Selain Simic, Ini Deretan Striker Asing Persija yang Jadi Idola Jakmania
Penampilan penyerang baru Persija asal Kroasia di beberapa pertandingan pra musim yang telah dilalui Persija sontak membuat banyak orang berdecak kagum. Catatan delapan gol dari delapan pertandingan sampai saat ini jelas dengan mudah membuat The Jakmania jatuh hati kepada mantan pemain Melaka United ini.
Dengan tinggi badan 187 cm, memiliki sundulan terarah dan tendangan kuat, kemampuan Simic semakin lengkap dengan olah bolanya yang terhitung lincah untuk pemain bertubuh jangkung sepertinya. Semua atribut yang dimiliki Super Simic dan apa yang ditunjukan jelas membuat banyak The Jakmania berharap besar kepadanya. Simic bisa menjadi jawaban kerinduan mereka akan penyerang mematikan yang bisa menjadi taring macan kemayoran.
Sudah lama memang Persija tidak memiliki penyerang tajam mematikan sebagai pencetak gol. Terakhir hanya ada nama Pacho Kenmogne, itupun Pacho terpaksa hanya bermain setengah musim berseragam Persija. Padahal sebelumnya ada beberapa nama yang menjadi pujaan para pendukung Persija yang selalu menjadi lawan menakutkan bagi semua bek lawan.
Berikut INDOSPORT mencatat beberapa nama asing yang pernah menjadi juru gedor sukses di Persija dan menjadi pujaan The Jakmania.
1. Emanuel De Porras
Bernama lengkap Emanuel Matías De Porras. Pemain ini datang bersama beberapa pemain asal Argentina yang dibawa langsung oleh manajer Persija saat itu, IGK Manila pada 2004.
Pemain yang akrab dipanggil Cachi ini langsung membuat para The Jakmania jatuh hati di musim perdananya. Bagaimana tidak, rekan senegara Juan Manuel Ortiz ini sukses tampil impresif dengan catatan 16 gol dalam 28 pertandingan. Raihannya tersebut juga yang sukses membawa Persija bertengger di posisi 3 akhir klasemen Liga Indonesia 2014.
Namun sayangnya pencapaian tersebut tidak membuat Ketua Dewan Pembina yang juga menjabat Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso merasa puas. Pemain kelahiran 16 oktober 1981 tersebut dipaksa hengkang dari skuat Macan Kemayoran.
De Porras pun akhirnya bergabung dengan PSIS Semarang pada 2005-2006. Di Semarang, Cachi semakin membuktikan ketajamannya dengan sukses mencetak 17 gol dari 30 pertandingan. Laskar Mahesa Jenar pun sukses dibawanya mengakhiri kompetisi di peringkat ketiga pada tahun 2005, serta menjadi runner-up di Liga Indonesia 2006.
Penampilan tersebut juga yang membuat banyak The Jakmania yang susah move on dari De Porras, berbagai spanduk dan teriakan minta De Porras kembali ke Persija dengan mudah dijumpai dilapangan kala Persija bertanding di musim 2005-2006. Sayangnya keinginan tersebut tidak pernah terwujud, selepas dari PSIS, De Porras memilih kembali ke negaranya.
Dan ketika balik ke Indonesia pada 2011, Cachi bergabung ke klub Indonesia Primer League (IPL) Jakarta FC 1928 dan kemudian justru bergabung ke klub Persija 'palsu' yang bermain di IPL juga.
2. Emmanuel Pacho Kenmogne
Datang dipertengahan musim 2013-2014, Emmanuel Pacho Kenmogne mendapatkan misi untuk bisa menyelamatkan macan kemayoran yang saat itu berada di zona degradasi. Luar biasanya pemain Kamerun berpaspor Belgia tersebut berhasil melakukannya. Sumbangan 13 gol dalam hanya 16 pertandingan yang dihasilkannya menjadi kunci sukses tim kebanggaan Jakarta ini tidak terdegradasi di musim itu.
Pacho seakan hadir sebagai juru selamat, tak ayal pujaan datang bertubi-tubi dari seluruh pendukung Jakarta. Banyak The Jakmania mengeluk-elukkan namanya. Namun sayangnya, penampilan gemilang Pacho membuat banyak klub tertarik jasanya. Banyak tawaran yang lebih besar datang ke Pacho, di saat Persija yang kesulitan keuangan saat itu tidak bisa menawarkan gaji besar kepadanya.
Pacho pun hijrah ke Persebaya, berduet dengan mantan pemain Persija Greg Nwokolo berseragam bajul ijo. Sukses di Persebaya, Pacho sempat menyebrang ke Malaysia sebelum akhirnya berlabuh kembali ke Ibu Kota pada 2016.
lagi-lagi Pacho datang di paruh musim, dan menyelamatkan Persija dari papan bawah klasemen Indonesia Soccer Championship (ISC). Separuh musim tersebut Pacho sukses menciptakan enam gol dalam 14 penampilan berseragam macan kemayoran. Usia yang tidak muda lagi, membuat manajemen Persija kali ini memilih melepas Pacho usai gelaran ISC berakhir.
3. Roger Batoum
Roger Batoum pertama kali bergabung ke Persija pada 2005, Pemain asal kamerun ini didatangkan untuk menggantikan peran pemain pujaan The Jakmania, Bambang Pamungkas yang memilih menyebrang ke Selangor FA di Liga Malaysia kala itu.
Gayung bersambut, Pria kelahiran 19 Desember 1978 sukses membawa Persija melaju sampai final di dua kompetisi yang diikuti macan kemayoran musim itu. Pertama final Liga Indonesia yang kala itu masih menggunakan sistem dua wilayah dilanjutkan dengan delapan besar. Dan yang kedua final Piala Indonesia atau Copa Indonesia.
Meski gagal dalam dua laga final tersebut, nama Roger Batoum untuk sementara sukses membuat para suporter setia Persija melupakan kepergian Bambang Pamungkas. Pria hitam legam tersebut tampil tajam dengan berhasil mencetak total 15 gol di musim pertamanya.
Namun lagi-lagi, menjadi pujaan The Jakmania tidak lantas membuat pemain bisa bertahan lama di Jakarta. Manajemen Persija merasa tidak puas dengan permainan pemain yang pernah memperkuat Timnas Junior Kamerun ini. Batoum dilepas Macan Kemayoran di akhir musim 2006 dan kemudian berlabuh ke Persikota.
4. Greg Nwokolo
Jika masih ada satu nama yang diharapkan untuk kembali ke Persija Jakarta, tidak lain tidak bukan dia adalah Greg Nwokolo. Bahkan pada bursa transfer musim ini nama Greg masih dirumorkan akan kembali ke Persija. Meski kini sudah memiliki status kewarganegaraan Indonesia, sejatinya Greg masih berstatus sebagai pemain asing dari Nigeria saat masih memperkuat Macan Kemayoran.
Pertama kali datang ke Persija setelah memperkuat beberapa klub Indonesia pada 2008, Greg sebenarnya bukan target man. Pria kelahiran 3 Januari 1986 ini lebih banyak bermain melebar atau menjadi second striker. Meski begitu, kemampuannya mencetak gol jelas tidak bisa dipungkiri lagi. Menusuk dari sisi pertahanan lawan, Greg dengan kemampuan menggiring bolanya yang cepat dengan mudah mengocek pemain belakang lawan sebelum akhirnya mencetak gol.
Gaya permainan yang seperti itulah yang membuat banyak The Jakmania terpukau dan mengidolai pemain yang berpindah kewarganegaraan Indonesia pada 2011 ini. Ditambah kepribadiannya di luar lapangan juga membuat namanya semakin dicintai publik jakarta.
Sempat hengkang ke Portugal setelah musim pertamanya di Persija. Greg tercatat tiga kali kembali memperkuat tim Ibu Kota, Persija Jakarta, 2010 - 2011, 2014–2015, 2016-2017.