PSMS Medan Dianggap Pakai Logo dan Nama Ilegal, Ini Kata Kuasa Hukum PT Kinantan
PSMS Medan disebut menggunakan Logo dan Nama PSMS ilegal. Pasalnya, nama dan logo tersebut telah dipatenkan PT PSMS Medan. Berawal pada 2016, PT PSMS Medan melalui sosok Sukriwardi mematenkan Logo dan Nama PSMS ke Menkumham, namun ditolak.
Mereka lalu mengajukan banding dan dimenangkan pada 2017. Lalu pada 24 Februari 2017 PT PSMS mendapatkan perlindungan hukum dan dinyatakan memiliki hak paten atas Logo dan Nama PSMS.
- Sempat Terbebani Gelar Pemain Terbaik, Irfan Jaya Bertekad Perbaiki Performa
- Jelang Lawan PSMS, Persija Terancam Ditinggal Sang Kapten
- Gelar Latihan Tertutup Sebelum Lawan PSMS, Ada Apa dengan Persija?
- Pulang dari Argentina, Ini Target Gomez untuk Persib
- Kembali Latih Persib, Gomez Langsung Siapkan Timnya Hadapi Mitra Kukar
1. Somasi yang Dianggap Terlambat
Ironisnya, pihak PT PSMS Medan melakukan somasi kepada PT Kinantan pada saat PSMS lolos Liga 1 dan memiliki banyak sponsor, atau tepatnya 24 Maret 2018 lalu.
"Yang mereka somasi, berupa klub, sekolah dan pakaian jersey. Hal ini jugalah yang membuat DJ Sport sebagai sponsor jersey undur diri dan tidak mengeluarkan produk baru sampai masalah ini selesai," terang kuasa hukum PT Kinantan, H Danial Syah SH MH, dalam temu pers di sekretariat Kebun Bunga, Medan, Selasa (03/04/18).
2. PT Kinantan Menjawab Somasi
Menjawab somasi yang diajukan PT PSMS Medan ke Badan Liga, pihak PT Kinantan melengkapi sejumlah bukti dan saksi.
"Kita sudah memberikan jawaban ke Badan Liga Indonesia dalam hal ini PSSI. Di mana selain memberikan jawaban diperkuat bukti sebagai klarifikasi yang diminta, manajemen PSMS saat ini menegaskan akan bertanggung jawab sepenuhnya atas hal tersebut. Ini kita lakukan agar sponsor tidak takut dan mundur seperti yang dilakukan DJ Sport sebelumnya," terang Danial.
3. Komentar Legenda PSMS
"Kita heran, kenapa gak dari Liga 2 dulu disomasi, kenapa baru sekarang saat PSMS di Liga 1 dan memiliki banyak sponsor? Jelas di sini ada niat gak bagus," jelas mantan pemain PSMS era 1960-an, Nobon Kayamudin, dalam temu pers, Selasa (03/04/18) siang.
Masih menurut Nobon Kayamudin, langkah somasi ini juga mencederai masyarakat Medan dan Sumatera Utara umumnya.