x

Spasojevic di Tengah Rumitnya Liga Serbia yang Pernah Diterpa Perang Rasisme

Kamis, 26 Oktober 2017 12:42 WIB
Editor: Lanjar Wiratri

Striker asal Yugoslavia, Ilija Spasojevic, resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) usai proses naturalisasi panjang yang harus dijalaninya. Penyerang yang kini memperkuat Bhayangkara FC itu diketahui telah menetap di Indonesia semenjak 2011.

Spaso, panggilan akrab Spasojevic, telah memperkuat banyak klub di Indonesia. Pemain berdarah Montenegro itu juga pernah membela beberapa klub Tanah Air seperti PSM Makassar, Mitra Kukar, dan Persib Bandung.

Baca Juga

Spaso juga sempat berkarier di Liga Primer Malaysia dan mengantarkan Melaka United meraih juara dan promosi ke Liga Super Malaysia pada 2016 lalu.

Spasojevic pernah memperkuat klub besar Georgia

Namun, tak banyak yang tahu jika pemain berusia 30 tahun itu mengawali kariernya dengan memperkuat klub yang berlaga di Liga Super Serbia, yakni FK Vojvodina. Spasojevic mengawali langkahnya sebagai psepakbola profesional di usia 17 tahun.

Ia menjadi bagian dari klub yang berlaga di kompetisi kasta tertinggi di negara Serbia. Berikut INDOSPORT memberikan ulasan mengenai Serbian Super League alias Liga Super Serbia yang menjadi langkah awal Spaso sebelum akhirnya kini berkiprah di Tanah Air dan menjadi seorang WNI.


1. Sejarah awal Liga Serbia

Logo Serbian Super League

Serbia dahulu merupakan bagian dari Yugoslavia dan liga sepakbola di negara tersebut sudah dimainkan semenjak awal Perang dunia II. Sempat terjadi konflik di kancah sepakbola Serbia di medio 1929, kala itu terjadi perselisihan yang membuat liga di negara tersebut akhirnya dibubarkan.

Edisi terakhir Liga Yugoslavia dimainkan sebelum Perang Dunia II, yakni pada musim 1939-40. Pada musim berikutnya selama perang, liga Serbia dan Kroasia yang terpisah akhirnya menjadi dua kompetisi yang berbeda.

Berakhirnya Perang Dunia II menjadi awal kebangkitan sepakbola di Yugoslavia. Namun satu per satu wialayah, seperti Makdonia, Kroasia, dan Bosnia Herzegovina memilih memisahkan diri dari Yugoslavia di media 90-an dan mendirikan liga sendiri.

Liga tersebut dinamai FR Yugoslavia dan dibentuk dari klub-klub Serbia dan Montenegro. Saat ada negara yang melepaskan diri, maka nama liga pun berganti kembali.

Pada tahun 2006 Montenegro mengumumkan kemerdekaan, jadi klub Montenegro membentuk liga mereka sendiri, meninggalkan SuperLiga yang baru dibentuk yang akhrinya hanya diperkuat klub-klub Serbia. 


2. Serbian SuperLaegue di tengah konflik negara

Spasojevic pernah memperkuat klub besar Georgia

Yugoslavia sempat diterpa konflik rasisme di medio 90-an yang menjadi salah satu alasan banyaaknya wilayah-wilayah di negara tersebut yang akhirnya memilih merdeka. Perang berciri konflik etnis terjadi   di Republik Federal Sosialis Yugoslavia selama tahun 1990-an hingga awal 2001.

Slovenia, Kroasia, Bosnia, Serbia, Montenegro, dan Albania memutuskan untuk memisahkan diri karena perang Yugoslavia berdampak pada kekacuan ekonomi di negara tersebut. Montenegro, dan Kosovo pada akhirnya memutuskan untuk berpisah dari Serbia karena konflik pembantaian suku yang kembali terjadi.

Kompetisi sepakbola di Serbia mulai bergeliat perlahan paska konflik rasisme yang terjadi di Yugoslavia. Negara boleh terpcah belah, namun tampaknya hal tersebut tak terlalu mempengaruhi geliat Liga Super Serbia.

Serbian SuperLeague menjelma menjadi kompetisi professional meski perang rasisme sempat berkecamuk di negara tersebut. 16 klub berkompetisi di ajang Serbian SuperLeague dengan system promosi dan degradasi yang tentunya berlaku.

SuperLiga dibentuk pada musim panas 2005 sebagai kompetisi liga sepak bola terbaik di Serbia dan Montenegro. Namun sejak musim panas 2006 setelah pemisahan Montenegro dari Serbia, liga tersebut hanya diperkuat klub Serbia.

Semenjak 2015, Serbian Super League disponsori oleh produk bir, Jelen Pivo, dan resmi berlabel Jelen Super Liga. Liga Super Serbia masuk peringkat 27 Liga Eropa dari 54  kompetisi terbesar di Benua Biru oleh Federasi Sepabola Eropa alias UEFA.


3. Kiprah Spaso di Yugoslavia, Serbia, dan Montenegro

Spasojevic membela klub Yunani, Trikala FC, sebelum ke Indonesia

Dilansir laman Goal Indonesia, memulai karier profesional di usia 17 tahun bersama klub Serbia Super League Vojvodina (2004). Pada saat itu, dia bermain bersama mantan penggawa Juventus, Milos Krasic. Klub tersebut juga pernah diperkuat Sinisa Mihajlovic.

Pemain yang musim lalu membela Putra Samarinda itu pernah membela Yugoslavia U-17 dan U-19, mencetak sepuluh gol dari 24 penampilan. Tahun 2006-2007, ia masuk skuat Serbia-Montenegro U-21 dan mengemas tiga gol dari tujuh kali tampil. Terakhir, pada tahun 2007-2008, Spaso hanya mencetak sebiji gol dari empat kali tampil bersama Montenegro U-21. 

Hingga pada 2007, klub raksasa Georgia Dinamo Tbilisi mempatenkan jasa Spasojevic, klub yang pernah menjuarai Piala UEFA (sekarang Liga Europa) pada musim 1980/81 cukup dimanjakan dengan pundi-pundi gol Spaso. Yakni 30 gol dari 61 penampilan di Liga Georgia dan Piala Georgia.

Ilija SpasojevicBhayangkara FC

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom