UEFA Resmi Umumkan 'Kasta' dalam UEFA Nations League
Tentu kita ingat akan rencana Federasi Sepakbola Uni Eropa (UEFA) dalam menciptakan sebuah turnamen bergengsi antar Eropa, untuk menghapus laga persahabatan di benua biru yang dinilai tidak berarti banyak dan mengurangi esensi fight for nation's pride, yang seharusnya menjadi ciri dari pertandingan antarnegara.
Turnamen bergengsi itu dinamakan UEFA Nations League, yang telah diperbincangkan mengenai wacana tersebut sejak awal 2011 lalu. Ide ini tercetus usai rangkaian rapat Top Executive Programme (TEP) yang membahas program kerja apa saja yang akan dijalankan komite UEFA National Team Competitions dalam waktu lima tahun ke depan.
- Ogah Bayar Bonus, Neymar Minta UEFA Usir Barcelona dari Liga Champions
- Dipaksa Bertanding, Barcelona Ingin Tuntut La Liga ke UEFA dan FIFA
- Arsenal Terancam Disanksi, Wenger Damprat UEFA
- Arsenal dan Koln Terancam Sanksi UEFA akibat Kericuhan Fans
- Soal Kasus Neymar, Presiden UEFA Ancam Depak PSG di Liga Champions
Adapun wacana tersebut terpisah dari rapat UEFA General Secretaries di Stockholm tahun 2013 dan rapat strategi UEFA tahun 2014. Jadi bisa disimpulkan bahwa turnamen UEFA Nations League benar-benar murni pemikiran individu, yang diyakini usul pribadi Platini.
Dari hasil rapat demi rapat akhirnya terbentuklah format dan regulasi kompetisi yang diharapkan bisa menambah 'kegembiraan' saat laga internasional. Salah satunya yakni janji yang mengatakan bahwa empat tim terbaik akan mendapat tiket langsung ke Euro 2020.
Kini UEFA secara resmi telah membagi ‘kasta’ dalam Nations League tersebut, yang terbagi menjadi empat liga (A, B, C, dan D). Dalam masing-masing liga tersebut, nantinya terdapat empat grup yang diisi oleh beberapa tim. Jumlah tim berbeda di tiap liga yang ada.
Pembagian sendiri kabarnya didasarkan pada ranking UEFA per November 2017, atau sesaat setelah laga kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa. Maka tak heran kini UEFA telah merilis pembagian tim dalam empat liga tersebut.
Terlihat terdapat 55 negara Eropa yang ditelah ditempatkan ke dalam empat liga. Tim-tim besar macam Jerman, Portugal, Belgia, Spanyol, Prancis, Inggris, Italia, dan Belanda berada di Liga A. Mereka akan ditemani oleh Swiss, Polandia, Islandia, dan Kroasia.
Adapun Liga B diisi oleh Austria, Wales, Rusia, Slovakia, Swedia, Ukraina, Irlandia, Bosnia dan Herzegovina, Irlandia Utara, Denmark, Rep Ceko, dan Turki. Baik di Liga A maupun Liga B nantinya akan terdapat empat grup, yang mana tiap grup diisi oleh tiga tim.
Liga C yang diisi oleh Hungaria, Rumania, Skotlandia, Slovenia, Yunani, Serbia, Albania, Norwegia, Montenegro, Israel, Bulgaria, Finlandia, Siprus, Estonia, dan Lithuania sedikit berbeda dengan yang lainnya. Dalam liga tersebut, akan terdapat empat grup, yang mana satu grup diisi oleh tiga tim. Sisanya? Empat tim.
Liga D paling ramai. Berisikan tim-tim sisa seperti Azerbaijan, Makedonia, Belarusia, Georgia, Armenia, Latvia, Kepulauan Faroe, Luxemburg, Kazakhstan, Moldova, Liechtenstein, Malta, Andorra, Kosovo, San Marino, dan Gilbratar ini akan terbagi dalam empat grup dan akan diisi oleh empat tim pula.
Sebagaimana laiknya sebuah liga, operator turnamen juga memperkenalkan sistem degradasi. Tim-tim yang menempati zona relegasi akan turun kasta. Sementara tim-tim terbaik di tiap liga akan melaju ke babak knockout.
Dilansir dari situs resmi UEFA, pembagian grup sendiri akan dilakukan pada 24 Januari 2018 di Swiss. Pertandingannya pun dibagi menjadi beberapa bagian. Pertandingan antar grup akan dilakukan pada awal September hingga akhir November (jadwal disesuaikan seperti laga persahabatan pada umumnya).
Sementara laga final UEFA Nations League akan dilakukan pada 5 hingga 9 Juni 2019.