Indonesia Tak Sendiri, Match Fixing Pernah Terjadi di Laga Manchester United vs Liverpool
INDOSPORT.COM – Sepak Bola Indonesia tengah disibukan dengan pengungkapan kasus match fixing yang sedang mendera khususnya di Liga 3. Yang terbaru, Satgas Anti Mafia Bola telah melakukan penangkapan terhadap Dwi Irianto alias Mbah Putih yang dianggap sebagai sosok kunci dalam kasus tersebut.
Sehari sebelumnya, manuver dari kepolisian telah menghasilkan penangkapan terhadap Johar Lin Eng yang merupakan ketua Asprov PSSI Jawa Tengah. Johar Lin Eng dan Mbah Putih diketahui kenal satu sama lain dan terlibat dalam match fixing yang dilaporkan oleh Persibara Banjarnegara.
Klub penghuni kasta ketiga, Liga 3 itu membeberkan adanya mafia yang berkeliaran di acara talkshow, Mata Najwa. Nama Mbah Putih dan Johar Lin Eng pun disebut-sebut dalam pernyataan dari manajer Persibara Banjarnegara itu.
Skandal pengaturan skor yang terjadi di Indonesia sejatinya pernah terjadi juga dalam lingkup yang lebih besar. Bisa anda bayangkan, skandal pengaturan skor pernah menghantam sepak bola Inggris, tepatnya terjadi dalam laga Manchester United vs Liverpool.
1. Skandal Pengaturan Skor di Laga Besar
Seperti yang diketahui bahwa laga Manchester United vs Liverpool merupakan sebuah derbi Inggris yang sangat panas. Rivalitas yang terjadi membuat tensi dari pertandingan ini selalu panas, hal itu dikarenakan kedua tim merupakan pemegang gelar terbanyak Liga Inggris.
Meski begitu, skandal pengaturan skor yang pernah terjadi di laga sebesar Manchester United vs Liverpool sebenarnya tidak terjadi di era milenial seperti saat ini. Match fixing terungkap dalam laga Manchester United vs Liverpool terjadi sekitar seabad yang lalu.
Tepatnya pada tanggal 2 April 1915 yang bertepatan dengan hari Jumat Agung yang menjadi hari besar untuk umat nasrani. Saat itu sebanyak 18.000 pendukung Manchester United datang ke Old Trafford dalam kondisi yang dingin bukan main.
Bukan dikarenakan suhu di Inggris yang saat itu sangat dingin, melainkan suasana tegang yang menyelimuti pendukung Manchester United akan melakoni partai penting. Saat itu Manchester United berada di posisi yang terancam terdegradasi sehingga kemenangan sangat dibutuhkan.
Pertandingan itu sendiri diyakini oleh para penonton di lapangan bahwa itu telah ‘diatur’. Hal itu terungkap setelah adanya penyelidikan terhadap sejumlah klub malam di kota Manchester, Inggris, saat itu.
Hasilnya ditemukan beberapa pemain sepak bola Manchester United, Liverpool, dan beberapa klub lain diketahui sempat berkumpul di The Dog And Partridge. Pertemuan itu diadakan pada malam sebelum pertandingan guna merencanakan skenario pertandingan yang sudah diatur agar berakhir 2-0 untuk tuan rumah.
2. Berbagai Keanehan yang Terjadi
Pertandingan pun dimainkan pada sore hari waktu setempat, George Anderson yang merupakan pemain Manchester United berhasil langsung membawa timnya unggul 1-0 hingga babak pertama berakhir. Beberapa penggawa Liverpool saat itu menyadari adanya keanehan dari pertandingan tersebut.
Akan tetapi mereka yang tidak ikut dalam pertemuan malam sebelumnya diminta untuk diam atau tidak bakal bermain di babak kedua. Di interval kedua sendiri, para pemain Liverpool yang melakukan aksi match fixing sempat dibuat nafasnya tercekat ketika rekannya yang ‘suci’ nyaris mencetak gol.
Akhirnya, Manchester United berhasil menambah keunggulan dan menyelesaikan pertandingan dengan skor 2-0. Uniknya, skor tersebut sesuai dengan yang sudah direncanakan malam sebelum pertandingan dimulai.
Meski pertandingan sudah usai, investigasi dilakukan oleh sebuah komisi yang ditugaskan untuk mengungkap apakah pertandingan Manchester United vs Liverpool terpapar match fixing. Hasilnya mengejutkan, pada 23 Desember 1915, tersiar kabar kalau memang telah terjadi match fixing.
“Terbukti bahwa sejumlah uang berpindah tangan pada pertandingan dan bahwa beberapa pemain mendapat untung demikian. Dengan tindakan mereka, mereka berusaha untuk merusak seluruh permainan dan mendiskreditkan kejujuran dan keadilannya." ungkap komisi investigasi, seperti yang dinukil dari Express.
Singkat cerita 4 pemain Liverpool yaitu Tom Fairfoul, Tom Miller, Bob Purcell, dan Jackie Sheldon terbukti bersalah dan dihukum seumur hidup. Sementara itu dari pihak Manchester United terdapat Enoch West, Sandy Turnbull, dan Arthur Whalley yang mendapat hukuman serupa.
Pada akhirnya fenomena match fixing tidak hanya terjadi di Indonesia saja, hal tersebut sudah menodai nilai luhur sepak bola di Inggris bahkan sejak sekitar seabad yang lalu. Akan tetapi, bukan berarti match fixing menjadi suatu kewajaran, melainkan merupakan sesuatu yang harus diperangi.
Ikuti Terus Perkembangan Sepak Bola Internasional dan Berita Olahraga lainnya di INDOSPORT.COM