x

Darurat! FIFA Harus Segera Haramkan 3 Hal Ini

Rabu, 7 Februari 2018 18:37 WIB
Penulis: Fransdian Ricardo Purba | Editor: Ardini Maharani Dwi Setyarini
Luis Suarez menjadi 'kiper kedua' saat melawan Ghana.

Perhelatan pesta olahraga akbar akan berlangsung tidak kurang dari 4 bulan lagi. Tepatnya saat tuan rumah Rusia akan menjamu Arab Saudi dalam partai pembukaan Piala Dunia Grup A yang akan berlangsung pada 14 Juni 2018 di Rusia. 

Baca Juga

Itu artinya dalam kurun  4 bulan terakhir, FIFA selaku badan Federasi tertinggi sepakbola dunia semestinya mampu mengevaluasi semua aspek yang terkait dengan sepakbola itu sendiri guna menciptakan sepakbola yang benar-benar adil untuk semua negara peserta piala dunia 2018 nanti.

Dengan mengusung Fair Play sebagai slogan dalam pertandingan sepakbola, tentunya FIFA bisa berkaca dari peristiwa pertandingan kompetisi liga top Eropa. FIFA sendri seharusnya sadar jika peristiwa yang curang dapat mencoreng slogan itu sendiri.

Atau dengan kata lain, FIFA seharusnya mengharamkan semua bentuk kecurangan dari pesepakbola meski itu bertujuan untuk membawa timnya memenangkan pertandingan. 

Tentunya masyarakat global secara keseluruhan tak ingin menikmati setiap pertandingan yang didasari oleh bentuk kecurangan. FIFA juga semestinya harus memberikan ganjaran berat bagi pelaku guna meminimalisir bentuk kecurangan itu sendiri. 

Tak cukup rasanya jika FIFA hanya menjatuhkan sanksi berupa denda kepada setiap pemain yang melakukan kecurangan. Sanksi berupa denda tak akan menimbukan efek jera bagi pesepakbola. 

Jika perlu dan benar-benar mengacu kepada slogan Fair Play, FIFA semestinya memberi sanksi berupa larangan untuk tidak bermain sepakbola selama setengah musim atau lebih kepada setiap pesepakbola yang melakukan aksi curang tersebut. 

Jika ditelaah lebih jauh, kecurangan itu sendiri dapat melukai insan pencinta sepakbola bahkan golongan masyarakat tertentu. Jika dibiarkan terus menerus, mungkin saja slogan Fair Play akan berubah menjadi Unfair Play di benak masyarakat. Ini akan menjadi gawat darurat untuk olahraga yang paling digemari oleh dunia ini.

Berikut INDOSPORT merangkum 3 hal yang semestinya diharamkan oleh FIFA.


 


1. Diving

Luis Suarez diving saat melawan Real Madrid.

Berpura- pura jatuh dan kesakitan guna mendapat keuntungan dari aksi itu. Tentunya publik masih ingat peristiwa Dele Alli. Ya pemain Spurs itu diduga melakukan diving  saat timnya ketinggalan 2-1 dari Liverpool di menit ke 90. di waktu injury time itu, Alli diduga melakukan diving di dalam kontak penalti.

Aksinya tersebut berhasil mengelabui wasit dan mendapatkan hadiah penalti yang berhasil dikonversi menjadi gol oleh Harry Kane. Setelah peristiwa itu, publik kembali tercengang akibat ulah suporter Liverpool yang membalaskan sakit hatinya dengan menyebarluaskan video panas yang diduga mirip Alli.

Sebelum Alli, ternyata Luis Suarez juga ahli dalam melakukan aksi diving. Ya pemain Barcelona itu melakukannya saat derby EL Clasico pada pertandingan Piala Super Spanyol pada 13 Agustus 2017 silam. Saat itu penyerang  Barcelona  ini melakukan aksi itu setelah timnya ketinggalan 1-0. Ia melakukan aksi diving itu dengan sukses penuh drama dan berhasil mengelabui wasit. Barcelona mendapat penalti setelah Suarez guling-guling berpura-pura sakit setelah berbenturan dengan kiper Keylor Navas. 


2. Rasisme

Luis Suarez berkata 'negro' kepada Patrice Evra

Berkata kasar dengan mendiskirimansi suatu golongan tertentu guna menjatuhkan mental pemain yang sedang dihadapin saat itu.  Rasisme adalah suatu sistem doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu. Bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya. 

Seperti juga Luis Suarez yang mengumpat kasar dengan berkata 'negro' kepada Patrice Evra saat keduanya masih bermain di Liga Inggris. Suarez yang saat itu masih memperkuat Liverpool terbukti melakukan rasis kepada Evra yang saat itu memperkuat Manchester United.  

Saat itu Suarez hanya mendapat ganjaran sanski berupa 40 ribu pounds dan larangan 8 pertandingan sepakbola. Namun ganjaran itu dianggap tidak sepadan dengan aksi Suarez yang sudah melukai golongan tertentu. Ia bahkan kerap mendapat ancaman dari golongan tertentu setelah umpatan kasarnya kepada Evra.


3. Handball Disengaja

Luis Suarez menjadi kiper 'kedua' saat melawan Ghana.

Mungkin selama ini Handball di dalam kotak penalti dari sang pemain justru merugikan timnya sendiri. Disamping diganjar dengan kartu merah, tim juga dirugikan dengan hadiah penalti yang diberikan kepada lawan. Namun siapa sangka Suarez menjadi pahlawan untuk negaranya akibat Handball sengajanya.

Masih ingatkah kita dengan Piala Dunia 2010? Ya di partai perempatfinal, Suarez mengubur impian Ghana untuk  melaju ke Semi Final Piala Dunia 2010 untuk pertama kalinya sepanjang sejarah sepakbola Ghana.

Suarez saat itu menjadi 'kiper kedua' dan dianggap menjadi pahlwan untuk Uruguay meski aksinya tersebut menciderai slogan Fair Play itu sendiri.  Suarez melakukan aksi Handball disengaja di menit ke 120 dengan menghalau bola yang 100 persen semestinya sudah masuk. Saat itu kedua tim masih sama kuat yakni 1-1. 

Meski diganjar penalti, pemain Ghana, Asamoah Gyan tidak melakukan tugasnya dengan baik. Tendangan penalti yang dilakukannya di detik-detik akhir pertandingan justru mengenai mistar gawang. Akhirnya Uruguay melangkah ke Semi Final setelah mengalahkan Ghana dengan adu penalti 4-2.

Ya sepertinya Suarez sudah melakukan semua aksi yang mencoreng slogan permainan yang adil,  dan hingga saat ini, mantan pemain Liverpool itu sepertinya tidak akan jera untuk melakukan aksinya. Khususnya aksi divingnya. FIFA semestinya mampu membuat kebijakan terbaru guna meminimalisir bentuk kecurangan dalam sepakbola itu sendiri.

FIFALuis SuarezPiala DuniaDivingBola InternasionalRasisme

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom