x

Starting XI Pemain U-23 Liga 1 yang Terlupakan

Selasa, 14 November 2017 15:01 WIB
Penulis: Muhammad Adiyaksa | Editor: Agus Dwi Witono
Pemain Timnas U-23 Yang Terlupakan.

Peran pemain muda pada kompetisi Gojek Traveloka Liga 1 tidak hanya muncul sebagai darah segar. Namun, sekaligus untuk melengkapi regulasi yang berlaku di awal musim.

PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi membuat putusan mengejutkan sebelum Liga 1 berlangsung. Setiap kontestan Liga 1 diwajibkan untuk memiliki lima pemain di bawah usia 23 tahun. Tiga di antaranya harus turun sebagai starter dan minimal bermain selama 45 menit.

Memasuki paruh kedua, tepatnya pasca-SEA Games 2017, aturan tersebut dihapuskan. Jadi lah beberapa pemain muda yang kerap tampil sejak menit awal, harus menerima kenyataan menjadi penghuni tetap bangku cadangan.

Namun, bagi mereka yang berkualitas, penghapusan aturan menurunkan pemain U-23 bukan menjadi suatu masalah besar. Berkat kualitas yang di atas rata-rata, mereka berhasil mengunci posisi starter di klub masing-masing.

Contohnya untuk 23 pemain U-23 yang berlaga untuk Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-22 di SEA Games 2017 lalu. Mayoritas dari mereka tidak kehilangan tempatnya, meski aturan menurunkan U-23 dihilangkan.

Baca Juga

Seperti yang terlihat di skuat Bhayangkara FC (BFC). Kampiun Liga 1 2017 ini bisa disebut sebagai tim yang paling banyak menurunkan pemain muda.

Sedikitnya, lima pemain U-23 BFC telah dipercaya tampil di atas 20 pertandingan. Sebut saja Awan Setho, Putu Gede, T.M. Ichsan, Ilham Udin Armaiyn, dan Dendi Sulistyawan yang menjadi kunci The Guardian merengkuh trofi juara. Kelima pemain tersebut masih berusia di bawah 23 tahun.

Di luar BFC, pemain-pemain muda seperti Rezaldi Hehanussa, Febri Hariyadi, hingga Septian David Maulana juga telah menjadi andalan di tim mereka. 

Selain nama-nama beken di atas, masih banyak pula pesepakbola muda yang juga memberikan kontribusi besar terhadap klubnya. Hanya saja, kurang terpantau karena tidak banyaknya publikasi terhadap mereka.

Untuk menjadi refleksi akhir kompetisi, INDOSPORT mencoba menyajikan secara ringan starting line up terbaik pemain U-23 yang terlupakan di musim ini. Berikut sajiannya kepada para pembaca setia.


1. Lini Belakang

Bek Pesija Jakarta, Ryuji Utomo.

Kiper: Kurniawan Kartika Adjie (Persiba Balikpapan)

Namanya sempat mencuat saat menjadi kiper nomor satu Timnas U-22 di SEA Games 2017 lalu. Namun seusai mengalami cedera, posisinya diambil alih oleh penjaga gawang Persegres Gresik United, Satria Tama.

Tidak banyak kontribusi Kurniawan Kartika Ajie untuk Persiba Balikpapan di musim ini. Terlebih, pemain berusia 21 tahun tersebut lebih banyak mengikuti pelatnas bersama Timnas U-22. Catatan partainya pun sedikit, hanya 10 laga. Ditambah, Persiba juga turun kasta dari Liga 1.

Namun, Kartika Ajie memiliki prospek yang cerah sebagai kiper masa depan Timnas. Dengan umur yang masih sangat muda dan sempat menjadi pilihan pertama di Timnas kelompok umur, penjaga gawang kelahiran Balikpapan tersebut berpeluang memiliki masa depan cerah. Namun, dia mesti pandai-pandai menjaga kondisi fisik supaya tidak sering tertimpa cedera.

Bek Kanan: Alfath Fathier (Persiba Balikpapan)

Meskipun menjadi tim terburuk kedua di Liga 1 musim ini, Persiba banyak menghasilkan talenta muda yang hebat. Selain Kartika Ajie, ada satu nama lagi yang permainannya patut diacungi jempol.

Alfath Fathier merupakan penghuni tetap pos bek sayap kanan Beruang Madu, julukan Persiba. Pemain berusia 22 tahun itu mencatatkan 22 penampilan dan membukukan satu assist.

Sampai dengan saat ini, kualitasnya belum dilirik oleh pelatih Timnas U-22, Luis Milla Aspas. Namun, dengan kemampuan yang dimilikinya, bukan tidak mungkin posisi Putu Gede dan Gavin Kwan Adsit terancam oleh permainan Alfath di musim ini.

Untuk musim depan, Alfath telah dipastikan pindah dari klub yang membesarkan namanya. Diduga kuat, dia bakal berlabuh ke Madura United.

Bek Tengah: Dandi Maulana (Barito Putera)

Awalnya, Dandi Maulana hanya diproyeksikan sebagai cadangan dari duet bek tengah, Aaron Evans dan Hansamu Yama di Barito Putera. Seiring berjalannya waktu, nasib berkata lain.

Dengan dipanggilnya Hansamu memperkuat Timnas U-22 di SEA Games 2017, status Dandi naik pangkat menjadi pilar tim. Kepercayaan pelatih Barito Putera, Jacksen F. Thiago pun dibalas dengan mencetak empat gol dari 26 pertandingan.

Rekor disiplinnya pun tercatat bersih. Dandi hanya mengoleksi sepasang kartu kuning dan satu kartu merah sepanjang kompetisi.

Bek Tengah: Ryuji Utomo (Persija Jakarta)

Siapa yang bilang Ryuji Utomo terkenal setelah berpacaran dengan artis seksi, Ariel Tatum? Faktanya, setelah menjalin hubungan dengan Ariel, penampilan Ryuji meningkat pesat.

Berhasil menembus skuat Garuda Muda, julukan Timnas U-22 di SEA Games 2017, tidak serta merta menggaransi posisi Ryuji di Persija Jakarta. Bek berusia 22 tahun itu harus bersaing dengan nama-nama senior seperti Maman Abdurrahman dan Gunawan Dwi Cahyo.

Faktanya, 5 dari total 10 pertandingan Ryuji di musim ini terjadi pada 9 partai terakhir Liga 1. Dengan tiga laga di antaranya turun sebagai starter.

Bek Kiri: Reva Adi Utama (PSM Makassar)

Namanya memang tidak seterkenal Rezaldi Hehanussa dan Ricky Fajrin. Namun Reva Adi Utama berhasil mengunci posisi starter meskipun regulasi U-23 telah dihapus.

Bek kiri berusia 21 tahun tersebut sukses membawa Juku Eja, julukan PSM, finish di posisi ketiga klasemen akhir. Sepanjang musim, Reva Adi membukukan 24 penampilan.


2. Lini Tengah

Pergerakan Terens Puhiri (kiri) ditutup oleh kiper.

Gelandang Bertahan: Muhammad Arfan (PSM Makassar)

Jumlah 28 partai yang dilakoni Muhammad Arfan bersama PSM musim ini jauh meninggalkan rekan setimnya sesama pemain muda, Asnawi Mangkualam Bahar. Nama terakhir berstatus sebagai pemain Timnas U-19 dan U-22. 

Di skuat PSM, Asnawani cuma 9 kali turun bertanding. Arfan sukses memanfaatkan perginya Asnawi ke Timnas dengan cerdas.

Bersama Marc Anthony Klok, Arfan menjadi nyawa lini tengah Juku Eja. Sehingga saat Asnawi pulang dari membela Timnas, pemain berusia 20 tahun tersebut telah mengunci posisi starter.

Hadiah dari kecemerlangan Arfan di musim ini adalah kesempatan mencicipi seragam Garuda. Dia menggantikan posisi Asnawi yang kali ini tidak diikutsertakan untuk melakoni laga uji coba.

Gelandang Tengah: Paulo Sitanggang (Barito Putera)

Namanya mulai terlupakan, tapi performa tetap garang. Tengok saja, Paulo Sitanggang berhasil mengoleksi 30 pertandingan bersama Barito Putera di musim ini.

Padahal, lini tengah Laskar Antasari, julukan Barito, penuh sesak dengan legiun asing dan pemain berpengalaman. Namun, fakta itu tidak menyurutkan tekad Paulo merebut posisi inti.

Bersama Douglas Packer dan Matias Cordoba, Paulo bahu membahu menggalang lini tengah Barito. Pemain berusia 22 tahun tersebut berhasil membawa klubnya mengakhiri musim di peringkat ketujuh.

Gelandang Sayap Kanan: Terens Puhiri (Borneo FC)

Terens Puhiri membuktikan bahwa keputusan Milla meninggalkannya untuk SEA Games 2017 adalah salah. Gelandang Borneo FC tersebut berhasil mempertontonkan permainannya hingga ke penjuru dunia.

Masih ingat dengan aksi sprint Terens ketika melawan Mitra Kukar pada pekan ke-31 lalu? Kualitas pemain berusia 22 tahun tersebut kini diakui oleh klub Eropa. Salah satu peserta Liga Kroasia dikabarkan tertarik untuk mencicipi kualitas Terens. 

Selain kecepatannya yang mendunia, Terens juga memiliki torehan yang aduhai untuk ukuran pemain muda. Dia berhasil menyumbang 6 gol dan 9 assists dari 31 penampilan.

Gelandang Serang: Muhammad Fahmi Al-Ayyubi (Persela Lamongan)

Tokcer di awal, namun melempem di akhir. Muhammad Fahmi Al-Ayyubi sedikit kurang bersinar saat regulasi U-23 dihapus.

Penyerang sayap Persela Lamongan berusia 22 tahun itu begitu menonjol di paruh pertama musim. Mencetak tiga gol dari tujuh pertandingan awal menjadi bukti performanya kala itu.

Namun hingga akhir musim, catatan golnya hanya bertambah satu, menjadi empat. Fahmi pun mengakhiri musim dengan cedera. Tapi, pencapaiannya tetap perlu diberikan apresiasi. 

Sebagai pemain muda, sekaligus tahun pertamanya berkompetisi di sepakbola profesional, perolehan Fahmi terbilang menjanjikan. Sekarang, tergantung bagaimana dirinya bersama Saddil Ramdani bisa menjadi ikon Persela di masa depan.

Gelandang Sayap Kiri: Friska Womsiwor (Persipura Jayapura)

Friska Womsiwor adalah simpanan emas Persipura Jayapura untuk masa depan. Setelah era Boaz Solossa, tim berjuluk Mutiara Hitam itu belum lagi menemukan penyerang setajam kapten tim mereka tersebut.

Pemain berusia 22 tahun tersebut tampil dalam 32 partai sepanjang musim. Perolehannya pun cukup oke untuk seorang pemain muda. Mencetak 7 gol dan 5 assists

Persipura kini tidak perlu khawatir lagi memikirkan calon penerus Boaz. Sebab, Friska adalah harta berharga yang bakal cemerlang pada waktunya jika kualitasnya terus diasah dengan tepat.


3. Lini Depan

Penyerang Gresik United, Arsyad Yusgiantoro.

Penyerang Tunggal: Arsyad Yusgiantoro (Persegres Gresik United)

Sedikit "kotor" sebagai penyerang, namun Arsyad Yusgiantoro juga memiliki talenta menjadi pembobol gawang lawan yang andal.

Torehan 8 kartu kuningnya di musim ini lebih banyak dari catatan golnya yang mencapai 4 buah. Tapi, pencapaian Arsyad tetap menonjol dibanding penyerang muda seangkatannya.

Sebut saja Dendi Sulistyawan (Bhayangkara FC) yang mencetak 2 gol. Bahkan Ahmad Nur Hardianto (Persela) nihil gol di musim ini.

Bermain pada 25 partai di musim ini, Arsyad gagal membantu Persegres Gresik United selamat dari jeratan degradasi. Namun, para peminat tenaga Arsyad tetap banyak.

Arsyad akan meninggalkan Persegres di akhir musim. Madura United dikabarkan akan menjadi pelabuhan Arsyad berikutnya.

Formasi 4-2-3-1:

Kartika Ajie; Alfath Fathier; Dandi Maulana, Ryuji Utomo, Reva Adi Utama; Muhammad Arfan, Paulo Sitanggang; Terens Puhiri, Fahmi Al-Ayyubi, Friska Womsiwor; Arsyad Yusgiantoro.

Timnas Indonesia U-23Timnas IndonesiaLiga Indonesia

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom