3 Produk Indonesia yang Dipakai di Perhelatan Piala Dunia
Piala Dunia merupakan turnamen sepakbola paling elit. Piala Dunia pertama kali diselenggarakan pada tahun 1930 di Uruguay. Uruguay pun keluar sebagai juara perdana Piala Dunia.
Dalam perkembangannya, Brasil menjadi negara paling banyak yang meraih titel juara dunia, yakni lima kali (1958, 1962, 1970, 1994, dan 2002). Italia (1934, 1938, 1982, dan 2006) dan Jerman (1954, 1974, 1990, dan 2014) berada di posisi kedua dengan empat gelar.
Pada bulan Juni 2018 mendatang, gelaran turnamen akbar sepakbola Piala Dunia Rusia akan segera dimulai. Tidak ada seorang pun di muka bumi yang bisa membantah bila even Piala Dunia menjadi ajang kompetisi olahraga sepakbola yang paling banyak ditonton di dunia.
Namun, ada fakta menarik di balik penyelenggaraan Piala Dunia. Indonesia ikut andil dalam kemajuan pelaksanaan Piala Dunia. Ada sejumlah produk-produk buatan Indonesia di Piala Dunia. Apa saja? Berikut INDOSPORT merangkum 3 produk Indonesia yang dipakai di perhelatan Piala Dunia.
- Spanyol 6-1 Argentina: Isco Fenomenal, La Albiceleste Merana
- 5 Olahraga Mantan Bintang Porno Maria Ozawa yang Bikin Gagal Fokus
- Usai Didepak Persib Bandung, Essien Cuap-cuap ke Media Asing soal Bobotoh dan Sepakbola Indonesia
- Selain Andika Yudhistira, 3 Pesepakbola Indonesia Ini Pernah Terseret Kasus Pelecehan Seksual
1. Jersey
Pada perhelatan Piala Dunia 2014 lalu, permintaan terhadap produk tekstil dari Indonesia (terutama jersey peserta Piala Dunia) semakin meningkat. Maklum, Indonesia merupakan salah satu pusat produksi yang penting untuk merek Nike dan Adidas.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat, seperti dilansir dari Indonesia Investments mengatakan, dampak nilai ekspor produk jersey dari Indonesia meningkat setelah adanya Piala Dunia 2014 lalu di Brasil.
Indonesia memang terus mengekspor jersey, jaket, atau pakaian olahraga lainnya. Produk tersebut banyak dijual di toko-toko olahraga di luar negeri.
"Kalau kaos, sepatu itu sudah pasti dari Indonesia," kata Ade.
Total ekspor produk garmen dan tekstil Indonesia di tahun 2014 mencapai US$ 13,5 miliar atau meningkat ketimbang di tahun 2013 yang mencapai US$ 12,6 miliar.
2. Sepatu
Indonesia memang tidak mengirimkan tim untuk berlaga di Piala Dunia 2010. Namun, setidaknya negeri ini pernah mengirimkan sepatu bola di arena bergengsi internasional tersebut.
Adalah produk sepatu sport merek Mizuno asal Jepang, ternyata dibuat oleh PT Panarub Dwikarya, Tangerang Banten. Perushaan tersebut merupakan produsen sepatu olahraga yang menjadi prinsipal sepatu merek Adidas, New Balance, Mizuno, dan Specs.
Chairman PT Panarub Dwikarya, Hendrik Sasmito mengatakan, sepatu sport merek Mizuno ini sudah digunakan pada pagelaran Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
"Mizuno yang dibuat disini yang high end sepatu bola, termasuk yang untuk World cup," kata Hendrik dilansir dari Detik.
3. Bola
Selain jersey dan sepatu, bola resmi Piala Dunia dari tahun 1998 hingga 2014 juga merupakan buatan Tanah Air. Nama-nama bola resmi Piala Dunia buatan Indonesia adalah Tricolore untuk Piala Dunia 1998 Prancis, Fevernova di Piala Dunia Jepang-Korea Selatan 2002, Teamgeist di Piala Dunia Jerman 2006, Jabulani di Piala Dunia Afrika Selatan 2010, dan Brazuca di Piala Dunia Brasil 2014.
Semuanya adalah bola resmi Piala Dunia berlabel apparel ternama Jerman, dan dibuat di Majalengka, Jawa Barat. Perusahaan yang memasok bola resmi Piala Dunia asal Majalengka adalah Sinjaraga Santika Sport.
“Kami pernah memproduksi untuk Piala Dunia 1998 di Prancis. Harganya ketika itu 8 dolar Amerika Serikat atau setara Rp104 ribu per buah,” kata Irwan Suryanto, pemilik Sinjaraga Santika Sport, dikutip dari Detik.com.
Irwan mengatakan, bola produksi perusahaannya sudah mendapatkan lisensi FIFA. Artinya, bola ini memiliki standar baku yang ditetapkan.Sebagai diketahui, FIFA menetapkan tujuh tes untuk mengetahui kelayakan bola resmi.
Pertama adalah circumference, yaitu menguji kesempurnaan lingkaran bola. Kedua adalah sphericity, untuk menguji stabilitas bola di udara. Ketiga adalah rebound, menguji pantulan bola. Keempat adalah water absorption, menguji tingkat ketahanan bola terhadap air.
Kelima adalah weight, menguji berat bola. Keenam adalah loss of pressure, menguji apakah bola kehilangan udara selama permainan atau tidak. Ketujuh adalah shape and size retention, menguji apakah berat dan ukuran bola berubah atau tidak selama permainan.
"Hanya kualitas kami satu-satunya di Indonesia yang punya standar FIFA. Kalau bola sudah punya standard approve atau inspect itu sudah bisa dipakai. Jadi pemain tidak boleh menolak," kata Irwan, yang juga Ketua Umum Asosiasi Industri Olahraga Nasional Indonesia (Asioni).