5 Alasan Neymar Tak Akan Pernah Menang Ballon d'Or
Keinginan untuk mendapatkan Ballon d’Or telah membawa Neymar ke Paris Saint-Germain musim panas lalu. Tak diragukan lagi, Neymar adalah salah satu pemain terbaik dunia. Ia terus membantah pendapat negatif publik melalui penampilannya.
Neymar baru saja mengalami cedera pergelangan kaki bulan lalu. Tentu saja banyak penggemar berharap ia mendapatkan keberuntungan selama masa pemulihannya dan dia akan kembali lebih kuat untuk membungkam semua kritikan tentang dirinya.
Pemain Brasil itu memiliki talenta kelas dunia dan telah dibuktikan di sepakbola Eropa selama beberapa tahun ini. Namun cedera itu membuat Neymar diragukan akan bisa bergabung di Piala Dunia Rusia.
Di usianya yang ke-26, secara bertahap Neymar mendekati puncak kariernya di level tertinggi. Penghargaan Ballon d’Or adalah sesuatu yang harus dicapainya meskipun ada sesuatu yang menghalangi Neymar untuk bisa mengangkat trofi itu di akhir musim.
Dilansir Sportskeeda, berikut ada lima alasan mengapa pemain Brasil ini tidak akan pernah memenangkan Ballon d'Or.
1. 5. Bukan soal Gol dan Umpan
Di seluruh kompetisi, Neymar telah mencetak 29 gol dan menciptakan 19 umpan untuk Paris saint-Germain di musim ini. Ia sudah melampui catatan musim lalu dari kombinasi 47 gol dan umpan selama pertandingan terakhirnya dengan Barcelona dalam 15 pertandingan.
Secara hipotesis, musimnya bisa saja berakhir setelah cedera melawan Marseille pada 25 Februari lalu. Namun setidaknya dengan tiga bulan tersisa, dia sudah mencetak catatan mengesankan di beberapa bulan terakhir.
Neymar memulai debut internasional senior di usia 18 tahun dan ia telah membukukan 53 gol dan 36 umpan dalam 83 penampilan untuk Brasil juga. Namun, meski penghargaan Ballon d'Or diberikan kepada pemain terbaik dunia dalam rentang waktu satu tahun, ini juga berlaku bagi pemain yang paling berpengaruh untuk klub mereka (dan negara).
Meskipun beberapa penampilannya mempersona, Neymar belum cukup bisa dikatakan sebagai pemain yang paling berpengaruh dan signifikan. Pasalnya, ada pemain yang lebih penting di lapangan seperti Thiago Silva dan Marco Verratti. Belum lagi ada Edinson Cavani dan Kylian Mbappe.
2. 4. Ligue 1 yang Kurang Elite
Dalam dua pertandingan tandang melawan Bayern dan Real Madrid, Neymar mendominasi permainan tetapi juga kehilangan banyak kesempatan sehingga merugikan serangan PSG.
Banyak kritikus dan pendukungnya yang terkejut saat PSG mengaktifkan klausul Neymar di musim panas lalu untuk membawanya ke Prancis. Mereka menyayangkan, liga yang kurang kompetitif seperti di Ligue 1 akan membatasi kualitas dan kemampuan Neymar.
3. 3. Masih Egois
Neymar dengan jelas terlalu banyak coba-coba dan menyia-nyiakan kesempatan yang menjanjikan untuk menemukan posisi yang lebih baik. Ini terbukti dari statistik, terlepas dari jumlah gol serta umpan yang ia ceploskan.
Penampilannya melawan Real Madrid adalah gambaran bagaimana penampilannya. Neymar memiliki kemampuan individu yang tak diragukan, tetapi masih dibayangi oleh pengambilan keputusan yang buruk.
Selama pertandingan, ada banyak posisi menjanjikan yang dimiliki Neymar. Namun, dia lebih suka mencoba dan melakukannya sendiri. Ia malah mendapat tekanan balik dari Real Madrid hingga serangan yang coba dibangun PSG berantakan.
4. 2. Monopoli Messi-Ronaldo yang Belum Berakhir
Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi yang semakin menua membuat banyak pihak antusias mengorbitkan pemain-pemain kelas dunia generasi berikutnya. Namun dominasi kedua megabintang tersebut saat ini tak bisa terbantahkan.
Ronaldo berusia 33 tahun bulan lalu, sementara Messi akan berada di pertengahan 31 tahun pada Piala Dunia musim panas ini di Rusia. Duo penyerang itu telah memenangkan sepuluh penghargaan Ballon d'Or terakhir sejak 2008, sesuatu yang sebelumnya tidak pernah terjadi.
Neymar adalah pemain berpengaruh dan PSG jelas ingin mengembangkan tim mereka dengan keberadaan sang pemain selama bertahun-tahun yang akan datang, terlepas dari spekulasi seputar masa depannya yang tak tentu di sana.
5. 1. Sudah Ada Pemain Muda yang Lebih Baik
Kylian Mbappe (19) dan Ousmane Dembele (20), adalah dua pemain muda terbaik di dunia, yang sudah mencapai level lebih tinggi dari Neymar pada usia mereka.
Dengan duopoli Messi-Ronaldo yang masih belum berakhir, akan naif untuk mengatakan bahwa Neymar akan digolongkan sebagai generasi berikutnya begitu duopoli ini selesai.
Mbappe dan Dembele misalnya. Kedua penyerang dengan rating tinggi itu memiliki banyak kualitas dan potensi seiring berjalannya waktu. Tidak mengherankan jika kedua pasangan ini dijual mahal ke dua kubu teratas Eropa sejak awal karier profesional mereka.
Kemudian ada juga pemain lain, termasuk pemain Real Madrid Isco (25), pemain depan Juventus Paulo Dybala (24), dan pemain sayap Manchester City Leroy Sane (22), yang telah berkembang secara signifikan di bawah bimbingan Pep Guardiola di Inggris.