Diduga Dalang Match Fixing Sepak Bola Nasional, Siapakah Vigit Waluyo?
INDOSPORT.COM - Tiba-tiba saja nama pengelola PS Mojokerto Putra, Vigit Waluyo, menggema ke permukaan publik usai disebut oleh mantan runner pengaturan skor sepak bola Indonesia, Bambang Suryo.
Lantas siapakah sosok Vigit Waluyo yang diduga merupakan dalang match fixing alias pengaturan skor sepak bola Tanah Air?
Bambang menyebutkan kalau Vigit Waluyo adalah salah satu sosok yang aktif dalam praktik jual beli pertandingan di dunia sepak bola Indonesia.
"Saya sebutkan salah satu nama yang saya bilang sontoloyo tadi itu Vigit Waluyo," kata Bambang Suryo dalam program acara Mata Najwa Trans 7, Rabu (28/11/18) malam.
Menurut Bambang, mekanisme Vigit Waluyo dalam mempermainkan pertandingan sepak bola adalah di mana bandar dari bet364 (situs judi sepak bola) menghubungi langsung Vigit. Lalu terjadi pertemuan dan akhirnya laga sesuai harapan.
Di sisi lain, pelatih Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini juga menanggapi argumen dari Bambang Suryo yang menyebutkan kalau Vigit Waluyo adalah dedengkot praktik match fixing di sepak bola nasional.
"Semua stakeholder sepak bola pasti tahu Vigit Waluyo," jelas Fakhri tanpa ragu.
Vigit Waluyo diduga menjadi aktor yang membuat citra sepak bola nasional semakin buruk akibat pengaturan skor (match fixing) yang dilakukannya.
Lantas, siapakah sebenarnya Vigit Waluyo? Bagaimana rekam jejaknya hingga akhirnya namanya dicatut sebagai salah satu pemain utama pengaturan skor di sepak bola nasional?
Berikut ini INDOSPORT menelusuri sosok Vigit Waluyo, seorang yang dituding terlibat dalam banyak pengaturan skor di pertandingan sepak bola Indonesia.
1. 1. Dialiri Darah Sepak Bola
Vigit Waluyo merupakan seorang pengusaha asal Jawa Timur yang telah lama berkecimpung di dunia sepak bola nasional. Vigit adalah anak dari salah satu tokoh sepak bola Indonesia era 80-an, MH Mislan.
Ayah Vigit ini merupakan pendiri klub Gelora Dewata (era Galatama). Selain itu, Mislan juga pernah menjabat sebagai manajer Persebaya Surabaya dan Ketum Yayasan Arema pada 1985/1986 silam.
Kental dengan dunia sepak bola nasional, Vigit Waluyo pun pernah menjadi General Manajer di beberapa klub gurem seperti Persiwangi Banyuwangi, PSIR Rembang, dan mantan pemilik Deltras Sidoarjo.
Kini Vigit Waluyo merupakan pemilik klub PS Mojokerto Putra. Namun PS Mojokerto Putra yang berkiprah di Liga 2 2018 hanya bisa bermain hingga babak delapan besar.
Vigit Waluyo juga memiliki anak perempuan yang pada 2009 lalu pernah menjadi manajer Deltras Sidoarjo.
Menantu Vigit Waluyo, yakni Danilo Fernando, merupakan mantan pemain sepak bola. Saat ini Danilo ditugaskan PSS Sleman sebagai pencari bakat.
2. 2. Terlibat dalam Sengkarut Dualisme Persebaya
Vigit Waluyo disebut-sebut sebagai orang yang turut andil dalam mengubah klub Perseba Super Bangkalan menjadi PBFC (Borneo FC).
Pada 2014 lalu Perseba Super Bangkalan disebutkan dijual secara sepihak oleh beberapa orang internal klub dan resmi pindah kepemilikian ke tangan Vigit Waluyo.
Usai menjadi pemilik tunggal, Vigit Waluyo menjual Perseba ke Samarinda dan mengubah nama menjadi Pusamania Borneo FC.
Selain itu pula Vigit Waluyo diduga menjadi tokoh utama dalam dualisme Persebaya Surabaya. Hal itu terjadi pada 2010 lalu.
Saat itu Vigit Waluyo diajak oleh Wisnu Wardhana untuk ditunjuk sebagai penanggung jawab Persikubar Kutai Barat.
Dalam waktu singkat, Persikubar pun hijrah ke Surabaya lalu mengubah nama Persikubar menjadi Persebaya DU, Persebaya United, Bonek FC, Surabaya United, hingga akhirnya menjadi Bhayangkara FC.
Tak hanya itu, Vigit Waluyo juga dituding menjadi tokoh di balik juaranya Bhayangkara FC pada Liga 1 2017 lalu.
3. 3. Terlibat Korupsi PDAM Sidoarjo
Tak hanya murni berurusan di sepak bola, nama Vigit Waluyo ternyata pernah tercatut dalam kasus korupsi dana PDAM Delta Tirta yang terjadi pada 2010-2011 silam.
Berdasarkan putusan MA, Vigit sudah divonis pidana penjara 1 tahun 6 bulan serta membayar denda Rp50 juta.
Namun begitu, Vigit waluyo hingga kini masih bisa melenggang bebas.
Berdasarkan pemberitaan Jawa Pos tanggal 16 Juni 2017, kasus yang menimpa Vigit Waluyo dan mantan Dirut PDAM Delta Tirta, Djayadi, bermula dari pinjaman uang 3 miliar milik PDAM ke tim sepak bola Deltras di tahun 2011.
Penyidik di Kejari menganggap pinjaman itu telah melanggar peraturan daerah (Perda) lantaran PDAM bukanlah lembaga pembiayaan atau perbankan.
Aksi ini juga melibatkan sejumlah nama penting di pemerintahan Sidoarjo.
Saat ini Vigit Waluyo masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Kejari Didoarjo sejak menerbitkan surat perintah eksekusi 7 November 2017 lalu.
Terus Ikuti Update Sepak Bola Indonesia dan Olahraga Lainnya Hanya di INDOSPORT.COM.