Juru Gedor Timnas Milik Boaz Solossa atau Lerby Eliandry?
Menghadapi Fiji pada pertandingan persahabatan di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Sabtu (02/09/17), Tim Nasional (Timnas) Indonesia hanya berkekuatan 19 pemain. Dua di antaranya berposisi sebagai striker. Sisanya, pelatih Skuat Garuda, julukan Timnas, Luis Milla Aspas membawa dua kiper, enam bek, dan sembilan gelandang.
Milla memiliki alasan kuat menumpuk pemain di sektor tengah. Katanya, ciri khas permainannya dimulai dari kaki seorang gelandang.
- Perkiraan Formasi Timnas Indonesia Melawan Fiji: Slamet Inti, Lilipaly Supersub
- Mantan Pelatih PSG Ini Merasa Terhormat Tanding Lawan Timnas Indonesia
- Jumpa Timnas Indonesia, Ini yang Ditakuti Pelatih Fiji
- Luis Milla: Satria Tama adalah Kiper Masa Depan Timnas Indonesia
- Bakar Semangat Pemain, PSSI Siap Gelontorkan Bonus untuk Timnas U-19
"Saya ingin kami punya ide yang jelas, pemain tengah itu posisi strategis dan penting dalam permainan. Kami ingin bahwa permainan kami dapat dilihat dan enak ditonton," ucap Milla.
Maka dari itu, arsitek asal Spanyol tersebut hanya mengalokasikan dua porsi untuk lini serang. Kedua pemain yang menjadi pilihan Milla adalah Boaz Solossa (Persipura Jayapura) dan Lerby Eliandry (Borneo FC).
Lantas, siapa yang akan menjadi ujung tombak dalam formasi 4-2-3-1 kesukaan Milla? Boaz memiliki peluang yang sangat besar. Mengingat, dirinya merupakan pemain yang paling senior dalam segi caps di dalam tim. Apalagi, statusnya merupakan kapten Timnas pada Piala AFF 2016 lalu.
Namun, jangan kesampingkan sosok Lerby. Penyerang berusia 25 tahun memiliki catatan gol yang lebih baik dari Boaz di kompetisi Gojek Traveloka Liga 1. Jika Boaz telah mengukir lima gol, Lerby sudah sembilan kali menjebol gawang lawan.
Lerby juga menobatkan diri sebagai pemain lokal tersubur hingga pekan ke-22 Liga 1. Ada pun Boaz, bersama Slamet Nurcahyo, memimpin daftar pencetak assis terbanyak dengan torehan delapan.
Melihat dari permainan Timnas U-22 selama SEA Games 2017, Milla kerap menerapkan strategi menyerang lewat lini tengah, kemudian ke sayap, serta diakhiri dengan umpang lambung menuju striker tunggal. Apabila pelatih berusia 51 tahun tersebut masih setia dengan skema itu, maka sosok Lerby pantas untuk menghuni satu pos di lini depan.
Bila pun Lerby yang dipasang menghadapi Fiji, Milla tidak bisa menyingkirkan Boaz begitu saja. Sang pemain di musim ini lebih aktif menopang rekan-rekannya berangkat dari perolehan assistnya. Maka dari itu, menempatkan Boaz sebagai winger kanan, kiri, atau pun di belakang Lerby dapat menjadi opsi alternatif Milla.
Boaz memiliki permainan yang sangat liar. Di Persipura pun, dia diberi kebebasan dalam berekspresi posisi. Menjadi striker tunggal di lini depan bukan tempat yang nyaman untuk Boaz. Untuk itu, bereksperiman dengan memainkan Lerby dan Boaz secara berbarengan bukan mustahil untuk Milla terapkan.