Tinggalkan Persija Jakarta, Ini 3 Pernyataan Kontroversial Gede Widiade
INDOSPORT.COM – Gede Widiade melepaskan jabatannya sebagai direktur utama klub sepak bola Indonesia, Persija Jakarta, dalam konferensi pers di Kantor Persija Jakarta, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (06/02/19).
Tidak hanya sendiri, Rafil Perdana juga mundur dari posisi Chief Operating Officer (COO) Persija Jakarta sejak Jumat (01/02/19) lalu.
Gede sudah berada di Persija Jakarta sejak 2017 lalu. Ia banyak memberikan dampak positif terhadap perkembangan tim Macan Kemayoran.
Selain itu, pebisnis asal Surabaya itu juga kerap menjadi penyambung lidah atau narasumber Persija Jakarta kepada khalayak publik.
Pernyataan Gede mengenai Persija Jakarta menanggapi isu yang merebak atau bahkan serangan terhadap klub tidak jarang menimbulkan sejumlah kontroversi.
Berikut portal berita olahraga INDOSPORT merangkum 3 pernyataan kontroversial Gede Widiade selama menjabat direktur utama Persija Jakarta.
1. Rebutan Stadion
Persija Jakarta dan PSSI pernah berebut penggunaan Stadion Patriot Candrabhaga, Bogor pada bulan Oktober 2018 lalu. Kala itu, ajang Piala Asia U-19 bersamaan dengan penyelengaraan Liga 1.
Direktur Utama Persija Jakarta, Gede Widiade meminta PSSI mengalah dan membiarkan Persija Jakarta bermain di Stadion Patriot. Ia tidak ingin timnya kembali menjadi klub musafir.
"Sudah, kita bikin surat (ke PSSI). Kita main di sini (Patriot). Kalau PSSI mau kita main di luar berarti PSSI menginginkan kita ada sesuatu. Kan tidak kondusif lagi suasananya," ujar Gede di Bekasi, Senin (08/10/18).
Gede menambahkan bahwa ia telah menjalin komunikasi cukup lama untuk penggunaan stadion berkapasitas 30 ribu penonton itu bahkan sebelum Asian Games 2018.
"Seharusnya PSSI yang mengalah. Kita sudah lama kirim surat dari enam bulan yang lalu. Karena apa? Pas Asian Games 2018, kita sudah minta di sini, setelah Asian Games 2018, kita sudah minta di sini. Kita tidak punya lapangan," kata Gede menambahkan.
2. Persija Tim Miskin
Gede Widiade secara mengejutkan membeberkan fakta bahwa Persija Jakarta adalah klub miskin. Menurutnya, tim Macan Kemayoran merupakan tim yang kerap terasingkan karena tidak memiliki fasilitas lengkap layaknya klub lain di Liga 1.
Kesulitan mendapat stadion permanen untuk menggelar pertandingan di Jakarta dan sekitarnya menjadi alasan Gede mengatakan Persija adalah klub miskin.
Keadaan itu Gede sebut berdampak besar terhadap finansial klub lantaran ada pengeluaran yang besar dalam anggaran menyewa stadion dan akomodasi lainnya.
"Persija itu satu musim hampir keluarkan Rp50 miliar karena gak punya lapangan dan lainnya, makanya miskin. Sedangkan klub yang lainnya cuma pengeluaran paling hanya mencapai angka Rp30-40 miliar," ungkap Gede (02/12/18).
Kendati mengatakan Persija klub miskin, Gede menjelaskan bahwa pihaknya punya cara untuk bisa mengemas Persija Jakarta menjadi tim yang memberikan hasil terhadap finansial dan bisa dicontoh klub lain.
"Bagi saya pribadi, Persija kalau dikemas itu harus ada beberapa hal seperti aspek bisnis, prestasi dan entertainment (di dalamnya ada nama-nama seperti Bambang Pamungkas, Maman Abdurahman), kalau tidak itu kurang," ucapnya.
3. Bawa-bawa Agama Soal Isu Settingan
Perihal isu settingan yang menyeruak termasuk menerpa Persija Jakarta, Gede Widiade tak menampik bahwa ia juga mendengar.
Alih-alih menanggapi, pengusaha asal Surabaya itu lebih memilih untuk mengabaikannya seraya menyebut isu tersebut tak lebih dari sekadar upaya untuk menggangu Persija Jakarta.
"Nabi Muhammad saja diganggu ya, lalu Yesus saja diganggu apalagi Persija. Yang settingan yang apalah sudahlah biarin," kata Gede (05/12/18) di hadapan wartawan.
Lebih lanjut, Gede berpesan kepada segenap pendukung Persija jakarta, Jakmania, untuk tidak menanggapi isu tersebut dan bisa menjaga ketertiban demi kebaikan Persija Jakarta.
"Ini pesan lagi kepada Jakmania, anjing menggonggong itu biasa gitu loh, biarkan. Istighfar seperti yang dikatakan pak Gubernur," ujarnya.
Ikuti Terus Berita Sepak Bola Liga Indonesia dan Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM