3 Hal yang Tak Diinginkan Jika Victor Igbonefo Gabung Persib Bandung
Pemain naturalisasi, Victor Igbonefo kini sudah sah menjadi milik Persib Bandung untuk kompetisi Liga 1 edisi 2018. Mantan Persipura Jayapura ini sudah berfoto bersama dua orang petinggi PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) yakni Glenn Sugita dan Teddy Tjahyono.
Kepastian Igbonefo berseragam Pangeran Biru dikonfirmasi langsung oleh Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Teddy Tjahyono. Dia juga mengaku sudah bertemu langsung dengan pemain 32 tahun tersebut serta tidak menampik untuk menyempatkan diri berfoto bersama dengan Igbonefo seperti yang kini tengah beredar di media sosial.
"Itu foto IG beberapa waktu lalu pertemuan di Jakarta. Victor sudah (resmi) dengan Persib," kata Teddy saat dihubungi wartawan, Selasa (02/01/18).
Teddy menambahkan, pemain yang berposisi sebagai stopper ini akan bergabung dengan armada Mario Gomez pada pekan ini, namun pihaknya belum bisa memastikan tanggal pasti Igbonefo tiba di Bandung.
"Victor sesuai rencana minggu pertama gabung ke Persib dan posisi sekarang belum ada di Indonesia. Kepastian datangnya dia akan diinformasikan lebih lanjut," jelasnya.
Igbonefo sendiri sudah memiliki segudang pengalaman berkiprah di kompetisi Tanah Air. Tentunya tidak sedikit Bobotoh yang ingin melihatnya mengenakan seragam biru-biru.
Namun perlu diketahui, selain akan menambah persaingan di lini belakang Persib Bandung, ada beberapa hal lain yang tentunya bisa saja menjadi dampak buruk andai Igbonefo benar-benar bergabung.
Berdasarkan beberapa rekam jejak dan catatan perjalanan karier Igbonefo di sepakbola Tanah Air maupun Thailand, INDOSPORT memberikan beberapa hal yang tak diinginkan yang bisa saja terjadi jika dirinya telah resmi membela Persib Bandung
1. Mulai Termakan Usia
Bagi pencinta sepakbola sejati, tentunya telah mengetahui jika pesepakbola yang telah berusia diatas 30 tahun, maka performa mereka kebanyakan sudah mulai menurun.
Dengan kata lain, masa keemasan mereka di usia tersebut sudah mulai berkurang, sehingga bukan tidak mungkin jika nantinya banyak peluang yang terbuang sia-sia.
Apalagi bermain di Liga 1 bisa memainkan dua pertandingan selama tiga hari dengan jarak tempuh yang cukup jauh, sehingga membutuhkan waktu yang terbatas bagi mereka yang sudah menginjak kepala tiga untuk dapat cepat menemukan performa terbaiknya saat sedang bertanding.
Igbonefo sendiri saat ini berusia 32 tahun. Meski terbilang tangguh mengawal lini pertahanan, namun bisa saja dia kerepotan saat menghadapi penyerang-penyerang cepat karena usianya yang sudah tidak musa lagi.
2. Cedera Serius
Selain sudah termakan usia, Victor Igbonefo juga memiliki riwayat cedera serius. Saat membela Arema FC Bali Island Cup 2015 lalu, ia sempat mengalami cedera bagian pinggang. Dokter tim Arema sata itu, Indrawan Dwantoro smemberikan analisa kalau salah satu saraf bek naturalisasi Nigeria itu terjepit.
"Kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Tapi sementara waktu, dia (Igbonefo) harus istirahat di dua pertandingan terakhir," kata Indrawan pada Maret 2015 lalu.
Cedera Igbonefo bermula saat dirinya berbenturan keras dengan pemain Pelita Bandung Raya pada pertandingan pembuka Bali Island Cup. Saat hendak memberikan passing dia ditabrak dari samping dan posisi jatuhnya tidak tepat.
Tak hanya di Arema, saat memperkuat Timnas Indonesia, Igbonefo juga pernah mengalami cedera bahu. Tentu akan menjadi pembelian yang merugikan, jika Igbonefo harus absen lebih cepat karena dirinya yang rentan cedera.
Pastinya bermain di Liga 1 memiliki tingkat dan tensi yang lebih tinggi. Duel fisik akan lebih banyak terjadi di kancah sepakbola Indonesia.
3. Tak Bisa Kontrol Emosi
Victor Igbonefo tak jarang tersulut emosi saat bertanding. Data dari Soccerway menyebutkan pada musim lalu saat bermain bersama Nakhon Ratchasima, Igbonefo mendapatkan enam kartu kuning dari 33 laga bersama klub berjuluk Swat Cat tersebut.
Sejak tahun 2009, Victor Igbonefo sudah menerima 40 kartu kuning dan 2 kartu merah dari 215 pertandingan sejak bersama Persipura, Madura United, Arema, Osotsapa, Navy FC, dan Nakhon Ratchasima.