Bermasalah dengan UEFA, Mbappe Isyaratkan Hengkang ke Liga Inggris?

Pada bursa transfer musim panas 2017 lalu, Paris Saint-Germain membuat sebuah sensasi dengan mendatangkan dua talenta besar bersamaan, yakni Neymar Jr dari Barcelona dan Kylian Mbappe dari AS Monaco. Kedatangan keduanya membuat pihak UEFA harus melakukan investigasi karena besarnya biaya yang dikeluarkan oleh klub asa Paris tersebut.

Dengan adanya aturan dari induk sepakbola Eropa tersebut terkait dengan batas pembelian harga pemain, PSG patut waspada lantaran mereka bisa saja terkena hukuman berat. Jika hal tersebut terjadi, wonderkid Prancis ini dikabarkan siap pindah ke Inggris.

1. Mbappe Pindah ke Inggris

Dilansir dari sportsmole, Manchester City tengah menjajaki kemungkinan untuk mendatangkan wonderkid Prancis yang kini menjadi penggawa Paris Saint-Germain, yakni Kylian Mbappe.

Keberanian skuat asuhan Pep Guardiola untuk menawar pemain muda terbaik 2017 itu terjadi lantaran mereka melihat adanya peluang setelah klub asal kota Paris tengah diselidiki UEFA terkait dengan FFP atau batas pembelian pemain sepakbola.

2. Harga Mbappe?

Kylian Mbappe merupakan salah satu talenta terbaik dunia saat ini. Oleh karena itu, wajar apabila Manchester City harus mengeluarkan uang minimal 150 juta euro atau sekitar Rp2,5 triliun, terlebih lagi pesepakbola berusia 19 tahun itu tampil konsisten di musim ini.

Bersama dengan Les Parisien, pemain yang dijuluki sebagai Donatello di film Kura-kura Ninja ini telah membuat 38 penampilan dengan mencetak 19 gol dan 17 assists.

3. Permasalahan PSG dengan UEFA

UEFA sedang mencium ada hal tak wajar yang menyelimuti Paris Saint-Germain. Sebab, pada awal musim ini, klub milik Naseer Al-Khelaifi ini menggelontorkan banyak uang hanya untuk membeli dua pemain, yakni Neymar dan Mbappe.

Megabintang asal Brasil diboyong dengan harga 222 juta euro atau lebih dari Rp3,5 triliun sedangkan Mbappe didatangkan dengan status pinjaman namun mereka mempunyai opsi pembelian dengan harga mencapai 170 juta euro atau sekitar Rp2,7 triliun.

Dengan melakukan pengeluaran yang cukup besar tersebut, menurut aturan FFP, mereka seharusnya juga harus memiliki pemasukan yang seimbang atau setidaknya tidak terlalu timpang.