x

Persija dan Liga Champions Asia, Memori Pahit Bambang Pamungkas

Jumat, 1 Februari 2019 15:45 WIB
Penulis: Indra Citra Sena | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo

INDOSPORT.COM - Klub sepak bola Indonesia, Persija Jakarta akan mewakili Indonesia di ajang Liga Champions Asia (LCA) 2019.

Keberhasilan menjuarai Liga 1 2018 membuat klub berjulukan Macan Kemayoran tersebut memastikan satu tempat di hajatan antarklub terelite seantero Asia tahun ini meski harus memulai langkah dari level paling bawah, yaitu babak Kualifikasi Pertama.

Baca Juga

Lawan Persija di babak Kualifikasi Pertama LCA adalah Home United yang notabene runner-up Liga Premier Singapura (SPL) 2018. Pertandingan berlangsung di kandang tim lawan, Stadion Jalan Besar, pada Selasa (05/02/19).

Menilik dari sejarah, musim ini bukanlah penampilan perdana Persija di LCA. Klub yang identik dengan warna merah dan oranye itu sejatinya pernah mentas saat kompetisi masih menyandang nama Asian Club Championship pada edisi 2001/02.

Berikut ini cerita unik tentang penampilan terakhir Persija di LCA.


1. Melawan Kampiun J-League

Jersey Kashima Antlers

Persija mengantongi tiket Asian Club Championship 2001/02 berkat kesuksesan menjuarai Liga Indonesia Bank Mandiri (LIBM) 2001.

Tim yang saat itu masih diperkuat kapten legendaris, Budiman Yunus, ini menekuk PSM Makassar dalam duel seru di final yang berujung kemenangan tipis 3-2.

Baca Juga

Di Asian Club Championship 2001/02, Persija memulai langkah dari Putaran I. Lawan yang dihadapi tak tanggung-tanggung, yaitu kampiun J-League, Kashima Antlers. 

Kashima diperkuat oleh pemain-pemain elite Jepang yang belakangan terdaftar dalam skuat Piala Dunia 2002, seperti Yutaka Akita, Takayuki Suzuki, Atsushi Yanagisawa, Koji Nakata, Mitsuo Ogawasara, dan Hitoshi Sogahata.


2. Hanya Tanding Sekali

Persija Jakarta saat melawan Kashima pada tahun 200/2001.

Regulasi menyebutkan seharusnya laga Persija versus Kashima berlangsung dua leg, namun belakangan pertandingan ini hanya digelar satu kali saja akibat persoalan keamanan Jakarta yang kurang kondusif. 

Sekadar mengingatkan era itu Indonesia belum lama mengalami pergantian rezim pemerintahan dari Orde Baru ke Reformasi (1998).

Baca Juga

Kashima mengajukan penawaran satu leg di kandang sendiri yang kemudian secara mengejutkan diterima begitu saja oleh Persija.

Alhasil, faktor iklim mempengaruhi performa pemain. Persija memang mampu mencetak gol melalui aksi Budi Sudarsono, tapi gawang Mbeng Jean Mambolou kala itu mesti jebol empat kali, masing-masing oleh Tomoyuki Hirasae (2 gol), Augusto, dan Yanagisawa.


3. Debut Pahit Bepe

Bambang Pamungkas.

Bambang Pamungkas merupakan satu-satunya nama yang tersisa dari skuat Persija di Asian Club Championship 2001/02. Tahun ini sang legenda hidup masih tercantum dalam daftar pemain Tim Macan Kemayoran menjelang laga melawan Home United, Selasa (05/02/19).

Memori 18 tahun silam tampaknya sangat berkesan buat Bepe (sapaan akrab Bambang). Tak mengherankan karena itulah debut sang pemain di kancah Asia bersama Persija.

Baca Juga

Belum lama ini, Bepe mengunggah foto dirinya era 2001. Hal ini ditengarai berkaitan dengan penampilan perdananya level elite Asia yang berujung pahit lantaran keok cukup telak dari Kashima Antlers.

"Akan datang suatu masa, dimana kaos tim sepak bola "gombrong" itu akan hits kembali. Tetapsemangat dan sukses selalu," begitu tulisnya dalam foto yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @bepe20.

Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Indonesia Lainnya Hanya di INDOSPORT

Persija JakartaBambang PamungkasLiga Champions AsiaBola InternasionalKashima Antlers

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom