Manajer MU Sebut Ada Tekanan dan Teror Jelang Laga vs Bhayangkara
Madura United masih belum lapang dada saat menerima kekalahan 1-3 dari Bhayangkara FC. Kekalahan yang memang krusial, lantaran menutup peluang juara bagi Madura United di kompetisi Liga 1 musim ini.
Pihak MU sepertinya memang tak mempermasalahkan terkait hasil akhir kontra Bhayangkara FC. Namun, MU masih gusar terkait faktor non teknis yang sebelumnya dialami, jelang pertandingan dimulai.
- Ricuh Usai Laga, Kapten PSM Makassar Minta Maaf kepada Bali United
- Pelatih Bhayangkara Enggan Berkomentar Perihal 3 Kartu Merah MU
- Setelah FIFA, Netizen Minta Kemenpora Benahi Sepakbola Indonesia
- Dikalahkan Bhayangkara, Begini Kata Pelatih Madura United
- Bentuk Protes, Netizen Indonesia 'Go International' Minta PSSI Dihukum
"Ada beberapa tekanan yang kami rasakan dalam pertandingan ini. Mereka seperti menghalalkan segala cara untuk menang," papar Haruna Soemitro.
Manajer tim Madura United itu menambahkan bahwa sebenarnya laga kontra Bhayangkara FC bahkan nyaris batal digelar. Hal itu karena izin keramaian yang sudah turun beberapa hari lalu, tiba-tiba dicabut dengan alasan yang tidak masuk akal.
"Tiba-tiba Polres Bangkalan mencabut rekomendasi izin terkait pertandingan tadi malam pukul 21:30 tanpa disertai alasan," katanya.
Kejadian itu pun seperti memberi sebuah tekanan, lantaran kepolisian adalah identitas dari klub Bhayangkara FC. Belum lagi, Haruna juga mengakui ada beberapa bentuk teror lanjutan pasca pencabutan izin kepolisian itu secara tiba-tiba.
"Ada seseorang yang tidak perlu saya sebut namanya, ingin kami untuk mengalah. Jika kami berkomitmen, maka izin itu akan lancar," ujarnya.
Maka dari itu, MU pun sangat menyayangkan beberapa kejadian aneh bersifat non teknis itu. Namun, Haruna tetap memberikan selamat kepada Bhayangkara atas kemenangan yang mereka raih.
"Dan, saya ucapkan selamat atas kemenangan Bhayangkara," tutupnya.