x

3 ‘Dosa’ Indra Sjafri Selama Tangani Timnas U-19

Jumat, 10 November 2017 14:04 WIB
Editor: Lanjar Wiratri
Indra Sjafri dan Timnas U-19 saat melakoni latihan.

Dipecatnya Indra Sjafri dari jabatannya sebagai pelatih Timnas U-19 mengejutkan banyak pihak. Padahal sebelumnya, PSSI melalui sang Ketua Umum, Edy Rahmayadi, sempat mengungkapkan akan memperpanjang kontrak pelatih 54 tahun tersebut.

Sebelumnya, pencapaian yang diraih Indra Sjafri bersama Timnas U-19 dianggap cukup memuaskan semenjak ia kembali ditunjuk membesut tim pada Januari 2017 silam. Nyaris satu tahun menjadi juru racik bagi Egy Maulana dkk, Indra dianggap berhasil membentuk tim yang cukup solid.

"Siapa yang mau menghentikan dia. Perkara kontrak itu kan nanti diperpanjang, ya gitu aja kan," ujar Edy Oktober lalu.

Baca Juga

Namun kenyataan justru berbicara lain karena akhirnya PSSI memutuskan untuk memecat Indra Sjafri melalui rapat Executive Committee (Exco) PSSI yang berlangsung di Markas Komando Strategis Angkatan Darat (Makostrad), Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (09/11/17) malam.

"Jika pelatih gagal dan dibiarkan lalu menganggap tidak ada apa-apa, malah bisa jadi preseden buruk," ujar sang sumber seperti diberitakan Jawa Pos. 

Indra Sjafri

Lantas apa alasan masuk akal yang membuat PSSI akhirnya mengubah pikiran untuk tak mempertahankan Indra Sjafri? Berikut INDOSPORT merangkum tiga ‘dosa’ Indra Sjafri yang dilakukannya semasa membesut Egy Maulana Vikri dkk.


1. Tidak Ada Pemain Persipura

Alvian Sanyi, bek Persipura U-19

Gelar juara yang diraih Persipura Jayapura U-19 di ajang Liga 1 U-19 nyatanya menjadi sentilan untuk Indra Sjafri. Pelatih Kepala Persipura U-19, Abdul Manaf, menyindir Indra yang tak memanggil putra Papua untuk bergabung dalam skuat asuhannya.

Padahal, kegemilangan penggawa muda Papua terbukti dengan gelar juara yang mereka raih di ajang Liga U-19. Tim Mutiara Hitam Muda menjuarai Liga 1 U-19 setelah di final menaklukan Persib U-19.

"Masalah pemain tidak ada di Timnas. Saya sudah sampaikan bahwa di timnas sekarang itu cuma timnas jawa. Pak Indra cuma perwakilan tidak langsung datang ke Papua. Kami dari persipura, khususnya jawa kami kecewa. Itu catatan," ujar Abdul Manaf.

Indra Sjafri sebelumnya sempat menjanjikan dirinya akan memanggil dua pemain asal Persipura Jayapura U-19 pada Oktober lalu, namun niatan itu belum terlaksana. Disindir soal keengganan memanggil pemain Papua, Indra pun angkat bicara.

"Kami ada kriteria, siapapun pelatihnya ada empat kriteria, yakni taktik, kemampuan taktikal, fisik dan mental," ujar Indra saat dihubungi wartawan.

"Kemarin saya berkoordinasi dengan Coach Thomas dari Persipura. Untuk saya semua kegiatan sepakbola usia muda pasti saya perhatikan," pungkas Indra.


2. Tak Serius Menangani Tim

Pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-19, Indra Sjafri.

Keputusan pemecatan Indra Sjafri dikeluarkan dalam rapat Executive Committee (Exco) PSSI yang berlangsung di Markas Komando Strategis Angkatan Darat (Makostrad), Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (09/11/17) malam tadi.

Rapat yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, itu membahas beberapa hal termasuk kinerja Indra Sjafri selama membesut Timnas Indonesia U-19. Dilansir dari laman JPNN, salah atu sumber PSSI menyebut jika Indra dianggap gagal.

Entah indikator kegagalan apa yang menjadi dasar utama keputusan pemecatan akhirnya dikeluarkan. Sebagaimana diketahui, Timnas U-19 baru saja kembali dari Korea Selatan usai mengikuti babak kualifikasi Piala Asia U-19 2018 sebagai bagian dari pemanasan karena Indonesia akan menjadi tuan rumah ajang tersebut.

Di babak kualifikasi, Indonesia meraih dua kemenangan fantastis, 5-0 masing-masing atas Brunei Darussalam dan Timor Leste. Namun saying di dua laga penutup melawan Korea Selatan dan Malaysia, Garuda Nusantara menyerah dengan skor telak, 0-4 (vs Korea Selatan) dan 1-4 (vs Malaysia).

Namun yang perlu digarisbawahi, sumber PSSI yang membeberkan alasan pemecatan menyebut jika  pemecatan Indra merupakan bentuk peringatan kepada seluruh pelatih yang dipercayakan untuk menangani timnas untuk bisa lebih serius lagi.

"Karena kalau ada pelatih gagal dan kami biarkan dan menganggap tidak ada apa apa, itu malah bisa menjadi preseden buruk," ungkap sumber tersebut, seperti diberitakan Jawa Pos.


3. Kelemahan Strategi

Pelatih Borneo FC, Iwan Setiawan.

Pelatih Borneo FC, Iwan Setiawan, pernah mengungkapkan kekesalannya terhadap Indra Sjafri. Iwan bahkan menyebut dirinya lebih pantas menangani Timnas U-19 ketimbang Indra yang dianggapnya memiliki banyak kelemahan.

"Karena menurut saya Indra Sjafri tidak pantas menjadi pelatih Tim Nasional. Kurang cocok Indra Sjafri. Iwan Setiawan lebih cocok. Orang gagal terus kok Indra Sjafri," ujar Iwan September lalu.

"Timnas adalah impian dari semua pelatih. Pada saat kita kerja untuk Tim Nasional, di situ ada nilai ibadah yang tinggi. Apalagi jika kerja untuk Timnas U-19 di mana kita membangun pemain muda bukan hanya mengajarkan mereka sebagai pemain sepakbola, tapi mengajarkan mereka sebagai manusia yang baik. Kita ajarkan disiplin, lifestyle yang teratur," jelas Iwan.

Entah mengapa Iwan gemar mengkritisi kinerja Indra Sjafri saat membesut tim. Saat pelatih Sumatera Barat itu menangani Bali United, Iwan juga pernah mengomentarai gaya pelatihan Indra yang dianggapnya lemah.

"Indra Sjafri tidak kuat organisasinya. Hanya mengandalkan fisik, tanpa tempo. Itu lah yang Bang Iwan maksud tim amatir. Bali United pas Piala Presiden 2015 kemarin waktu ketemu Mitra Kukar yang main organisasi bagus, tidak bisa menang, draw. Waktu lawan Arema, dihantam 4-1,” ujar Iwan.

PSSIIndra SjafriTimnas u-19Timnas IndonesiaLiga Indonesia

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom