x

3 Kesalahan Mourinho, Biang Kerok Tersingkirnya MU di Liga Champions

Rabu, 14 Maret 2018 06:21 WIB
Editor: Gerry Crisandy
Jose Mourinho tertunduk lesu melihat timnya tumbang di Old Trafford.

Untuk pertama kalinya Sevilla memenangkan pertandinga Liga Champions di tanah Britania Raya dan tidak ada tempat yang lebih baik untuk melakukannya dibandingkan dengan Old Trafford, markas kebanggan Manchester United.

Tidak beruntungnya bagi The Red Devils, kekalahan ini juga memaksa United tersisih dari turnamen paling bergengsi di benua biru tersebut. Menahan imbang Sevilla di Spanyol, dikalahkan di hadapan publik sendiri tentu saja menjadi pukulan keras bagi pelatih Jose Mourinho dan anak-anak asuhnya. 

Baca Juga

Tanpa mengabaikan penampilan fenomenal Sevilla di laga leg kedua ini, hasil pertandingan ini tidak lepas dari kesalahan Mourinho meramu strategi. Kesalahan-kesalahan ini tercermin di atas lapangan.


1. Dua Menara Kembar di Lini Tengah

Nemanja Matic-Fellaini.

Di pertandingan ini, Mourinho menurunkan dua gelandang berpostur besar Marouane Fellaini dan Nemanja Matic sebagai dua gelandang jangkarnya di lini tengah. Mengorbankan Paul Pogba yang terpaksa duduk di bangku cadangan, inisialnya Mourinho ingin mendominasi lapangan tengah dan memberikan kebebasan pada empat penyerangnya.

Tapi pilihan ini tidak berjalan dengan baik. Sevilla justru menguasai penguasaan bola dan mendominasi lapangan tengah di babak pertama. Gelandang-gelandang Sevilla, Ever Banega khususnya, mampu membuat Matic dan Fellaini seperti dua kerucut latihan.


2. Empat Penyerang Berlari di Belakang Bek Lawan

Alexis Sanchez.

Memiliki empat penyerang yang berlari di garis pertahanan terbelakang lawan menunggu umpan-umpan terobosan juga tidak membantu tugas Matic dan Fellaini. Jesse Lingard, Marcus Rashford, Alexis Sanchez dan Romelu Lukaku sebagai daya serang dengan kecepatan eksplosif.

Mourinho ingin memanfaatkan momentum serangan balasan dengan menugaskan penyerang-penyerangnya bersiap untuk menunggu kesempatan di depan, tapi tanpa aliran bola, hal tersebut sia-sia.

Fellaini dan Matic juga bukan pesepakbola yang dikenal mampu melepaskan operan-operan penetrasi yang mampu mengecoh pertahanan musuh. Praktis Manchester United mengandalkan sisi-sisi lapangan untuk menyerang, meminimalisir peluang yang mungkin didapat dari tengah lapangan.


3. Memasukkan Paul Pogba Tanpa Perubahan di Area Lain

Paul Pogba merana pasca menelan kekalahan dari Sevilla.

Gagal mendominasi dengan dua tipe gelandang menjulang, Mourinho memasukkan Paul Pogba menggantikan Fellaini. Memasukkan Pogba merupakan taruhan, seperti pedang bermata dua.

Pogba memang mampu menyediakan peluang-peluang yang mungkin tidak dapat diciptakan oleh Fellaini maupun Matic, tapi Pogba juga kerap meninggalkan posnya -- mengekspos Matic sendirian di lini tengah. 

Sejak Pogba masuklah Sevilla mampu mencetak dua gol melalui pemain pengganti, Wissam Ben Yedder. Bukan sebuah kebetulan, sebab Sevilla berkali-kali memiliki begitu banyak ruang di tengah lapangan saat melakukan serangan balasan.

Meskipun Romelu Lukaku mampu memperkecil ketertinggalan, kerusakan yang dilakukan oleh dua gol Sevilla tak dapat lagi dibenahi dengan sedikitnya waktu yang tersisa di pertandingan tersebut.

Manchester UnitedJose MourinhoLiga ChampionsPaul PogbaSevillaMarouane FellainiNemanja Matic

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom