x

From Hero to Zero, Mengapa Skuat Asuhan Indra Sjafri Selalu Terpuruk Usai Juara?

Senin, 25 Maret 2019 20:48 WIB
Editor: Coro Mountana
Pelatih Timnas Indonesia U-23, Indra Sjafri pada laga uji coba di Stadion Madya, Senayan, Selasa (12/03/19).

INDOSPORT.COM – Kegagalan Timnas Indonesia U-23 di kualifikasi Piala Asia U-23 2020 seakan menjadi déjà vu bagi pelatih Indra Sjafri. Sebelumnya Indra Sjafri sempat merasakan kegagalan di Piala Asia U-19 2014.

Semakin menjadi mirip atau déjà vu karena di dua edisi Piala Asia itu selalu didahului dengan menjadi juara Piala AFF. Indra Sjafri pada tahun 2013 berhasil membawa Timnas Indonesia U-19 menjadi juara di Piala AFF U-19.

Baca Juga

Setahun berikutnya, Indra Sjafri memang berhasil membawa Evan Dimas dan kawan-kawan lolos ke Piala Asia U-19 2014. Tetapi skuat asuhan Indra Sjafri harus harus tersingkir setelah kalah dari Uzbekistan (1-3), Australia (0-1) dan Uni Emirat Arab (1-4).

5 tahun berselang, Indra Sjafri harus mengalami déjà vu lagi, setelah juara di Piala AFF U-22 2019 bersama Timnas Indonesia U-22, skuat asuhannya tersingkir dari Piala Asia U-23 2020. Bahkan Timnas Indonesia U-23 langsung tersingkir sejak babak kualifikasi.

Baca Juga

Pertanyaannya, mengapa skuat asuhan Indra Sjafri selalu terpuruk di Piala Asia usai menjadi juara Piala AFF?


1. Euforia Berlebihan

Skuat Timnas Indonesia U-23 saat menghadapi Vietnam.

Ada banyak hal yang bisa menjelaskan alasan mengapa skuat asuhan Indra Sjafri selalu gagal total usai menjadi juara Piala AFF di ajang Piala Asia. Salah satunya adalah euforia berlebihan yang melanda skuat asuhan Indra Sjafri baik itu di level U-19 maupun U-22.

Euforia berlebihan merupakan sesuatu yang tidak baik karena secara psikologis hanya akan menurunkan tingkat kewaspadaan para pemain. Timnas Indonesia U-19 saat menjadi juara di Piala AFF mendapatkan exposure yang sangat berlebihan dengan diundang di acara-acara seremonial.

Timnas Indonesia U-19 di Piala AFF 2013.

Hal yang sama juga terjadi dengan Timnas Indonesia U-23 setelah menjadi juara di Piala AFF, mereka diarak dan mendapatkan sejumlah hadiah yang sangat banyak. Bahkan sampai mendatangi ke acara musik, seharusnya waktu yang ada bisa dipakai untuk latihan.

“Itu (euforia) secara psikologis sangat berpengaruh. Kalian mungkin tidak tahu, gue mengalami sendiri saat 5 tahun menjadi pelatih timnas futsal, kalau kita euforia berlebihan, bonus berlebihan, pasti gagal,” ungkap Justinus Lhaksana dalam video yang diunggah dalam akun Youtube-nya.

Justinus Lhaksana

Euforia yang berlebihan juga bisa berdampak pada ekspektasi para pecinta sepak bola nasional terlalu tinggi. Padahal menjadi juara Piala AFF bukanlah pencapaian yang luar biasa dan sudah bukan di level kita lagi, sudah saatnya untuk bermimpi berprestasi di Piala Asia.

Permainan Skuat Asuhan Indra Sjafri Terbaca

Pelatih Timnas Indonesia U-22, Indra Sjafri siap akan melakukan arak-arakan menuju Istana Negara dari hotel sultan, Kamis (28/02/19).

Selain euforia berlebihan, permainan skuat asuhan Indra Sjafri juga sepertinya sudah terbaca oleh lawan-lawannya usai menjadi juara Piala AFF. Saat menukangi Timnas Indonesia U-19, skuat asuhan Indra Sjafri harus melakoni sejumlah laga uji coba yang sangat banyak dalam balutan tur nusantara.

Sejumlah lawan yang harus dihadapi oleh Timnas Indonesia U-19 saat itu diantaranya PSS Sleman, Persiba Bantul, Pra PON Daerah Istimewa Yogyakarta, Pra PON Jawa Tengah, PSIS Semarang, Persijap, Persebaya U-21, Tim Pra PON Jawa Timur, dan Arema U-21.

Selebrasi Evan Dimas di ajang Piala AFF U-19 2013.

Serangkaian laga uji coba sejatinya sangat bagus karena bisa menjadi wadah bagi Indra Sjafri dan pemain-pemainnya mencoba strategti baru. Akan tetapi jika terlalu banyak, akan menjadi bumerang karena hanya akan membuat lawan jadi punya banyak referensi akan taktik Timnas Indonesia U-19.

Bukan tidak mungkin saat menjalani uji coba yang sangat padat, pihak lawan sedang memata-matai pola permainan Timnas Indonesia U-19. Di ajang Piala Asia U-19 2014 itu sendiri, memang Timnas Indonesia U-19 tidak bisa bermain baik karena gaya mainnya sudah diantisipasi oleh lawan.

Hal yang sama juga terjadi pada Timnas Indonesia U-22 hanya saja permainan yang sudah terbaca tidak terjadi di laga uji coba. Melainkan saat di menjadi juara Piala AFF, di mana Thailand dan Vietnam sudah dapat mengantisipasi segala bentuk permainan dari Timnas Indonesia U-23.

Baca Juga

“Kami telah mempelajari gaya permainan lawan (Timnas Indonesia U-23) dan tahu bagaimana mereka akan bermain,” ujar pelatih Thailand, Alexandre Gama seperti yang dikutip dari Bongda.

Thailand dan Vietnam yang dikalahkan oleh Timnas Indonesia di Piala AFF sudah mempelajari gaya permainan garuda muda. Timnas Indonesia U-23 sendiri sudah berusaha untuk mengubah gaya main dengan sejumlah pemain baru tapi tidak berjalan dengan baik.

Terus Ikuti Perkembangan Seputar Indra Sjafri dan Berita Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM.

Indra SjafriPiala Asia U-19Timnas Indonesia U-23Justinus LhaksanaIn Depth SportsTimnas Indonesia U-19Piala Asia U-23 2020Piala AFF U-22 2019Kualifikasi Piala Asia U-23 2020

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom