Catatan Buruk Rahmad Darmawan Selama Melatih di Indonesia
Rahmad Darmawan memang seorang pelatih yang memiliki segudang pengalaman melatih di berbagai klub besar Indonesia. Pelatih berusia 51 tahun itu berjaya sebagai pelatih saat melatih di Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC. Di kedua klub tersebut, pelatih yang akrab disapa RD itu mampu memberikan gelar Liga Indonesia untuk timnya pada musim 2005 dan 2008.
Pelatih yang mengawali karir kepelatihannya sebagai asisten pelatih di Persikota sejak tahun 1998 itu sudah pernah melatih banyak klub di Indonesia. Mulai dari Persipura, Persija Jakarta, Pelita Jaya, Arema hingga Persebaya Cronus.
Terakhir, dia melatih klub asal Malaysia, T-Team yang mampu selamat dari jurang degradasi dan bertengger di urutan ke-9 klasemen akhir. Namun sangat disayangkan, pihak Kerajaan Terengganu membubarkan T-Team dengan alasan efisiensi biaya karena Terengganu FC I lolos ke Liga Primer Malaysia.
Merasa tidak senang dengan keputusan Kerajaan Terengganu, Rahmad Darmawan pun memutus kontraknya dan kembali ke Indonesia. Berbagai klub besar dikaitkan dengan RD, dari Persib Bandung hingga Sriwijaya FC. Bahkan pada Jumat (24/11/17) pagi ini, Rahmad Darmawan sudah tiba di Palembang untuk sarapan bareng dengan manajemen SFC.
Terlepas dari kehebatan RD di berbagai klub yang pernah dilatih, sang pelatih ternyata tidak selalu mulus dalam karir kepelatihan. RD memiliki sejumlah catatan buruk ketika melatih di Indonesia, baik itu klub maupun Timnas Indonesia U-23.
Berikut INDOSPORT rangkum sejumlah catatan buruk RD selama melatih di Indonesia:
1. Persija Jakarta - Liga Indonesia musim 2010-11
Usai menorehkan berbagai rekor gemilang bersama Sriwijaya FC pada tahun 2007-2010, Rahmad Darmawan memutuskan gabung Persija Jakarta. Kemampuan RD dalam mengolah taktik dan mempersatukan skuat membuat tim ibukota tergiur untuk mencoba sang pelatih.
Namun nama besar Rahmad Darmawan bersama Persija Jakarta hanya mampu terlihat dalam empat laga pertama Liga Indonesia 2010-11. Empat laga pertama musim tersebut, Persija ditahan imbang di laga pertama dan berhasil menang tiga laga beruntun. Namun, mereka terlalu cepat menelan kekalahan di musim tersebut, saat kalah dari Semen Padang di laga kelima.
Sempat bangkit dengan mengalahkan rival abadi, Persib Bandung dengan kemenangan tiga gol tanpa balas, RD kembali bermain imbang menghadapi mantan timnya Sriwijaya FC. Tidak butuh waktu lama, Persija menelan dua kekalahan beruntun saat berlaga di tanah Papua menghadapi Persiwa Wamena dan Persipura Jayapura.
Persija Jakarta pada musim 2010-11 memiliki skuat yang cukup komplit dilengkapi oleh Bambang Pamungkas, Aliyudin, Nasuha dan Greg Nwokolo. Dengan skuat yang cukup bertabur bintang, tentunya berakhir di urutan ketiga menjadi catatan buruk untuk Rahmad Darmawan dalam sejarah kepelatihannya.
2. Timnas Indonesia U-23 - Sea Games 2011
Meski mengakhiri Liga Indonesia dengan duduk di peringkat ketiga bersama Persija Jakarta, RD ditunjuk untuk menjadi pelatih Timnas Indonesia U-23. Membawa Timnas U-23 di Sea Games 2011, RD memiliki sejumlah nama-nama yang saat itu diproyeksikan menjadi bintang masa depan Timnas.
Mulai dari Andritany Ardhiyasa, Gunawan Dwi Cahyo, Egi Melgiansyah, Ferdinand Sinaga hingga Andik Vermansyah masuk ke skuat Timnas U-23. Melakoni Sea Games 2011 sebagai tim tuan rumah, tentunya target juara dibebankan ke pundak Rahmad Darmawan.
Babak grup bersama Malaysia, Singapura, Thailand dan Kamboja, RD berhasil membawa Indonesia finish di posisi ke-2 Grup A saat itu. Melaju ke semifinal dan menghadapi Vietnam, Timnas U-23 sempat diragukan untuk melaju ke babak final. Namun, tangan dingin RD berhasil meloloskan Indonesia ke babak final dengan kemenangan 0-2 atas Vietnam.
Namun, di babak final, Timnas Indonesia U-23 harus menelan kekalahan memalukan dari negara tetangga Malaysia. Bermain imbang 1-1 hingga dua kali perpanjangan waktu, RD gagal membawa Indonesia juara Sea Games 2011 saat melihat timnya kalah 4-3 lewat adu penalti dari Malaysia. Kekalahan di final dari Malaysia membuat RD harus mengalami masa kelam dalam karir kepelatihannya.
3. Persebaya Surabaya - Liga Indonesia 2014
Persebaya Surabaya membuat gebrakan jelang Liga Indonesia 2014 lalu, dengan menggandeng Rahmad Darmawan. Baru ditunjuk sebagai pelatih pada November 2014, RD langsung menggandeng dua mantan anak asuhnya di Sriwijaya FC. Seperti Ferry Rotinsulu dan Novri Setiawan.
Memiliki skuat yang cukup dalam, dengan keberadaan Pacho Kenmogne, Dedi Kusnandar, Muhammad Ilham dan juga Abdurahman Lestaluhu, Persebaya diyakini bisa berbicara banyak saat itu.
Memang terbukti saat mereka menjuarai babak grup wilayah Timur Indonesia, dengan unggul 4 poin dari Persipura Jayapura. Memasuki 8 besar, Persebaya dibawah Rahmad Darmawan terlihat melempem. Dari enam laga yang harus dimainkan, mereka tidak mampu mencatat kemenangan, lima kali imbang dan sekali kalah.
Catatan buruk tersebut membuat mereka harus terhenti di babak 8 besar. Mereka hanya berhasil mengantongi 5 poin dan harus puas berada di urutan ketiga klasemen akhir babak 8 besar Liga Indonesia 2014. Tidak butuh waktu lama setelah babak 8 besar berakhir, manajemen Persebaya memecat Rahmad Darmawan. Dipecat merupakan momen terburuk selama karir kepelatihan seorang RD.