA.
Rahim Soekasah merasa termotivasi untuk memperbaiki sepak bola Indonesia, dan tertantang mengangkat prestasi Timnas Indonesia.
"Motivasi saya begini, saya sedih timnas kita gak ada di Asian Championship, aneh masa Indonesia gak ada, tapi Filipina bisa ikut," kata Rahim Soekasah.
"Ke depannya saya ingin mengangkat sepak bola Indonesia seperti dulu-dulu, masa keemasan di era 70-an. Kalau bukan kita siapa lagi? Ini pas kena polisi semua diam, kita harus berjuang," sambungnya.
Sementara itu adanya desakan KLB sendiri dilatarbelakangi setelah Plt Ketum PSSI, Joko Driyono yang menerima mandat menggantikan Edy Rahmayadi, terjerat kasus hukum yang tengah ditangani oleh Satgas Antimafia Bola.
Pria yang karib disapa Jokdri itu diduga melakukan pengerusakan dokumen keuangan, dari salah satu klub Liga 1 yaitu Persija Jakarta di kantor PT Liga Indonesia, di kawasan FX Sudirman pada Januari 2019 lalu.
Saat ini, ketua umum PSSI sendiri sejatinya tengah kosong. Organisasi dijalankan oleh seorang pelaksana tugas (Plt) Ketum, yang diemban oleh Iwan Budianto.
Mengenal Sosok Rahim Soekasah
Bagi sosok Rahim Soekasah, PSSI dan sepak bola Indonesia bukanlah hal yang baru karena dirinya cukup lama berkecimpung di persepakbolaan Indonesia.
Pria berusia 30 tahun itu pernah menjadi manajer dan pelatih di klub Pelita Jaya, yang dimiliki oleh keluarga Bakrie. Dibawah tangan dinginnya, Pelita Jaya pernah dibawanya memenangi kompetisi Galatama) sebanyak 4 kali, dari 6 musim kompetisi tersebut sebelum dibubarkan tahun 1994.
Prestasi itulah yang membuatnya sangat dekat dengan sang pendiri klub tersebut, Nirwan Bakrie. Keduanya bersahabat baik. Namun sayang, seiring berjalannya waktu kondisi klub Pelita Jaya carut marut, sebelum akhirnya hilang.
Rahim Soekasah kini dipercaya Nirwan Bakrie, untuk mengelola klub satu-satunya yang masih menjadi miliknya 100 persen, yakni Brisbane Roar yang berkompetisi kasta tertinggi liga Australia, A-League.
Pernah Jadi Kiper Bayern Munchen
Prestasi membanggakan lainnya dari mantan anggota Komite Ad-Hoc Sinergi PSSI itu, adalah jadi orang pertama asal Indonesia yang pernah menjadi kiper raksasa Bundesliga, Bayern Muchen.
Peristiwa bersejarah itu terjadi saat Rahim sedang menjalani studi di sebuah akademi perhotelan, pada tahun 1971-1978 di Jerman.
Sebagai mahasiswa yang aktif di kegiatan sepak bola kampusnya, ia punya kesempatan langka yakni diajak berlatih tanding dengan Munchen yang diperkuat oleh Gerd Muller di lapangan milik kampusnya.
Gerd Muller sendiri merupakan salah satu legenda sepak bola kebanggaan publik Jerman, dan suporter The Bavarians. Ia pernah mencetak total 566 gol untuk Munchen.
Dan mempersembahkan beberapa gelar prestisius salah satunya adalah 4 gelar Bundesliga, 4 DFB Pokal, dan 3 gelar Liga Champions.
''Saat itu, Muenchen jajal lapangan kampus saya. Mereka ajak tim kampus berlatih tanding. Saya jadi kiper. Saya rasakan betapa keras dan kencang bola tendangan Mueller. Gawang saya 6 kali kebobolan,'' jelas Rahim sperti dilansir Indonesia Football.
Di babak kedua, tawaran tak kalah mengejutkannya didapat oleh Rahim Soekasah. Ia diminta untuk berada di bawah mistar gawang Muenchen.
Hal ini jelas sangat membanggakan bagi Rahim, karena dirinya menjadi orang Indonesia pertama yang dipercaya untuk menjaga gawang klub yang kini di arsiteki oleh Niko Kovac.
''Saya tak kebobolan lagi karena dibentengi bek tangguh Muenchen,'' ujarnya.
Janji Rahim Soekasah
Jika terpilih, Rahim Soekasah berjanji akan membehani pembinaan sepak bola Indonesia semua jenjang umur. Karena menurutnya, hal itu cukup penting untuk pondasi membentuk Timnas Indonesia yang kuat dan berprestasi.
"Program saya basic-nya adalah dari sekarang usia muda harus diperhatikan, jadi tidak bisa ketinggalan lagi. U-19, U-23 yang juara ASEAN, jangan sampai pada hilang pemainnya. U-16 wajib masuk World Cup (Piala Dunia)," ucap Rahim.
"Ketum boleh berganti tapi program bagus terus berjalan. Target 2 tahun juara ASEAN, 4 tahun juara Asia dan delapan tahun tembus World Cup," tegasnya.
Curhat Sutiyoso Susah Payah Bangun Persija