Berawal dari Kuli, Tangan Dingin Irwan Suryanto Buat Bola Indonesia Tembus Piala Dunia
Timnas Indonesia memang tidak ikut serta dalam gelaran Piala Dunia 2018 di Rusia. Namun, bukan berarti kita, masyarakat Indonesia, stop berbangga. Mengapa? karena bola yang akan dipakai di Piala Dunia 2018 merupakan bola produksi yang dibuat oleh perusahaan milik warga Majalengka.
Yap, bola Telstar yang akan digunakan di Piala Dunia 2018 adalah produk dari salah satu sentra kerajinan bola sepak di Majalengka yang berada di Desa Kadipaten, Kecamatan Kadipaten. Tiga bulan jelang bergulirnya Piala Dunia 2018, bola-bola tersebut kini sudah dipesan untuk meramaikan turnamen tersebut.
Jumlahnya yang dipesan tak tanggung-tanggung, mencapai ratusan ribu bola. Bola yang dicetak memiliki standar sertifikasi Badan Sepak Bola Dunia (FIFA).
Adalah Irwan Suryanto, Direktur dari PT Sinjaraga Santika Sport, salah satu pioner pengusaha di kawasan tersebut yang bertanggung jawab dalam memproduksi bola untuk Piala Dunia.
Perusahaan Iwan, PT Sinjaraga Santika Sport (Triple S), berhasil tembus standar FIFA. Ada 20 standar yang ditentukan oleh FIFA, di antaranya adalah lignkarannya, pantulannya, berat, penyerapan air, serta yang pasti daya tahan bola.
1. Dari Kuli hingga Menjadi Entrepreneur
Nama Irwan Suryanto tidaklah asing lagi di dunia usaha bidang peralatan olahraga. Pria asli Majalengka ini sudah lama mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia dengan bola-bola berkualitas buatannya.
Namun, Irwan tidak sukses begitu saja. Di masa awal kariernya, ia sempat bekerja sebagai kuli di Pasar Baru, lalu menjadi kernet dan supir angkutan kota. Irwan yang hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama ini mengaku kesulitan mencari pekerjaan karena pendidikannya. Ia pun terpaksa kerja serabutan.
Namun, tanda-tanda perubahan nasib mulai terlihat setelah ia memutuskan untuk berwirausaha. Ia membuka toko kelontong dengan modal pinjaman bank. Namun, toko kelontong belum membuahkan kesuksesan baginya. Kecintaan Irwan pada olahragalah yang ternyata menghantarkan kesuksesan seungguhnya.
2. Kecintaan Pada Olahraga
Irwan hobi bermain tenis. Irwan bahkan menjadi jajaran pengurus pusat Persatuan Olahraga Tenis Indonesia. Dari situ, ia dikenalkan pada investor asal Korea Selatan yang mengajaknya beralih ke bisnis peralatan olahraga.
Di tahun 1994, ia meminjam dana Rp 300 juta dari bank untuk membangun pabrik bola di Majalengka. Dari situlah berdiri PT Sinjaraga Santika Sport (Triple S).
Ia membuka lowongan dan membawa 20 anak muda Majalengka ke Korsel untuk menjalani pelatihan produksi di sana. Waktu terus berjalan, dan Irwan pun memiliki 500 karyawan dan mulai berani mengekspor si kulit bundar buatannya.
Usaha Irwan sempat diambang kebangkrutan saat krisis tahun 1998. Namun, ia berhasil bertahan karena tahu persis bahwa kebutuhan bola per hari kala itu meningkat hingga 250 ribu per buah. Dengan kualitas produksinya yang cukup baik serta keyakinan yang tinggi, usahanya kembali gemilang.
3. Bola untuk Piala Dunia
Pesanan pertama setelah masa krisis datang dari salah satu pemegang lisensi Piala Dunia 1998 untuk penyediaan bola sepak, yaitu Harry Romies. Harry merupakan seorang pemilik jaringan swalayan besar di Eropa. Ia memesan bola dari Irwan untuk digunakan dalam sejumlah pertandingan sepak bola bergengsi tingkat dunia.
Ternyata kualitas bola Irwan memenuhi standar FIFA. Perusahaan Irwan pun jadi yang pertama dalam mendapatkan standar tersebut. Mengantongi lisensi internasional, usahanya mulai menemukan titik terang. Makin banyak pesanan bola untuk digunakan dalam Piala Dunia 1998.
Irwan tak henti-hentinya melakukan perbaikan kualitas agar bola dari Majalengka tetap diakui dunia. Irwan menggunakan mesin dari Jepang dalam pengerjaan. Itu karena pembuatan bola sangat membutuhkan keakuratan. Ukurannya melenceng sedikit bola akan benjol.
Hingga saat ini, usaha yang dirintisnya sudah berusia 24 tahun. Pesanan mengalir deras dari negara-negara tetangga. Teranyar, mereka mendapat pesanan untuk memproduksi bola Piala Dunia 2018.
Perusahaan Triple S milik Irwan sendiri saat ini dipimpin oleh anaknya, Jefry Romdonny, sebagai generasi kedua. Jeffry adalah salah satu anak kandung Irwan yang sebelumnya mendapat kepercayaan dari ayahnya untuk melakukan penetrasi pasar, lokal ataupun global.