Herrie Kaget dengan Wasit Evans yang Memberhentikan Laga
Asisten pelatih Persib Bandung, Herrie Setyawan mengaku kaget dengan keputusan wasit Shaun Evans Roberts yang menghentikan jalannya pertandingan di menit 83 saat menghadapi Persija Jakarta di Stadion Manahan, Solo, Jumat (03/11/17).
Menurut Herrie, pada saat itu pihaknya memanggil anak asuhnya untuk memberikan instruksi, karena Vladimir Vujovic mendapatkan kartu merah. Sehingga untuk menghadapi menit yang tersisa, ia harus mengubah formasi terutama di lini belakang.
Saat tim pelatih sedang berdiskusi dengan pemain, wasit asal Australia tersebut langsung memberhentikan pertandingan dan meninggalkan lapangan menuju ruang ganti.
"Kita gak minta berhenti, komunikasi dari wasit juga gak ada, kita sedang komunikasi dengan pemain. Kejadiannya kan Vlado (mendapat) kartu merah, panggil pemain itu bukan suruh berhenti. Saya panggil untuk mengubah skema pertahanan, karena Vlado dikartu merah," jelas Herrie di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Sabtu (04/11/17).
Jose sapaan akrabnya juga menampik jika timnya kalah WO. Karena posisi anak asuhnya saat itu belum meninggalkan lapangan dan masih berada di dalam garis. Namun, entah kenapa wasit tiba-tiba meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan.
Hal itu membuat semua pemain yang ada di lapangan dan bench Maung Bandung merasa heran dengan keputusan yang diambil oleh wasit untuk memberhentikan laga tanpa berbicara tertebih dulu.
"Vlado juga masih di dalam (lapangan) tahu-tahu wasit langsung tiup peluit. Kita pasti kaget, pemain juga belum keluar dari garis. Justru pemain Persija yang gak ada di sana mereka sudah keluar harusnya yang WO mereka. Kita justru masih ingin main," tegas dia.
Wasit Evans sendiri pada pertandingan tersebut dinilai banyak mengeluarkan keputusan yang kontroversial. Salah satunya adalah tidak menganggap bola sundulan Ezechiel di menit 27 sebagai gol. Padahal, bola tersebut sudah masuk dan menggetarkan jaring gawang, hanya saja bola mantul keluar. Inilah yang kemudian memicu pertandingan menjadi tidak kondusif.