x

4 Fakta Ini Indikasikan Timnas U-19 Bisa Juara Piala AFF

Jumat, 15 September 2017 08:19 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Rizky Pratama Putra
Timnas U-19.

Timnas Indonesia U-19 saat ini tengah berjuang di Piala AFF U-18 di Myanmar. Tim Garuda Nusantara akan  berlaga di babak semifinal dan akan menantang Thailand, Jumat (15/09/17) di Stadion Thuwunna, Yangon.

Asnawi Bahar (Timnas Indonesia U-19) mendapat kawalan ketat dari dua pemain Brunei Darussalam.

Menilik perjalanan Timnas U-19 selama babak penyisihan grup B, skuat asuhan Indra Sjafri ini tampil sangat menjanjikan dengan torehan 19 gol dan hanya kebobolan empat kali. Artinya tim ini sangat produktif di mana menempatkan tiga pemain dalam daftar sementara top skor yakni Egy Maulan Vikri (6 gol), Muhammad Rafli Mursalim (4 gol), dan juga Feby Eka Putra (3 gol).

Baca Juga

Menariknya, dibalik catatan impresif tersebut, ada hal yang membuat tim ini memiliki kesamaan dengan skuat Timnas U-19 saat menjuarai Piala AFF U-18 edisi 2013 lalu. Entah kebetulan atau memang takdir, beberapa catatan berikut ini seolah bisa menjawab harapan masyarakat Tanah Air yang ingin melihat Timnas U-19 berjaya.

Apa saja catatan menarik tersebut? Berikut INDOSPORT menyajikan untuk pembaca setia.


1. Dilatih Indra Sjafri, sosok yang memberikan gelar Piala AFF U-19 di 2013

Indra Sjafri dan skuat Garuda Muda Indonesia.

Menarik memang melihat gaya bermain Timnas U-19 saat tampil di Piala AFF U-18 tahun ini. Permainan dari kaki ke kaki dengan operan pendek (biasa dikenal tiki taka) kerap menyulitkan lawan, sehingga catatan statistik selalu menempatkan Indonesia sebagai tim yang menguasai jalannya pertandingan.

Keadaan itu tentu tidak lepas dari peran pelatih Timnas U-19 saat ini yakni Indra Sjafri. Sosok pelatih asal Padang, Sumatera Barat ini pula yang empat tahun silam membuat Indonesia berjaya dengan menjadi juara di Piala AFF U-18 edisi 2013. Bahkan, Indra Sjafri juga masih menggunakan beberapa staf kepelatihan yang sama dengan di tahun 2013 (menurut keterangan PSSI ada 4 orang lain yang membantu Indra Sjafri sejak 2013).

Jika di 2013, Indra Sjafri melahirkan nama-nama beken seperti Evan Dimas, Ilham Udin Armaiyn, Paulo Sitanggang, Hansamu Yama, Putu Gede, dan lainnya, maka tahun ini mantan pelatih Bali United tersebut kembali mengorbitkan nama Egy Mualana Vikri, Feby Eka Putra, Rachmat Irianto, Syahrian Abimanyu, Muhammad Iqbal, Rifad Marasabessy, dan masih banyak lainnya.

Cara Indra Sjafri menemukan bakat-bakat terpendam itu pun masih tetap sama yakni dengan metode 'blusukan'. Hanya ada sedikit perubahan kecil, di mana pada 2013 Indra Sjafri benar-benar harus ke pelosok, maka di tahun ini, pelatih 54 tahun ini sedikit terbantu dengan adanya talent scouting di tiap daerah yang dikunjungi.

Tingkat kepercayaan pada sosok Indra Sjafri juga terbilang tinggi melihat dari besarnya doa dan dukungan yang kerap diberikan masyarakat melalui media sosial. Well, kini Indra Sjafri sudah membuktikan Indonesia bisa ke semifinal, semoga langkah positif tersebut terus berlanjut hingga ke final dan akhirnya mengangkat trofi juara.
 


2. Kemiripan Catatan 'Sejarah' di Piala AFF U-18 tahun 2013 dan 2017

Skuat Timnas U-19.

Entah kebetulan atau tidak, undian babak penyisihan grup Timnas U-19 di 2013 dan 2017 nyatanya sama berada di grup B, hanya saja tahun ini lawan Indonesia lebih sedikit (di 2013 grup B ada enam tim sedangkan tahun ini hanya 5).

Tak berhenti di situ, tiga lawan Timnas U-19 pada babak penyisihan grup di 2013 pun sama persis seperti tahun ini yaitu ada Brunei, Myanmar, dan Vietnam. Uniknya lagi pada 2013, tim Garuda Nusantara juga menang atas Myanmar (skor 2-1, sama persis di tahun ini), dan Brunei serta kalah dari Vietnam, hanya saja skor akhir berbeda, di mana 2013 Indonesia kalah 1-2, sedangkan sekarang 0-3.

Catatan di atas memang sekedar kemiripan, yang mungkin saja juga cuma kebetulan. Tapi, yang pasti kerja keras pemain di lapangan baik di tahun 213 maupun 2017 menjadi pembeda dan patut diacungi jempol. Kini, langkah mereka selanjutnya adalah menaklukan Thailand untuk bisa bermain di partai final sehingga lebih dekat dengan trofi juara yang diidam-idamkan.
 


3. Selebrasi Ikonik, Syujud Sukur Usai Cetak Gol

Selebrasi pemain Timnas U-19 setelah Egy Maulana Vikri cetak gol.

Jika diperhatikan lebih detail, setiap kali pemain Timnas U-19 mencetak gol ke gawang lawan di babak penyisihan grup, ada satu hal yang seakan sudah melekat dengan para pemain yakni selebrasi sujud syukur. Hal ini tentu sudah tidak asing, lantaran sebagian besar pemain memeluk agama Islam.

Pemandangan tersebut juga menjelaskan jika para penggawa muda Garuda Nusantara tak lupa bersyukur atas hasil yang mereka raih di lapangan.

Pujian atas selebrasi sujud syukur tersebut juga mencuri perhatian Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Zulkifli Hasan. Dalam akun Twitter miliknya, Zulkifli tampak terkagum-kagum atas sikap rendah hati yang ditunjukkan para penggawa Timnas U-19 di atas lapangan. 

Ditilik lebih jauh ke belakang, sejatinya selebrasi sujud syukur itu sudah melekat dengan Timnas U-19 saat juara Piala AFF U-18 di tahun 2013. Ketika itu, pemain seperti Evan Dimas, Ilham Udin, dan lainnya selalu melakukan hal itu (biasanya dekat tiang sudut lapangan) usai mencetak gol, maupun meraih kemenangan. 

Bahkan, pelatih Indra Sjafri juga tertangkap kamera bersujud saat Timnas U-19 sukses melakukan tendangan penalti ke gawang Vietnam pada babak adu penalti partai final Piala AFF U-18  2013 yang akhirnya dimenangkan Indonesia.
 


4. Komentator laga masih sama, yakni Valentino Jebret

Valentino Simanjuntak

Hal yang satu ini mungkin saja sedikit bergeser dari area lapangan hijau. Namun, tetap saja keberadaan komentator pertandingan tetap dibutuhkan untuk membuat suasana laga tetap hidup.

Untuk area ini ada nama Valentino 'Jebret' Simanjuntak yang belakangan populer dengan istilah nyeleneh saat memandu jalannya pertandingan. Istilah-istilah di luar sepakbola seperti, jebret, tendangan LDR, umpan cuek, sundulan Garuda Pancasila, dan masih banyak lainnya, seolah menjadi hal yang lumrah saat menonton laga Timnas U-19 di Piala AFF U-18 tahun ini. 

Menariknya, Valentino juga merupakan komentator laga Timnas U-19 saat menjuarai Piala AFF U-18 di 2013. Saat itu ia begitu berapi-api ketika dipercaya menganalisa jalannya partai final antara Indonesia vs Vietnam yang akhirnya dimenangkan Indonesia melalui babak adu penalti dengan skor 7-6. 

Terlepas dari frase kontroversial yang dilontarkan saat memandu pertandingan, ada satu hal yang perlu digaris bawahi dan patut untuk ditiru dari sosok Valentino. Jika anda menonton setiap laga Timnas U-19 di Piala AFF, anda dengan mudah mendengar seruan semangat sekaligus ajakan Valentino pada penonton untuk terus berdoa dan mendukung meskipun hanya bisa menyaksikan dari layar kaca.

Nampaknya Valentio seperti kepingan puzzle yang akan melengkapi perjalanan Timnas U-19 dan juga bisa menjelma menjadi 'hoki' yang susah dijelaskan dengan akal sehat. 
 

Indra SjafriEvan DimasTimnas u-19Valentino SimanjuntakTimnas IndonesiaLiga IndonesiaEgy Maulana VikriPiala AFF U-18 2017

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom