5 Hal yang Akan Dirindukan Man United dari Wayne Rooney
Masa-masa indah Wayne Rooney bersama Manchester United telah berakhir, kini ia 'memilih' kembali ke klub masa kecilnya, Everton. Publik Old Trafford sudah punya Romelu Lukaku, di mana mungkin mereka lupa, Wazza telah berikan banyak pengaruh di Theatre of Dreams.
Semenjak menginjakkan kaki di Manchester, Rooney mewakili semua lambang kepemimpinan. Passion, dedikasi, tanpa pamrih, tak pernah menyerah, Wazza memiliki semuanya. Naik turunnya performansi dia, baik di dalam mau pun di luar lapangan, tak lantas ia absen memberikan lautan kenangan kepada suporter The Red Devils.
Kisah debutnya melawan Fenerbahce, kegilannya menghadapi Newcastle United, gol fantastisnya ketika berhadapan dengan rival Manchester City atau dari tengah lapangan kala mengalahkan West Ham United, banyak yang membekas di benak fans.
Belakangan ini, di era sepakbola modern, makin sulit menemukan seorang pemain yang setia bermain di satu klub setidaknya selama empat hingga lima tahun. Rooney, meski akhirnya pindah juga, telah memberikan semua yang terbaik selama 13 tahun kariernya bersama Manchester United.
Kurun waktu tersebut, tak akan mudah bagi suporter Setan Merah untuk begitu saja melupakan apa yang telah Rooney lewati bersama mereka dalam suka dan duka. INDOSPORT telah merangkum lima hal yang akan dirindukan Man United dan suporternya dari sosok Wayne Rooney:
1. Gairah kepada Sepakbola
Tak ada keraguan lagi soal betapa besarnya gairah Rooney terhadap sepakbola. Ia bernapas sepakbola tiap pagi dan malam. Selama beberapa tahun, sudah banyak penilaian dari dirinya mengenai betapa besar cintanya terhadap si kulit bundar.
"Kita semua tahu pemain-pemain papan atas dunia diberikan gaji yang tinggi, sudah bukan rahasia lagi. Tapi Rooney bersedia digaji 100 euro per pekan, terlihat dari matanya, api di matanya membuatnya pemain terbaik di dunia," kata Lionel Messi.
"Kecintaannya terhadap sepakbola sungguh alamiah, seperti cinta ayah kepada anaknya. Dia tak perlu meyakinkan dirinya bahwa ia cinta sepakbola, karena ia terlahir untuk mencintai sepakbola."
Kata-kata Messi jelas tak bisa dibantahkan, cukup untuk menggambarkan bagaimana gairah Rooney kepada olahraga yang membesarkan namanya. Tiap kali ia berada di atas lapangan, Rooney benar-benar mengerahkan semuanya, seakan-akan dia tenggelam dengan permainan itu, bukan cuma karena pekerjaan saja.
2. Bermain Tanpa Pamrih, Rela Berkorban
Patrick Barclays, seorang penulis yang dalam bukunya menceritakan mengenai hubungan antara Sir Alex Ferguson dengan Wayne Rooney mengisahkan cerita menarik. Disebutkan bahwa pada tahun 2005 silam, Sir Alex pernah meminta Rooney untuk bermain sebagai bek tengah menghadapi Chelsea karena Man United kehabisan stok di posisi tersebut.
Apa yang terjadi?
Pada akhirnya, Sir Alex memang tidak jadi memainkan Rooney sebagai bek, tapi yang ia dapat adalah seorang pemain yang bermain tanpa pamrih, yang rela berkorban demi tim meski harus dipindahposisikan. Hal ini, akhirnya benar-benar terjadi. Penyebabnya? Cristiano Ronaldo.
Saat Setan Merah mendaratkan sang superstar dari Sporting Lisbon, sempat ada pertanyaan mengenai bagaimana Sir Alex menerapkan formasi, atau apakah Sir Alex bakal melepas pakem 4-4-2-nya. Jawabannya yakni memindahkan Rooney dari central striker menjadi penyerang sayap.
Ronaldo kemudian diberikan kebebasan oleh Sir Alex untuk bergerak kemana pun ia mau. Intinya, Rooney mengakomodasi kebutuhan Ronaldo. Pemain lain belum tentu mau melakukan hal tersebut kepada pemain yang bahkan saat itu belum lancar berbahasa Inggris.
3. Fleksibilitas - Bisa Bermain di Banyak Posisi
"Sebagai pesepakbola, ia memiliki segalanya. Dia bisa bermain di dalam, di kiri, kanan, tengah, semuanya. Dia bisa mencetak gol dari dalam, kiri, kanan, tengah, semuanya. Kadang, ia menjadi kiper di sesi latihan," Wes Brown - mantan bek Manchester United.
Membandingkan Rooney dengan Lukaku, Zlatan Ibrahimovic, Marcus Rashford, atau Anthony Martial sekalian, adalah hal yang mustahil. Rashford dan Martial mungkin bisa dimainkan di kiri atau kanan, tapi bukan itu poinnya.
Saat 4-4-2 mulai luntur dan tergantikan dengan 4-2-3-1 atau 4-4-1-1, Rooney dengan cepat beradaptasi sebagai penyerang bayangan. Ia terpaksa memberikan tempat utama sebagai penyerang tunggal kepada Robin van Persie, Dimitar Berbatov, atau Carlos Tevez misalnya.
Kepayahan? Tidak, tetap hebat malah! Saat masih bercduet dengan Ronaldo, Rooney bahkan sanggup mencatatkan 34 gol dalam satu musim. Istimewanya, ia bermain sebagai sayap kiri.
Lalu, ketika Paul Scholes pensiun, bukan Carrick atau Darren Gibson apalagi Ashley Fletcher yang bisa (dan mau) menggantikan peran yang diemban Scholes di kemudian hari, tapi Rooney. Saya asal bicara? Coba tengok laga melawan Aston Villla tahun 2013, saat United memastikan gelar ke-20 Liga Primer Inggris, di mana Rooney beroperasi.
4. Gol-gol Berkelas
Salah satunya adalah golnya ke gawang Manchester City:
5. Kepemimpinan serta Sikap
Laki-laki dilihat dari sikap dan tindakan riil, bukan janji manis saja. Rooney menunjukkan hal tersebut. Suatu hari, saat masih berusia 15 tahun, ia bertemu dengan Jamie Carragher, mantan bek Liverpool, di sebuah toko di Liverpool. Tentu saja, sebagai seorang suporter Everton, aura rivalitas tetap ia perlihatkan sekali pun yang ia hadapi adalah salah satu bek terkuat di Inggris kala itu.
"Saya akan berhadapan dengan kamu dan mencetak banyak gol dalam waktu dekat," ucap Rooney kepada Carragher.
Ketegasan Rooney di atas lapangan, baik itu ketika menjabat sebagai kapten atau tidak telah lama menjadikannya sebagai idola pemain muda di United. Ia berani berduel, ia mengerahkan amarahnya dengan menggebu-gebu, memang terkadang ceroboh, tapi semua orang percaya jika itu adalah passion.
Di luar lapangan, kepemimpinan Rooney terlihat dari bagaimana ia bisa mengawal atau membimbing pemain-pemain asing di Manchester United. Dia membantu banyak sekali pemain seperti Ronaldo, Fabio, Rafael, Patrice Evra, dan masih banyak lagi.
"Dia adalan ciri anak Inggris, semua orang mencintainya. Dia sangat kuat bahkan saya memanggilnya pitbull. Kekuatan Rooney ada pada mental dan fisiknya, dia bukan tipe pemain yang suka mengeluh, apalagi menyerah. Dia fantastis, bagus dalam tim, hobi mencetak gol. Dia banyak membantu saya ketika saya bergabung dengan Man United," Cristiano Ronaldo - Real Madrid.