x

3 Layanan Buruk Panpel SEA Games 2017 ke Timnas Indonesia

Minggu, 20 Agustus 2017 17:48 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung

Performa Timnas Indonesia U-22 dalam ajang SEA Games 2017 hingga saat ini masih menunjukkan nilai positif. Bagaimana tidak, dari tiga laga yang sudah dijalani, mereka tercatat belum pernah sekali pun merasakan kekalahan.

Ya, saat bermain menghadapi Thailand di laga perdana pada 15 Agustus 2017, Indonesia mampu bermain imbang dengan skor 1-1. Sementara kala bertemu dengan Filipina, Indonesia mengemas kemenangan besar dengan skor 3-0. Kemudian Indonesia juga berhasil menumbangkan Timor Leste dengan skor 1-0 pada laga yang baru saja berlangsung.

Skuat Timnas Indonesia U-22 tengah berlaga dalam SEA Games 2017.

Atas hasil dari tiga pertandingan itu sendiri, tim besutan pelatih Luis Milla tersebut, kini dapat bernapas lega dengan berstatus pemuncak klasemen sementara Grup B dengan koleksi 7 poin. Namun posisi ini masih mungkin berubah, mengingat Vietnam yang sebelumnya berada di puncak klasemen baru akan bertanding malam nanti melawan Filipina.

Terlepas dari prestasi gemilang Evan Dimas dkk tersebut, teryata terselip kisah-kisah perjuangan yang harus mereka alami. Bukan saat mereka mengikuti pemusatan latihan atau seleksi, melainkan ketika mereka berada di Kuala Lumpur, Malaysia.

Baca Juga

Sejumlah permasalahan dan polemik muncul dan harus dialami oleh Timnas U-22 selama berada di Malaysia. Parahnya, masalah itu bukan berasal dari pihak Indonesia, melainkan datang dari pihak penyelenggara.

Berikut INDOSPORT sajikan informasi mengenai tiga perlakuan buruk yang harus dirasakan Timnas Indonesia selama berjuang dalam SEA Games 2017:


1. Bus ke Tempat Latihan Nyasar dan Mogok

Suasana latihan Timnas Indonesia U-22.

Perlu diketahui selama mengikuti ajang SEA Games 2017, para pemain Timnas Indonesia wajib menempuh jarak yang sangat jauh dari tempat menginap ke tempat latihan di Stadion UKM, yakni mencapai 32 kilometer lebih.

Timnas Indonesia U-22 pun memutuskan untuk menjalani latihan di lapangan Padang Kelab Aman yang rumputnya sama dengan di Stadion Shah Alam yakni menggunakan rumput berjenis cow grass.

Jarak jauh yang harus ditempuh itu pun semakin diperparah dengan kenyataan bahwa beberapa kali supir bus yang disediakan pihak penyelenggara tersasar, seperti yang diungkapkan salah satu penggawa Timnas, Gavin Kwan Adsit.

"Dari hotel ke sini jauh sekali, tapi yang tidak menyenangkan adalah kami harus tersasar dulu di jalan," ungkap Gavin seperti dikutip dari Bola.

Tidak hanya supir yang bermasalah dengan arah lokasi ke tempat latihan, bus yang ditumpangi para pemain pun tidak kalah bermasalah.

Puncaknya terjadi saat para pemain hendak pulang ke hotel usai latihan di Lapangan Kelab Aman. Para pemain diangkut menggunakan beberapa mobil yang berukuran lebih kecil.

Selidik punya selidik, pergantian transportasi yang digunakan para pemain itu terjadi lantaran bus yang sebelumnya mereka gunakan mengalami kerusakan dan tidak bisa beroperasi.


2. Tidak Dapat Makan di Hotel

Bima Sakti memberikan beberapa kue kepada para penggawa Timnas U-22.

Setelah menjalani latihan yang menguras stamina di lokasi yang jauh dari penginapan, wajar bila para pemain Timnas Indonesia U-22 merasa lapar dan ingin segera menyantap makan ketika tiba di hotel.

Sayangnya, pada Sabtu (19/08/17) kemarin, para pemain Timnas U-22 harus dibuat menahan lapar lebih lama lantaran makanan di Hotel Royale Chulan Bukit Bintang, sempat habis.

Hal itu pertama kali diketahui oleh Dokter Timnas U-22, Syarief Alwi, saat hendak memeriksa santapan yang akan dikonsumsi oleh para pemain. Namun, saat hendak memeriksa makanan, baki-baki di atas meja ternyata sudah kosong.

Setelah diselidiki ternyata pihak hotel sudah membawa masuk semua makanan karena berpikir tidak ada lagi pemain yang akan makan malam. Setelah mendengar hal tersebut, para koki hotel langsung bergegas memasak makanan untuk pemain Timnas U-22.

Setelah hampir menunggu satu jam, akhirnya para pemain bisa makan pada pukul 22:00 waktu setempat. Biasanya, pada jam segitu, para pemain sudah diinstruksikan untuk tidak melakukan kegiatan apa-apa lagi dan langsung beristirahat.


3. Tidak Diberi Kesempatan Uji Coba Lapangan Pertandingan

Stadion Majlis Perbandaran Selayang, Malaysia.

Di laga ketiga babak penyisihan Grup B, Timnas Indonesia dijadwalkan berhadapan dengan Timor Leste. Berbeda dari pertandingan sebelumnya saat melawan Thailand dan Filipina, Indonesia tidak akan bermain di Stadion Shah Alam, melainkan di Stadion Majlis Perbandaran Selayang.

Umumnya, sebelum pertandingan dimulai, kedua kesebelasan yang bertanding akan diberi kesempatan untuk melakukan latihan di stadion sebagai bentuk adaptasi.

Sayangnya, hal tersebut secara mengejutkan sama sekali tidak didapat oleh Timnas U-22. Hal itu seperti diungkapkan oleh manajer Timnas, Endri Erawan.

"Kami mempertanyakan kepada panitia kenapa tak ada sesi uji lapangan," tuturnya singkat kepada awak media.

Kondisi itu sendiri jelas sangat merugikan pihak Indonesia lantaran tidak bisa beradaptasi baik dengan lapangan. Berbeda dengan Timor Leste yang sebelumnya sudah dua kali merasakan pertandingan di Stadion Majlis Perbandaran Selayan.

SEA GamesMalaysiaTimnas U-22Timnas IndonesiaSEA Games 2017Liga Indonesia

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom